Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Perbedaan Indeks Debris Sebelum dan Sesudah Konsumsi Buah Pir Pada Anak 7-9 Tahun Pamewa, Kurniaty; Febriany, Mila; Hasanuddin, Nur Rahmah; Mattalitti, St. Fadhillah Oemar; Bachtiar, Rachmi; Saputri, Iin Indriani
Sinnun Maxillofacial Journal Vol. 2 No. 02 (2020): Oktober 2020
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (522.581 KB) | DOI: 10.33096/smj.v2i02.57

Abstract

Pendahuluan. Salah satu faktor pendukung yang menyebabkan terjadinya karies gigi yaitu debris atau sisa-sisa makanan yang menempel pada gigi. Buah pir (Pyrus communis) juga mengandung senyawa katekin yang mampumenghambat perlekatan bakteri Streptococcus mutans pada pembentukan gigi serta mendenaturasi protein sel bakteri sehingga bakteri tersebut mati. Tujuan. Untuk mengetahui perbedaan indeks debris sebelum dan sesudah konsumsi buah pir pada anak usia 7-9 tahun di SD Inpres Tidung Makassar. Bahan dan Metode. Pra eksperimental dengan rancangan penelitian menggunakan pretest-posttest one groups only dan pengambilan sampel dengan purposive sampling. Populasi penelitian adalah siswa-siswi SD Inpres Tidung Makassar pada usia 7-9 tahun. Hasil. Penelitian dengan menggunakan uji Wilcoxon didapatkan hasil rata-rata indeks debris sebelum konsumsi buah pir 1.474 (SD=±0.447) dan sesudah konsumsi buah pir 0.340 (SD=±0.298). Hasil uji Wilcoxon mendapatkan 0,000 (p<0,05) hal ini menandakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan p-value yang diperoleh lebih kecil dari 0,05 artinya terdapat perbedaan indeks debris sebelum dan sesudah konsumsi buah pir pada anak usia 7-9 tahun. Kesimpulan. Terdapat perbedaan indeks debris sebelum dan sesudah konsumsi buah pir pada anak usia 7-9 Tahun di SD Inpres Tidung Makassar.
Efektivitas Ekstrak Etanol Tanaman Sarang Semut Terhadap Daya Hambat Bakteri Fusobacterium nucleatum (In Vitro) Astuti, Lilies Anggarwati; Anas, Risnayanti; Hasanuddin, Nur Rahmah; Pamewa, Kurniaty; Chotimah, Chusnul; Ridha, Desy Angraini Putri
Sinnun Maxillofacial Journal Vol. 2 No. 01 (2020): April 2020
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (636.652 KB) | DOI: 10.33096/smj.v2i01.65

Abstract

Pendahuluan: Periodontitis didefinisikan sebagai penyakit radang pada jaringan pendukung gigi yang disebabkan oleh mikroorganisme spesifik yang mengakibatkan kerusakan progresif ligamen periodontal dan tulang alveolar. Periodontitis dimulai setelah akumuluasi bakteri gram-negatif anaerob dalam plak subgingival, Fusobacterium Nucleatum merupakan bakteri anaerob gram negatif yang menghuni rongga mulut dan dapat memainkan peran penting dalam pembentukan biofilm gigi dan penyakit periodontal. Tumbuhan Sarang Semut juga mengandung senyawa-senyawa kimia dari golongan fenolik seperti Flavonoid dan Tannin yang memiliki kemampuan sebagai antiinflamasi, antibakteri, antioksidan, dan antivirus dan selain itu obat herbal efektif dalam mengendalikan plak, mikroba di gingivitis, penyembuhan luka, dan periodontitis. Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui efektivitas ekstrak etanol tanaman Sarang Semut (Myrmecodia Pendens) terhadap daya hambat bakteri Fusobacterium Nucleatum. Bahan dan Metode: Bahan yang digunakan pada penelitian ini fusobacterium nucleatum dan tanaman sarang semut dengan konsentrasi 20%, 40%, 60%, dan 80%. Penelitian ini menggunakan metode True Eksperimental Laboratorium dengan Post Test Only Control Design. Hasil: Hasil penelitian yang dilakukan bahwa larutan ekstrak etanol tanaman Sarang Semut (Myrmecodia pendens) konsentrasi 20% memiliki rata-rata zona daya hambat bakteri 17,10 mm dengan besar standar deviasi 1,07 mm, konsentrasi 40% memiliki rata-rata diameter zona daya hambat bakteri 19,24 mm dengan standar deviasi0,35 mm, konsentrasi 60% memiliki rata-rata diameter zona daya hambat bakteri 19,90 mm dengan standar deviasi 0,22 mm, dan konsentrasi 80% memiliki rata-rata diameter zona daya hambat bakteri 21,91mm dengan standar deviasi 2,20 mm. Kesimpulan: Ada efektivitas ekstrak etanol tanaman Sarang Semut dengan konsentrasi 20%, 40%, 60% dan 80% dalam menghambat pertumbuhan bakteri Fusobacterium Nucleatum.
Efektivitas Madu Hutan (Apis dorsata) Dalam Menghambat Pertumbuhan Bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans Hasanuddin, Nur Rahmah; Mattulada, Indrya Kirana; Hasanah, Azizah Uswatun
Sinnun Maxillofacial Journal Vol. 5 No. 02 (2023): Oktober 2023
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/smj.v5i02.116

Abstract

Pendahuluan : Aggregatibacter actinomycetemcomitans merupakan bakteri patogen jaringan periodontal dan dapat menjadi etiologi inflamasi pada periodonsium. Bakteri ini dengan cepat mendegradasi jaringan mulai dari ligamen sampai tulang alveolar. Penggunaan bahan alami umumnya dianggap lebih efektif dibandingkan dengan obat modern, dikarenakan obat herbal dapat meminimalisir efek samping penggunaan obat kimia saat dikomsumsi. Salah satu bahan herbal yang dikenal dapat menghambat pertumbuhan bakteri pada penyakit periodontal yaitu madu. Madu hutan mengandung banyak senyawa yang dapat dijadikan sebagai antibakteri yaitu tekanan osmosis, keasaman dan inhibine. Selain itu, terdapat pula kandungan fenol, komponen peroksida dan non-peroksida, serta pH yang rendah sehingga dapat bersifat bakteriostatik dan bersifat bakterisidal. Tujuan penelitian : Untuk mengetahui bagaimana efektivitas madu hutan (Apis dorsata) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans. Bahan dan Metode : Penelitian ini menggunakan uji eksperimental secara in vitro dengan menggunakan teknik disc difussion dengan tipe post test only control design. Uji statistik yang digunakan adalah uji Analisis of Varians (ANOVA). Adapun sampel pada penelitian ini terdiri dari 24 sampel. Hasil : Hasil penelitian ini menunjukkan diameter zona daya hambat bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans pada madu hutan (Apis dorsata) konsentrasi 80% sebesar 13,433 ± 8,936 pada madu hutan (Apis dorsata) konsentrasi 85% sebesar 14,783 ± 5,702 diperoleh nilai hasil p-value sebesar (p<0,01) artinya bahwa terdapat perbedaan yang signifikan. Kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan madu hutan (Apis dorsata) pada konsentrasi 80% dan 85% efektif dalam menghambat bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans.