Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

IDEOLOGI DALAM KUMPULAN SURAT R. A. KARTINI PADA TAHUN 1899-1904: ANALISIS WACANA KRITIS Anugraheny, Rahma
Journal of Scientech Research and Development Vol 6 No 2 (2024): JSRD, December 2024
Publisher : Ikatan Dosen Menulis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56670/jsrd.v6i2.466

Abstract

Permasalahan gender ada karena adanya ketidakadilan dan diskriminasi antara laki-laki dan perempuan. Ketidaksetaraan gender tersebutlah yang membuat R. A. Kartini berusaha menuntut kesetaraan hak-hak antara laki-laki dan perempuan dalam hal pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ideologi R. A. Kartini dalam kumpulan suratnya pada tahun 1899-1904. Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis wacana kritis menurut Sara Mills yang menggambarkan kecenderungan dalam menampilkan perempuan. Metode yang digunakan yaitu metode deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini berupa surat-surat R. A. Kartini dari tahun 1899-1904 yang berjumlah 119 surat. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa ideologi R. A. Kartini berawal saat ia membandingkan budaya Bangsa Timur dan Barat, serta pengaruh budaya Barat yang menggeser budaya Jawa. Perjuangan R. A. Kartini diekspresikan dengan berbagai cara, salah satunya dengan menulis. Kartini yakin bahwa ia mampu untuk mengubah bangsanya menjadi lebih baik seperti yang telah ia cita-citakan. Terbukti, saat ini perempuan dapat memperoleh pendidikan dengan mudah, berkarir sesuai dengan keinginan dan kompetensi, serta mengekspresikan dirinya di luar rumah. Jika melihat perkembangan pada masa kini, maka perjuangan R. A. Kartini telah berhasil mendapatkan keadilan bagi perempuan.
Narasi Ekosemiotik Kultural dalam Novel Tanjung Kemarau Karya Royyan Julian: Resistensi Budaya dan Advokasi Lingkungan di Madura Efendi, Agik Nur; Ahmadi, Anas; Indarti, Titik; Hamdiah, Magfirotul; Kusyani, Diah; Mirna, Wa; Nurjanah, Siti; Anugraheny, Rahma
GHANCARAN: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia SPECIAL EDITION: LALONGET VI
Publisher : Tadris Bahasa Indonesia, Fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam Negeri Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/ghancaran.vi.21446

Abstract

This study examines the novel Tanjung Kemarau by Royyan Julian through an ecosemiotic perspective to explore cultural resistance and environmental advocacy in Madura Island. The primary focus of this research is how cultural symbols and narratives in the novel reflect the close relationship between the local community and the environment, particularly the mangrove forests. Using a descriptive qualitative approach, this study analyzes the symbolism and meanings related to ecological and cultural issues in the novel. The findings show that mangrove forests are not only viewed as physical ecosystems but also as sacred spaces revered by the community. Mystical figures such as Nyai Rasera and the village cleansing rituals are depicted as part of the community's efforts to preserve the environment and resist commercial exploitation. The novel serves as a form of resistance against environmentally destructive modernization practices, while also acting as an advocacy tool emphasizing the importance of preserving cultural values in ecological conservation. This research enriches the discourse of ecosemiotics in Indonesian literary studies and highlights the potential of literature as a medium for culturally-based environmental advocacy.