Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

POTENSI BANGUNAN PUBLIK SEBAGAI TEMPAT EVAKUASI SEMENTARA PADA SAAT BENCANA ERUPSI GUNUNG MERAPI ., Khaerunnisa; Wulan, Anggun Septin Kartika; Satya, Ida Ayu Putri
Jurnal Arsitektur Komposisi Vol 12, No 3 (2019): Jurnal Arsitektur KOMPOSISI
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (921.573 KB) | DOI: 10.24002/jars.v12i3.2186

Abstract

Abstract: Mount Merapi is one of the most active volcanoes in the world that has a periodic eruption cycle between two to seven years. This condition forced the community be prepared and had to evacuate periodically. Communities were evacuated to public buildings such as barracks, village halls, multipurpose buildings and sports buildings that were not originally designed  for temporary evacuation shelter. The National Disaster Management Agency (BNPB) has set a standard for minimum needs related to evacuation buildings as stated in Perka BNPB No. 7 of 2008 concerning Guidelines for providing assistance to meet the basic needs of disaster victims in a coordinated, effective and accountable manner. This study aims to see the degree of physical suitability of public buildings as temporary evacuation shelter based on standards. The study was conducted on 30 public buildings in Cangkringan District, Sleman Regency, DIY. This study found that government buildings such as village hall and sub-district offices have high potential to be utilized as temporary evacuation shelter in the term of capacity and accessibility. Nevertheless, the addition of facilities such as fire protection, bathrooms need to be added to adjust to the existing capacity. Supervision and integrated planning in building public facilities, including self-funded religion facilities that accommodate the needs of temporary evacuation shelter is esential for functioning the public building as temporary evacuation shelter.   Kata Kunci: Public building, temporary evacuation shelter, natural disaster, feasibilityAbstrak: Gunung Merapi adalah satu gunung api teraktif di dunia yang memiliki siklus erupsi berkala antara dua hingga tujuh tahun sekali. Kondisi ini mengakibatkan masyarakat harus mengungsi secara periodik. Masyarakat diungsikan ke bangunan publik seperti barak, balai desa, gedung serbaguna dan gedung olahraga yang tidak dirancang sebagai bangunan evakuasi sementara. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah mengatur standar kebutuhan minimal terkait bangunan evakuasi sesuai yang tertuang pada Perka BNPB No. 7 Tahun 2008 Tentang Pedoman Tata Cara Pemberian Bantuan Pemenuhan Kebutuhan Dasar sebagai panduan dalam pemberian bantuan guna memenuhi kebutuhan dasar korban bencana secara terkoordinasi, efektif, dan akuntabel. Penelitian ini bertujuan melihat derajat kesesuaian fisik bangunan publik sebagai bangunan evakuasi berdasarkan standard yang telah ada. Penelitian dilakukan pada 30 bangunan publik yang terdapat di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, DIY. Pada penelitian ini ditemukan, bangunan pemerintahan (balaidesa dan kantor kecamatan) memiliki potensi yang tinggi dialihfungsikan menjadi bangunan evakuasi sementara. Fasilitas proteksi kebakaran dan kamar mandi perlu ditambahkan sesuai dengan kapasitas yang direncanakan. Pengawasan dan perencanaan terpadu dalam membangun fasilitas publik yang mengakomodasi persyaratan sebagai tempat evakuasi sementara sangat penting untuk memfungsikan bangunan publik sebagai tempat evakuasi sementara.Kata Kunci: bangunan publik, tempat evakuasi sementara, bencana alam, kelayakan
Penerapan Pendekatan Saintifik Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Aris, Riski; ., Khaerunnisa; ., Annisa
PINISI :Journal of Teacher Professional Vol 5, No 2 (2024): Agustus
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/tpj.v5i2.63229

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan informasi dan membahas tentang Penggunaan Pendekatan Saintifik Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada mata pelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas I SD UPT SPF SD Inpres Unggulan BTN Pemda. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan di UPT SPF SD Inpres Unggulan BTN Pemda. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2023 - 2024, yang dimulai pada bulan Maret 2024. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas I A yang berjumlah 38 orang. Prosedur penelitian terdiri dari dua siklus dengan empat tahap peneletian mulai dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode pengumpulan data memakai metode observasi dan tes. Jenis datanya ialah data kuantitatif. Berdasarkan hasil penelitian dinyatakan bahwa siklus I hasil belajar siswa memperoleh rata-rata ketuntasan belajar adalah 71,44%, kemudian siklus II memperoleh rata-rata ketuntasan belajar adalah 85,52%. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa hasil belajar Bahasa Indonesia dapat meningkat setelah menerapkan pendekatan saintifik di kelas IA UPT SPF SD Inpres Unggulan BTN Pemda. Kata kunci: Pendekatan Saintifik,  Hasil Belajar, Bahasa Indonesia
Pemetaan Risiko Bencana Bangunan Museum Benteng Vredeburg dengan Metode Town Watching ., Khaerunnisa; Kristi, Inesza Cahya; Leksono, Soesilo Boedi
Jurnal Atma Inovasia Vol. 5 No. 5 (2025)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/jai.v5i5.11373

Abstract

Makalah ini mengeksplorasi proses pemetaan risiko untuk Museum Benteng Vredeburg di Yogyakarta, Indonesia, dengan menggunakan metode Town Watching untuk mengatasi kerentanan bangunan warisan budaya terhadap bencana alam. Makalah ini menekankan pentingnya strategi mitigasi yang efektif dan mengusulkan pengembangan alat penilaian mandiri untuk pemetaan risiko bencana. Studi ini menggunakan metodologi Waterfall, yang melibatkan tahap perencanaan, analisis, desain, implementasi, dan verifikasi, didukung oleh tinjauan literatur dan observasi lapangan. Temuan penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan bencana dan perlindungan warisan budaya, serta menawarkan referensi untuk museum sejarah serupa. Penelitian ini menyoroti pentingnya penilaian risiko bencana yang komprehensif.
Pelibatan Mahasiswa dalam Pemetaan Visitor dan Potensi Wisata di Kompleks Percandian Plaosan ., Khaerunnisa; Sakti, Gerland Biworo; Putri, Veronica Clarysta; Angelica, Michelle Natasha; Gumawang, Yos Risang Abdi
Jurnal Atma Inovasia Vol. 5 No. 6 (2025)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/jai.v5i6.12322

Abstract

Field-based learning activities are an integral part of developing architectural students’ competencies, especially in the field of cultural tourism and heritage conservation. This paper describes students’ experiences in mapping visitors and tourism potential at the Plaosan temple complex. The focus is on the learning process involving field observation, primary data collection through surveys and interviews, and the analysis of spatial and activity potentials. Through participatory and collaborative approaches, students applied theories of tourism and cultural heritage conservation in real contexts while enhancing their skills in data collection and spatial mapping. This documentation of student activities is expected to serve as a reference for community-based and conservation-oriented field learning methods applicable in architectural education.