Perkembangan teknologi penginderaan jauh baik dari resolusi spasial dan temporal mampu digunakan mendeteksi keberadaan hutan mangrove baik dari luasan dan pola sebaran mangrove. Semakin rusaknya kondisi mangrove, maka data dan informasi mengenai kondisi mangrove di berbagai kawasan di Indonesia perlu dikaji untuk keperluan pengelolaan mangrove yang berkelanjutan, sehingga fungsi ekologisnya dapat tetap terjaga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan luas, kerapatan vegetasi serta jenis vegetasi hutan mangrove di Desa Nisombalia Kab. Maros. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder citra digital Landsat 7 ETM+ dan Landsat 8-LDCM. Tahap identifikasi mangrove dilakukan dengan menggunakan komposit band RGB 234, kemudian analisis kerapatan vegetasi mangrove dengan menggunakan formula NDVI. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi perubahan luasan mangrove dari tahun 2010-2021 di Desa Nisombalia, Maros. Luas lahan mangrove pada tahun 2010 sebesar 109,13 ha, tahun 2015 sebesar 119,45 ha dan tahun 2021 sebesar 114,47 ha. Hasil analisis kerapatan mangrove menunjukkan bahwa mangrove di Desa Nisombalia, Maros tahun 2010 kategori sedang sebesar 38.12%, tahun 2015 kategori sedang sebesar 37.47 dan tahun 2021 kategori sedang sebesar 41.19%. Komposisi jenis mangrove yang ditemukan di Desa Nisombalia, Maros yaitu Sonneratia alba, Rhizophora mucronate, Avicennia alba, Bruguiera cylindrical dan Aegiceras corcinulatum.