Perkembangan dalam teknologi informasi dan keuangan telah mengakibatkan transformasi signifikan dalam sistem transaksi dan pengelolaan keuangan di Indonesia. Dalam usaha menuju ekonomi digital, pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) harus beradaptasi agar tetap relevan khususnya berkenaan dengan metode pembayaran dan pencatatan keuangan. Penerapan QRIS pada UMKM tidak hanya bertujuan untuk memperbaharui cara pembayaran. QRIS memberikan peluang untuk memperkuat pengelolaan keuangan UMKM melalui pencatatan transaksi secara otomatis, memisahkan keuangan bisnis dari keuangan pribadi. Ini akan mempermudah proses penyusunan laporan keuangan, memperlancar akses ke pembiayaan resmi di masa depan, serta meningkatkan profesionalisme dalam aspek administrasi. Tingkat penerimaan QRIS di Sumatera Utara, terutama di Kota Medan, masih dianggap rendah. Pengguna QRIS di Kota Medan mencapai 58,6% pada sektor usaha mikro. Tingginya pengaruh literasi digital yang rendah dan minimnya pelatihan adalah faktor-faktor utama yang mengakibatkan perlambatan dalam penerapan sistem ini di kalangan UMKM. Oleh karena itu, diperlukan bimbingan bagi UMKM sebagai langkah pelaksanaan, agar QRIS dapat diakses secara optimal, tidak hanya sebagai alat pembayaran, tetapi juga sebagai sarana untuk meningkatkan manajemen serta pengelolaan keuangan UMKM. Metode Penelitian yang digunakan adalah observasi/wawancara, edukasi dan dokumentasi pada UMKM di Kelurahan Sidorejo Kota Medan. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pelaku UMKM dapat menyusun laporan keuangan yang sederhana, guna memantau keadaan usaha mereka. Diharapkan juga agar dapat menggunakan QRIS dengan aktif dalam transaksi jual beli, memahami cara pemakaiannya, dan menyadari manfaatnya dalam mendukung kelancaran operasional bisnis. Developments in information and financial technology have resulted in a significant transformation in the transaction and financial management system in Indonesia. In an effort to move towards a digital economy, Micro, Small, and Medium Enterprises (MSMEs) must adapt to remain relevant especially with regard to payment methods and financial records. The implementation of QRIS for MSMEs is not only aimed at updating payment methods. QRIS provides an opportunity to strengthen MSME financial management through automatic transaction recording, separating business finances from personal finances. This will simplify the process of preparing financial statements, facilitate access to official financing in the future, and increase professionalism in administrative aspects. The QRIS acceptance rate in North Sumatra, especially in Medan City, is still considered low. QRIS users in Medan City reached 58.6% in the micro business sector. The high influence of low digital literacy and lack of training are the main factors that result in a slowdown in the implementation of this system among MSMEs. Therefore, guidance is needed for MSMEs as an implementation step, so that QRIS can be accessed optimally, not only as a means of payment, but also as a means to improve the management and financial management of MSMEs. The research method used is observation/interview, education and documentation on MSMEs in Sidorejo Village, Medan City. The results obtained show that MSME actors can compile simple financial reports, in order to monitor the state of their business. It is also expected to be able to use QRIS actively in buying and selling transactions, understand how to use it, and realize its benefits in supporting smooth business operations.