Academic burnout adalah kondisi kelelahan mental, emosional, dan fisik yang dialami oleh mahasiswa akibat tekanan belajar yang berkepanjangan dan berlebihan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh resilience terhadap academic burnout pada mahasiswa kedokteran di DKI Jakarta. Sebanyak 356 responden (laki-laki = 100; perempuan = 256) dipilih menggunakan teknik non-probability sampling. Instrumen yang digunakan adalah Maslach Burnout Inventory–Student Survey (MBI-SS) untuk mengukur academic burnout dan Connor-Davidson Resilience Scale (CD-RISC) untuk mengukur resilience. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode Structural Equation Modeling (SEM) melalui pendekatan satu langkah (simultan) yang menggabungkan analisis faktor konfirmatori (Confirmatory Factor Analysis, CFA) dan analisis jalur struktural. Hasil analisis menunjukkan bahwa model penelitian memiliki kecocokan yang baik dengan nilai RMSEA = 0.072 dan SRMR = 0.069. Temuan menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dan negatif antara resilience dan academic burnout (loading factor = -0.543; p-value < 0.001), yang berarti semakin tinggi tingkat resilience individu, maka semakin rendah tingkat academic burnout-nya. Variabel resilience diketahui menjelaskan 29,5% variabilitas pada academic burnout. Temuan ini menegaskan pentingnya resilience sebagai faktor protektif psikologis, dan menyarankan perlunya pengembangan program intervensi di lingkungan kampus guna meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menghadapi tekanan akademik secara adaptif.