Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

GAMBARAN KEBERHASILAN METODE PENERAPAN TOILET TRAINING PADA ANAK USIA 2-3 TAHUN DI DESA TEJA BARAT PAMEKASAN Qurratul A'yun; Yulia Paramita Rusady
SAKTI BIDADARI (Satuan Bakti Bidan Untuk Negeri) Vol 1 No 2 (2017): September 2017
Publisher : Universitas Islam Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31102/bidadari.2017.1.2.34-41

Abstract

Toilet training berhubungan dengan perkembangan sosial anak dimana anak tersebut dituntut secara sosial untuk menjaga kebersihan diri dan menjadi awal terbentuknya kemandirian anak secara nyata, sehingga toilet training sangat penting untuk diterapkan pada anak yang dapat dimulai saat usia berkisar antara 18–24 bulan. Tetapi masih banyak orang tua yang tidak menerapkannya karena belum mengerti teknik atau metode penerapan toilet training. Berdasarkan data yang diperoleh di Desa Teja Barat dari 10 anak usia 2 sampai 3 tahun terdapat 7 anak (70%) tidak dapat menerapkan toilet training. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif. Berdasarkan waktunya menggunakan retrospektif. Populasinya adalah semua Ibu yang mempunyai anak usia 2-3 tahun. Variabel dalam penelitian ini adalah keberhasilan metode penerapan toilet training. Hasil penelitian ini menunjukkan sebagian besar Ibu tidak mengajarkan anak bagaimana melepas celana dan mendudukkan diatas toilet pada tehnik lisan, sebagian besar Ibu tidak memberi contoh cara duduk atau jongkok dihadapan anak sambil mengajak berbicara dan bercerita saat buang air kecil atau buang air besar pada tehnik modelling, hampir seluruh Ibu tidak memiliki jadwal buang air besar dan buang air kecil yang teratur untuk anak pada metode taiming dan sebagian besar Ibu tidak memberikan pujian kepada boneka misalnya karena celana dalamnya kering dan berhasil buang air besar dan buang air kecil) dan tidak memberikan pujian pada anak jika anak berhasil menirukan apa yang diajarkan oleh ibu pada metode boneka. Upaya yang dapat dilakukan antara lain petugas kesehatan terutama bidan komunitas diharapkan lebih intensif lagi dalam rangka memberikan penyuluhan tentang metode penerapan toilet training.
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PERSONAL HYGIENE BAYI DENGAN KEJADIAN DIAPERS-RASH PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI DESA GRUJUGAN KECAMATAN LARANGAN KABUPATEN PAMEKASAN Devi Sri Intan; Qurratul A’yun
SAKTI BIDADARI (Satuan Bakti Bidan Untuk Negeri) Vol 3 No 2 (2020): September 2020
Publisher : Universitas Islam Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Diaper-rush adalah iritasi pada kulit bayi di daerah pantat. Ini bisa terjadi jika popok basahnya telat diganti, popok terlalu kasar dan tidak menyerap keringat, infeksi jamur, bakteri bahkan eksema. Diaper-rash ditandai dengan timbulnya bercak merah dikulit. Di desa Grujugan dari 50 bayi yang ada. terdapat 44 bayi yang mengalami diaper-rash tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui adanya hubungan antara pengetahuan ibu tentang personal hygiene bayi dengan kejadian diaper-rash. Desain penelitian ini bersifat analitik korelasi. Berdasarkan waktunya menggunakan cross sectional. Populasinya adalah seluruh ibu bayi, pada bulan Januari sampai dengan Maret tahun 2020 di Polindes Grujugan yaitu sebanyak 44 responden dengan cara total sampling. Variabel bebas dari penelitian ini yaitu pengetahuan ibu, dan variabel terikatnya yaitu kejadian diaper-rash. Teknik pengumpulan data dengan cara pengisian kuesioner dan cheklist oleh responden. Berdasarkan tabulasi silang diketahui bahwa dari 44 ibu setengahnya (50%) memiliki pengetahuan yang cukup yaitu sebanyak 22 ibu. Analisa data menggunakan uji statistik coefisien contingency dengan didapatkan hasil perhitungan x2 hitung (14.459) > x2 tabel coefisien contingency (5,991a) dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H1 diterima, yang berarti terdapat Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan kejadian diaper-rash pada bayi usia 0-6 bulan di Polindes Grujugan Kecamatan Larangan Kabupaten Pamekasan. Maka diperlukan upaya dari petugas kesehatan untuk memberikan informasi baik melalui kegiatan posyandu, konseling saat pemeriksaan neonatal ataupun dengan membaca buku KIA sehingga menambah pengetahuan responden tentang kejadian diaper-rash.
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MP-ASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI POLINDES BILLA’AN KECAMATAN PROPPOKABUPATEN PAMEKASAN Riqqah Mar’ati; Qurratul A’yun
SAKTI BIDADARI (Satuan Bakti Bidan Untuk Negeri) Vol 4 No 1 (2021): Maret 2021
Publisher : Universitas Islam Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31102/bidadari.2021.4.1.12-19

Abstract

Complementary food to breast milk is food or drink given to babies aged 6-24 months to meet nutritional needs other than breast milk. Supplementary food or complementary feeding programs have been implemented in Indonesia with the hope of reaching 80%, but in this case it fulfills many things. According to the 2008 Ministry of Health's national data, there were 28.5% or 6 million undernourished toddlers because there were still many people who lacked knowledge about the importance of maintaining nutrition from infancy.The purpose of this study was to analyze the relationship between the level of knowledge of mothers about complementary foods and offering complementary foods at the age of 0-6 months.This type of research is analytical correlation with cross sectional design. The population is all mothers who have babies aged 0-6 months in Billa'an village. Sampling using a total sampling technique of 34 respondents. The independent variable is mother's knowledge, while the dependent variable is offering complementary foods to babies aged 0-6 months. The instruments used were questionnaires and KMS books.The results of the study of 34 obtained results as many as 3 respondents (8.82,%) who have knowledge of complementary foods and 27 respondents (79.4%) are not appropriate in giving complementary foods at the age of 0-6 months. The statistical test used is Chi-Square with a significant number a = 0.05, then it is obtained X2 count (14.008)> X2 table (5.991) so that Ho is rejected.From the results obtained, it can be ignored that there is a significant relationship between maternal knowledge and complementary feeding in infants aged 0–6 months. Therefore the need for mother's awareness to increase mother's knowledge in providing complementary breastfeeding on time or age, namely for babies aged 6 months so that it does not pose a risk because the function of the baby's digestive system is not optimal if given complementary feeding before the baby is 6 months old.
PEMBERDAYAAN REMAJA DALAM OPTIMALISASI PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA MELALUI PROGRAM KELOMPOK REMAJA DI DUSUN BALANGGAR PAKONG PAMEKASAN Qurratul A’yun; Yayuk Eliyana; Layla Imroatu Zulaikha
SEWAGATI: Jurnal Pengabdian Masyarakat Indonesia Vol. 1 No. 3 (2022): September : Jurnal Pengabdian Masyarakat Indonesia
Publisher : BADAN PENERBIT STIEPARI PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (175.028 KB) | DOI: 10.56910/sewagati.v1i3.160

Abstract

Lack of knowledge, nature and risk behavior in adolescents that have an impact on adolescent reproductive health status requires the availability of adolescent care health services that can meet adolescent health needs, especially services for adolescent-friendly reproductive health. The target of this community service activity is the group of teenagers in the Hamlet of Bajuang Pakong, Pamekasan, who are teenagers. The purpose of this activity is to increase the knowledge and understanding of adolescents about reproductive health and to empower adolescents through the Youth group program as a forum for adolescents to increase knowledge about reproductive health. This group of teenagers shared with other teenagers during women's activities, then these teenagers made applications on social media as a means to provide information to make it easier to provide information to other peers. With the Youth group program, students are enthusiastic about seeking health information for adolescents and find it useful to have this youth group program.
PENYULUHAN PENTINGNYA IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI USIA 0-9 BULAN DI BALAI DESA PAKONG KECAMATAN PAKONG PAMEKASAN Yuliatul Hikmah; Qurratul A’yun
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2023): Volume 4 Nomor 2 Tahun 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v4i2.15222

Abstract

Rendahnya cakupan imunisasi dasar lengkap masih merupakan permasalahan yang sangat sulit dihadapi. Program pemerintah dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan anak yaitu sebelum anak berusia satu tahun imunisasi dasar seharusnya diberikan secara lengkap sesuai dengan umurnya. Pada kondisi ini, diharapkan sistem kekebalan tubuh dapat bekerja secara optimal dengan efek samping yang ditimbulkan seminimal mungkin. Tujuan ini untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang imunisasi dasar lengkap sehingga cakupan imunisasi dasar dapat meningkat. Metode yang digunakan adalah ceramah dan diskusi. Pelaksanaan ini di Puskesmas Pakong kabupaten pakong dengan jumlah peserta sebanyak 15 orang ibu. Dari hasil penyuluhan tersebut terjadi peningkatan pengetahuan dan pemahaman para ibu sehingga diharapkan kegiatan pelatihan ini dapat dilaksanakan di seluruh wilayah kerja puskesmas dengan dukungan pemerintah.
THE CALCIUM SUPPLEMENTATION DURING PREGNANCY AGAINST DISORDERS OF GROWTH AND DEVELOPMENT OF TODDLERS Layla Imroatu Zulaikha; Uliyatul Layli; Qurratul A’yun; Yulia Paramita Rusady
INTERNATIONAL JOURNAL OF NURSING AND MIDWIFERY SCIENCE (IJNMS) Vol 7 No 1 (2023): VOLUME 7 ISSUE 1 APRIL 2023
Publisher : Departement Research and Community Engagement Bina Sehat PPNI Institute of Health Science, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29082/IJNMS/2023/Vol7/Iss1/463

Abstract

Golden age is the initial stage of growth and development of toddlers starting covering the first 1000 days of life starting from the womb until toddlers are 2 years old which parents should not miss. This golden period can affect the quality of toddlers in the future, therefore the attention of parents must be maximally devoted to this period. Indonesia is a developing country with a national prevalence of under five nutritional status consisting of 3.9% poor nutrition, 13.8% malnutrition, 79.2% good nutrition and 3.1% excess nutrition. The growth of Indonesian toddlers under 5 years of age who experience deviations was reported by WHO in 2016 with a prevalence of 7,512.6 per 100,000 population (7.51%) (WHO, 2018). The results of the analysis obtained a correlation value of 0.547 indicating that there is an effect of calcium supplementation on the growth and development of toddlers. Good calcium supplementation during pregnancy which starts to be consumed in the 2nd trimester using prophylactic doses is very good for the growth of toddlers, especially those related to bones and teeth, as well as gross motor development.
PENGABDIAN MASYARAKAT UNTUK MENINGKATKAN PROSES PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF MELALUI KEGIATAN PENDAMPINGAN IBU MENYUSUI Layla Imroatu Zulaikha; Qurratul A’yun; Emi Yunita
E-Amal: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2 No 2: Mei 2022
Publisher : LP2M STP Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47492/eamal.v2i2.1561

Abstract

Menyusui merupakan proses terpenting dalam memberikan asupan nutrisi terbaik di masa awal tumbuh kembang bayi. Namun sayangnya belum semua ibu mampu mengoptimalkan prosesnya untuk menjaga kuantitas serta kualitas ASI agar bisa menyusui secara eksklusif. Menjelang akhir tahun 2021 pandemi covid mulai berakhir, kondisi ini memberi angin segar pada petugas kesehatan, namun perlu Kembali mengadakan sosialisasi kepada masyarakat tentang perlunya pemberian Asi Eksklusif untuk dapat menekan angka morbiditas dan mortalitas bayi. Pendampingan dilakukan secara online maupun offline. Pendampingan online dapat melalui group whatsapp yang memberikan sarana sharing serta tanya jawab seputar menyusui, dalam group tersebut beranggotakan bidan dan para ibu yang sedang dalam proses menyusui. Sedangkan untuk pendampingan secara offline dapat dilakukan dengan pemberian konseling Ketika ibu melakukan kunjungan nifas maupun BBL. Pendampingan online juga memberikan sarana konsultasi dua arah antara bidan dan pasien.
PEMANFAATAN GEL DAUN KUBIS UNTUK MEREDAKAN PEMBENGKAKAN PAYUDARA PADA IBU POSTPARTUM Qurratul A’yun; Ach. Faruk Al-Rosyidi; Alief Putriana Rahman
Konferensi Nasional Pengabdian Masyarakat (KOPEMAS) #5 2024 Konferensi Nasional Pengabdian Masyarakat (KOPEMAS) #5
Publisher : Konferensi Nasional Pengabdian Masyarakat (KOPEMAS) #5 2024

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembengkakan payudara pada ibu postpartum sering menyebabkan ketidaknyamanan yang berdampak pada kualitas hidup ibu. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk mengedukasi dan memberikan alternatif terapi alami menggunakan gel berbasis ekstrak daun kubis (Brassica oleracea var. capitata), yang diketahui memiliki sifat antiinflamasi. Metode pelaksanaan meliputi formulasi gel dengan berbagai konsentrasi ekstrak (2,5%, 5%, 7,5%) dan uji efektivitas pada model hewan untuk memastikan kualitas sediaan. Gel diuji untuk homogenitas, pH, viskositas, dan kemampuan meredakan pembengkakan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa seluruh formula gel memenuhi standar sediaan topikal, dengan efektivitas yang signifikan dalam menurunkan pembengkakan payudara pada mencit postpartum. Kegiatan ini memberikan solusi praktis bagi ibu postpartum dalam mengatasi pembengkakan payudara dengan cara yang aman dan mudah diakses.