Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

COMMODIFICATION OF AQIQAH SERVICES ON SOCIAL MEDIA Rina Darojatun; Zaenal Mukarrom
International Conference on Social and Islamic Studies Proceedings of the International Conference on Social and Islamic Studies (SIS) 2021
Publisher : International Conference on Social and Islamic Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This article focuses on the transformation of religious messages into service products that can be marketed on Instagram, the object of study is messages that contain aqiqah service modification, virtual audiences that interact in the @aqiqohnurulhayat account and aqiqah service partners who work to lead audiences to use the aqiqah services. This research is a qualitative research, conducted by using virtual ethnography method. The result of research explains that commodification of religious rituals in the @aqiqohnurulhayat account is divided into three things; 1) commodification of the meaning of aqiah services which include: delivery of religious messages, price lists for aqiqah services, catering menus and shopee marketplace promotions. 2) commodification of virtual audiences represented by the photos posted, namely: photos and testimonies from celebrities and religious leaders who lead the public in choosing this aqiqah service, memes that are currently viral and promotions of prizes that attract virtual audiences are getting closer to the service. this aqiqah. 3) commodification of aqiqah service partners, contained in photos and videos that invite the public to become aqiqah partners, persuasively the people are lured by halal income, halal products and the ease of running this aqiqah service business account that have experienced acculturation of religious teachings with the rapid development of digital technology that shifts the lifestyle of middle class Muslims in celebrating the presence of children in the family.
REPRESENTASI TERORISME DALAM MEDIA Rina Darojatun
AdZikra : Jurnal Komunikasi & Penyiaran Islam Vol 11 No 2 (2020): Juli-Desember
Publisher : Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/adzikra.v11i2.4286

Abstract

Film adalah produk sebuah struktur sosial politik dan budaya, karena film tidak pernah otonom dari ideologi yang melatarinya, sebagai sebuah wacana, film tidak luput dari wilayah pertempuran memperebutkan opini publik. Dalam pengisahannya film senantiasa menggunakan titik atau posisi tertentu dalam melihat sebuah peristiwa, disinilah ideologi bekerja sebagai politik penandaan dan pemaknaan. Dalam film-film Hollywood nilai-nilai dan cara pandang tersebut ditanamkan dan dikonstruksi melalui tema-tema yang menonjolkan superioritas dan itikad baik Amerika dan menyelematkan dunia dari segala macam ancaman terorisme. Film tersebut sudah tentu memiliki signifikasi sosial yang sengaja dibangun untuk menciptakan opini publik yang terarah mengenai gambaran dunia dan nilai-nilai kultural dan keyakinan tertentu. Dengan metode kualitatif dan Analisis semiotika Roland Barthes dianggap mampu menjelaskan tanda bekerja sebagai proses negosiasi pembuat/penafsir dengan teks yang memunculkan mitos. Terdapat empat konsep dalam empat adegan yang merepresentasikan terorisme di didalam film The Kingdom yaitu; pemantauan dan perencanaan lokasi aksi teror, pengalihan perhatian, ledakan bom berulang, perakit bom terror memiliki ciri fisik khusus
Konstruksi Kesalehan Sosial Generasi muslim milenial dalam Filantropi Islam di kota Serang Rina Darojatun; Azizah Alawiyah
Syifa al-Qulub Vol 6, No 1 (2021): Juli, Syifa Al-Qulub
Publisher : Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/saq.v6i1.11159

Abstract

Artikel ini mengenai generasi muslim milenial kota Serang yang memiliki karakter yang unik dalam melaksanakan filantropi Islam, keakraban mereka pada media dan teknologi komunikasi menjadikannya terbuka menerima informasi termasuk pandangannya terhadap politik, sosial dan ekonomi, mereka tetap peduli dengan orang lain terutama kaum dhuafa,sehingga membentuknya kesalehan sosial. Tujuan penelitian ini adalah mengungkap terbentuknya budaya filantropi generasi muslim milenial lalu upaya generasi muslim milenial memaknai kesalehan sosial melalui filantropi kemudian konsep diri generasi muslim milenial dalam filantropi dan interaksi generasi muslim milenial dalam gerakan budaya filantropi. Melalui pendekatan fenomenologi kajian ini menegaskan bahwa generasi muslim milenials kota Serang mengenal dan mempraktikkan zakat, infaq dan sedekah sejak mereka kecil, seiring waktu berusaha memahaminya dan terus melakukannya, peran orang tua, lingkungan dan tempat belajar mereka sangat mempengaruhi terbentuknya kesadaran untuk berderma dan membantu orang lain, mereka beranggapan bahwa muslim yang taat adalah muslim yang menjalankan semua perintah Alloh swt dan menjauhi larangannya serta selalu membantu muslim lainnya yang kekurangan, hal ini mereka aplikasikan dalam keseharian, mereka ikut menggalang dana jika ada bencana alam di Indonesia  baik secara langsung melalui posko pengumpulan bantuan ataupun melalui donasi virtual untuk memudahkan dalam penyalurannya.