Masa remaja merupakan fase transisi penting yang kerap menimbulkan ketegangan emosional akibat perubahan biologis dan sosial yang cepat. Ketidakmampuan remaja dalam mengelola emosi dapat menimbulkan sikap negatif, seperti menurunnya empati dan kesadaran sosial. Dalam konteks pendidikan Buddhis, latihan merenungkan Ānāpānasati diyakini mampu menumbuhkan kesadaran diri serta keseimbangan emosional melalui pengamatan napas yang terarah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh praktik meditasi Ānāpānasati terhadap perkembangan kecerdasan emosional siswa beragama Buddha di SMA Swasta Bodhicitta Medan. Pendekatan kuantitatif digunakan dengan penyebaran kuesioner kepada 100 siswa kelas XII. Data dianalisis menggunakan regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ānāpānasati berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kecerdasan emosional, dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,873 dan nilai thitung 9,798, lebih tinggi dari t tabel 1,661 (p<0,05). Nilai koefisien determinasi (R²) sebesar 0,495 menunjukkan bahwa 49,5% variasi kecerdasan emosional dipengaruhi oleh praktik pengeditan, sementara sisanya 50,5% dipengaruhi faktor lain. Temuan ini menegaskan bahwa latihan Ānāpānasati efektif dalam memperkuat kesadaran diri, pengendalian emosi, serta kemampuan interpersonal siswa. Secara praktis, hasil penelitian ini merekomendasikan integrasi kegiatan konversi ke dalam proses pembelajaran sebagai sarana pengembangan karakter dan kesejahteraan psikologis peserta didik dalam pendidikan Buddhis.