Firman Wijaya, M Febriyanto
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PICTURE AND PICTURE PADA MATERI EKOSISTEM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI MAN 1 LAMONGAN Uswatun, Dwi; Wikanta, Wiwi; FIRMAN WIJAYA, M FEBRIYANTO
PEDAGO BIOLOGI Vol 12 No 2 (2024): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/pbjppb.v12i2.9303

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa, motivasi belajar siswa, dan mendeskripsikan keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen kuasi dengan rancangan penelitian menggunakan desain “Nonequivalent control group desain”. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas X MAN 1 Lamongan. Teknik pengumpulan data secara tes dan non tes (observasi). Data dianalisis secara deskrptif kuantitatif dan statistik uji-T. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture terhadap kemampuan berpikir kritis siswa dengan nilai rata-rata 83,84% dengan kategori sangat baik dan motivasi belajar siswa dalam kategori tinggi dengan nilai rata-rata 78,4%. Analisis data statistik uji-T pada kemampuan berpikir kritis menunjukkan nilai signifikan 0.00. Hasil keterlaksanaan pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan motivasi belajar siswa MAN 1 Lamongan pada kategori sangat baik. Kata kunci: kemampuan berpikir kritis, Model kooperatif tipe picture and picture, Motivasi belajarPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa, motivasi belajar siswa, dan mendeskripsikan keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen kuasi dengan rancangan penelitian menggunakan desain “Nonequivalent control group desain”. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas X MAN 1 Lamongan. Teknik pengumpulan data secara tes dan non tes (observasi). Data dianalisis secara deskrptif kuantitatif dan statistik uji-T. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture terhadap kemampuan berpikir kritis siswa dengan nilai rata-rata 83,84% dengan kategori sangat baik dan motivasi belajar siswa dalam kategori tinggi dengan nilai rata-rata 78,4%. Analisis data statistik uji-T pada kemampuan berpikir kritis menunjukkan nilai signifikan 0.00. Hasil keterlaksanaan pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan motivasi belajar siswa MAN 1 Lamongan pada kategori sangat baik.
Pendampingan Pasien Isolasi Mandiri Covid-19 di UM Surabaya Melalui Psychoreligius Care Setiyawan, Radius; Rohmayani, Vella; Nasrullah, Dede; Fitriyani, Vika Ramadhana; Firman Wijaya, M Febriyanto; Anam, Khoirul; Firman, Firman
Aksiologiya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 5 No 4 (2021): November
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/aks.v5i4.9797

Abstract

Terjadinya pandemi Covid-19 gelombang 2 menimbulkan banyak masyarakat yang terkonfirmasi positif. Hal tersebut menyebabkan terjadinya over capacity di Pelayanan Kesehatan, sehingga pasien harus melakukan isolasi mandiri di rumah. Tuntutan berdiam diri di rumah dapat memicu terjadinya gangguan psikologis atau kondisi stres. Padahal kondisi stres sangat merugikan bagi tubuh, karena dapat membuat system imun menurun, serta menyebabkan gangguan kesehatan lainnya. Oleh karena itu perlu dilakukannya pendampingan psychoreligius care terhadap pasien Covid-19 yang sedang menjalani isolasi mandiri. Kegiatan pendampingan ini bertujuan untuk:  1) mengidentifikasi tingkat stres pada pasien Covid-19 yang sedang menjalani isolasi mandiri. 2) Memberikan pendampingan psikoreligius care untuk mengurangi tingkat stres pada pasien isoman. Metode pelaksanaan pertama dilakukan tahap penjaringan (pre-test), kemudian pengolahan data, implementasi pendampingan psychoreligius care dan terakhir tahap evaluasi kegiatan (post-test). Hasil pendampingan dan screening diperoleh data bahwa, 1) Pasien covid-19 mengalami kecemasan ketika sedang menjalani isolasi mandiri dengan tingkatan yang berbeda-beda. 2) Setelah dilakukan pendampingan psychoreligius care selama 14 hari terjadi penurunan tingkat kecemasan sebesar 82,86%. Kegiatan pendampingan berjalan dengan baik dan masih perlu dilakukan pendampingan berlanjut mengingat ada sebesar 17,14% pasien isoman yang membutuhkan durasi waktu lebih lama untuk mengatasi kondisi kecemasan maupun stres yang terjadi pada dirinya.Kata Kunci: Pendampingan, Isolasi Mandiri, Covid-19, Psychoreligius CareAssistance for Covid-19 Self-Isolation Patients at UM Surabaya with Psychoreligious CareABSTRACT The occurrence of the Covid-19 pandemic wave 2 caused many people who were confirmed positive. This causes overcapacity in health services, so patients must be self-isolate at home. The demand to stay at home can trigger psychological disorders or stressful conditions. Whereas stress conditions are very detrimental to the body, because it can make the immune system decrease, and it cause other health problems. Therefore, it is necessary to provide psychoreligious care assistance for Covid-19 patients who are undergoing self isolation. This mentoring activity aims to: 1) identify stress levels in Covid-19 patients who are undergoing self-isolation. 2) psychoreligious care assistance are given to reduce stress levels in isoman patients. The first implementation method is the screening stage (pre-test), then data processing, implementation of psychoreligious care assistance and finally the activity evaluation stage (post-test). The results of mentoring and screening obtained data that, 1) Covid-19 patients experienced anxiety while undergoing independent isolation with different levels. 2) After 14 days of psychoreligious care assistance, there was a decrease in anxiety levels of 82.86%. Mentoring activities are going well and there is still a need for continued assistance considering there are 17.14% of isoman patients who need a longer duration of time to deal with anxiety and stress conditions that occur to them.Keywords: Assistance, Self-Isolation, Covid-19, Psychoreligious Care