AbstrakKegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru Pendidikan Agama Islam (PAI) jenjang Sekolah Dasar di Kabupaten Garut dalam pemanfaatan teknologi untuk evaluasi pembelajaran. Pelatihan dilaksanakan selama tiga hari dengan pendekatan campuran (luring, daring sinkron, dan asinkron), mencakup penguatan konseptual, praktik aplikasi digital, dan pendampingan implementatif. Materi pelatihan meliputi evaluasi pembelajaran PAI dalam konteks kurikulum nasional, pemanfaatan teknologi, serta praktik penggunaan Google Workspace for Education, Quizizz, H5P, dan Wordwall. Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan signifikan dalam tingkat penguasaan peserta terhadap seluruh materi pelatihan, dengan skor posttest mencapai 80–90%. Selain itu, tingkat kepuasan peserta terhadap penyelenggaraan pelatihan berada di atas 82% pada seluruh dimensi, dengan skor tertinggi pada kualitas fasilitator (97%) dan kepuasan umum (94%). Kendala seperti keterbatasan perangkat, literasi digital yang beragam, dan beban kerja guru berhasil diatasi melalui strategi adaptif, termasuk penyediaan materi offline, pendekatan bertahap (scaffolded learning), dan pemanfaatan aplikasi gratis. Kegiatan ini tidak hanya meningkatkan kompetensi individu peserta, tetapi juga memperkuat kapasitas kelembagaan mitra, serta membuka ruang bagi transformasi budaya evaluasi pembelajaran yang lebih adaptif dan berbasis teknologi. Model pelatihan ini berpotensi untuk direplikasi di jenjang pendidikan lain sebagai bagian dari strategi peningkatan mutu pendidikan agama Islam di era digital. Kata kunci: pengabdian kepada masyarakat; guru PAI; evaluasi pembelajaran; teknologi pendidikan; Kabupaten Garut. Abstract This Community Service Program aimed to enhance the competencies of Islamic Education (PAI) teachers at the elementary level in Garut Regency, focusing on the use of technology for learning assessment. The training was conducted over three days using a blended approach—combining in-person sessions, synchronous online meetings, and asynchronous assignments. The materials covered included the role of PAI in the national curriculum, assessment concepts and practices, and hands-on training in digital tools such as Google Workspace for Education, Quizizz, H5P, and Wordwall. Evaluation results indicated a significant improvement in participants’ mastery of the training content, with posttest scores ranging from 80% to 90%. Participant satisfaction was also notably high, with all dimensions scoring above 82%, and the highest ratings given to facilitator quality (97%) and overall satisfaction (94%). Challenges such as limited access to devices, varying levels of digital literacy, and teachers’ workload were effectively addressed through adaptive strategies, including offline materials, scaffolded learning, and the use of free, open-source applications. This program not only improved individual competencies but also strengthened institutional capacity and fostered a more adaptive, data-driven culture of assessment in Islamic education. The training model has strong potential for replication at other educational levels as part of broader efforts to improve the quality of Islamic education in the digital era. Keywords: community service; islamic education teachers; learning evaluation; educational technology; Garut Regency