Penelitian ini didorong oleh rendahnya keterlibatan dalam membaca di kalangan siswa, yang menunjukkan ketidakpedulian yang nyata terhadap program literasi yang ditawarkan di lembaga pendidikan. Sejumlah besar siswa mengungkapkan kebosanan ketika diminta membaca oleh guru mereka, menunjukkan preferensi untuk bermain game daripada literatur. Situasi ini memerlukan perhatian mendesak terhadap kemanjuran inisiatif literasi sekolah dan kualitas layanan perpustakaan dalam memelihara minat membaca. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi dampak program gerakan literasi dan kualitas layanan perpustakaan terhadap minat baca siswa. Dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif, sampel terdiri dari 72 siswa sekolah menengah dari kelas X, yang dipilih melalui teknik pengambilan sampel jenuh. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner tertutup, diikuti oleh analisis melalui uji asumsi klasik, regresi linier sederhana dan berganda, serta penilaian validitas dan reliabilitas instrumen. Temuan penelitian mengungkapkan bahwa: (1) program gerakan literasi secara positif dan signifikan memengaruhi minat baca siswa (t = 5,539; p = 0,000); (2) kualitas layanan perpustakaan juga memiliki dampak positif dan signifikan terhadap minat baca (t = 2,782; p = 0,007); dan (3) jika dipertimbangkan secara bersama-sama, kedua variabel tersebut secara signifikan memengaruhi minat baca siswa (F = 63,454; p = 0,000). Koefisien determinasi yang disesuaikan (Adjusted R²) sebesar 0,638 menunjukkan bahwa 63,8% variasi minat baca dapat dikaitkan dengan kedua variabel tersebut, sementara 36,2% dipengaruhi oleh faktor lain di luar cakupan penelitian ini. Temuan ini menggarisbawahi pentingnya peningkatan program literasi dan peningkatan kualitas layanan perpustakaan untuk menumbuhkan budaya membaca yang kuat di kalangan siswa.