Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

Pengaruh Kepribadian dan Attachment Terhadap Emotional Eating Pada Remaja di Tangerang Selatan Rizkiana, Ulfa; Sumiati, Neneng Tati
TAZKIYA: Journal of Psychology Vol 6, No 1 (2018): TAZKIYA Journal of Psychology
Publisher : Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/tazkiya.v6i1.11021

Abstract

Penelitian sebelumnya menemukan bahwa ada kecenderungan remaja untuk makan berlebihan dalam rangka mengatasi emosi negatif. Fenomena ini disebut emotional eating, di mana individu makan untuk mengisi kebutuhan emosional. Jika itu menjadi berlebihan, makan akan menjadi masalah bagi individu itu sendiri. Penelitian ini meneliti munculnya emotional eating pada remaja karena mereka rentan terhadap pengalaman emosional. Kepribadian dan keterikatan dianggap sebagai prediktor untuk emotional eating pada remaja. Data dari 328 remaja diambil untuk membuktikan pengaruh tersebut. Penelitian ini menunjukkan hasil yang sangat berbeda dari temuan sebelumnya.
Validitas Konstruk Peabody Picture Vocabulary Test-Edisi Keempat (PPVT-4) pada Anak dengan Sindrom Down Neneng Tati Sumiati; Frieda Mangunsong; Guritnaningsih Guritnaningsih
Psikologika: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi Vol. 26 No. 1 (2021)
Publisher : Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/psikologika.vol26.iss1.art9

Abstract

Bahasa reseptif penting untuk memfasilitasi pemerolehan keterampilan bahasa. Pengukuran kemampuan bahasa reseptif merupakan hal yang krusial, terutama bagi anak-anak dengan keterbatasan bahasa, seperti pada anak dengan Sindrom Down (SD). Penelitian ini bertujuan untuk meneliti validitas konstruk Peabody Picture Vocabulary Test-Edisi Keempat (PPVT-4) pada anak dengan SD. Responden penelitian terdiri atas 98 anak dengan SD yang tergabung pada Persatuan Orang Tua Anak dengan Down Syndrome (POTADS) wilayah Jakarta, Bandung dan Padang. Pengambilan data dilakukan secara individual dan diadministrasikan oleh psikolog. Data dianalisis dengan menggunakan confimatory factors analysis (CFA). Hasil menunjukkan bahwa model satu faktor untuk set-1 sampai set-10 fit dengan data dan seluruh butir soal adalah valid, kecuali butir soal nomor 106. Implikasinya adalah PPVT-4 dapat digunakan untuk mengukur kemampuan bahasa reseptif anak dengan SD dan memperkirakan usia ekuivalen dari kemampuan bahasa reseptif.Kata Kunci: Peabody Picture Vocabulary Test-Edisi Keempat (PPVT-4), Sindrom Down, validitas konstrukThe Construct Validity of the Peabody Picture Vocabulary Test – Fourth Edition (PPVT-4) on Children with Down SyndromeAbstractReceptive language is importance to facilitate the acquisition of language skills. Measuring receptive language skills is crucial, especially for children with language limitations, such as children with Down Syndrome (DS). This study aims to examine the construct validity of the Peabody Picture Vocabulary Test - Fourth Edition (PPVT-4) in children with DS. The research respondents consisted of 98 children with DS who are members of Persatuan Orang Tua Anak dengan Down Syndrome (POTADS) in the Jakarta, Bandung and Padang. Data were collected individually and administered by a psychologist. Data were analyzed using confimatory factor analysis (CFA). The results show that the one-factor model for set-1 to set-10 fit with the data and all items were valid, except for item 106. The implication is the PPVT-4 can be used to measure receptive language abilities of children with DS and estimate of the age equivalent of receptive language abilities.Keywords: construct validity, Down Syndrome, Peabody Picture Vocabulary Test-Fourth Edition (PPVT-4)
Pengaruh Self-Compassion, Religiusitas, Support Group Dan Pendapatan Terhadap Subjective Well-Being Orang Tua Anak Tunagrahita Risa Dwi Ratnasari; Neneng Tati Sumiati
JP3I (Jurnal Pengukuran Psikologi dan Pendidikan Indonesia) Vol 6, No 1 (2017): JP3I
Publisher : Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/jp3i.v6i1.8153

Abstract

Subjective well-being (SWB) is an evaluation of a person's cognitive and affective life. Evaluation of one's life in subjective well-being includes a positive emotional reaction to the occurrence in life, as well as the lack of negative emotional charge of cognition ratings on satisfaction and fulfillment in life (Diener, Lucas, & Oishi, 2005). This study was condu cted to determine the influence of self-compassion, religiosity, support group and pendapatan on subjective well-being of parents of children with mental retardation. Researcher adapting various instrument such as Diener's SWB instrument (1985; 2010), Neff's self-compassion instrument (2003), and Huber’s religiosity instrument (2012). The research method used a non-probability sampling with accidental sampling technique. Participants in this study amounted to 209 parents. The researcher use Confirmatory Factor Analysis (CFA) as construct validity test. The results showed that the four dimensions, namely self-compassion, religiosity,support group and pendapatan has a significant effect on subjective well-being of parents who have children with mental retardation. The proportion of the overall independent variables towards SWB amounted to 28.8% with four significant variables that self-compassion, religiosity in aspects of religious knowledge, religious experience and household income. Subjective Well-Being (SWB) adalah evaluasi kognitif dan afektif seseorang terhadap kehidupannya. Evaluasi kehidupan seseorang dalam subjective well-being mencakup reaksi emosi positif terhadap kejadian dalam hidup, rendahnya muatan emosi negatif sebagaimana penilaian kognisi atas kepuasan dan pemenuhan hidup (Diener, Lucas, & Oishi, 2005). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh self-compassion, religiusitas, affiliasi support group dan pendapatan terhadap subjective well-being orangtua yang memiliki anak dengan tunagrahita. Peneliti mengadaptasi instrumen SWB diener (1985; 2010), untuk self-compassion mengadaptasi instrumen Neff (2003), dan untuk religiusitas mengadaptasi instrumen Hubber (2012). Metode penelitian menggunakan non-probability samplingdengan teknik accidental sampling.Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 209 orang tua.Uji validitas konstruk menggunakan tekhnik CFA. Hasil penelitian menunjukan bahwa empat dimensi yakni self-compassion, religiusitas (pengetahuan keagamaan, pengalaman keagamaan), affiliasi support group dan pendapatan memiliki pangaruh yang signifikan terhadap subjective well-being orangtua yang memiliki anak dengan tunagrahita. Proporsi independent variable secara keseluruhan terhadap SWB adalah sebesar 28.8% dengan empat variabel signifikan yakni self-compassion, religiusitas di aspek pengetahuan keagamaan, pengalaman keagamaan dan pendapatan rumah tangga. DOI: 10.15408/jp3i.v6i1.8153
Construct validity of Subjective Well-being by Confirmatory Factor Analysis (CFA) in Indonesian caregivers of Intellectually disabled children Risa Dwi Ratnasari; Vuong Truong; Neneng Tati Sumiati
JP3I (Jurnal Pengukuran Psikologi dan Pendidikan Indonesia) Vol 9, No 2 (2020): JP3I
Publisher : Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/jp3i.v9i2.14489

Abstract

Bringing up a child with disabilities has particular challenges and demands as these children's disabilities may cause certain impacts on their caregivers' well-being. In most of the studies, caregivers exhibited high scores of negative emotions that led to low subjective well-being. The effort to improve caregivers' well-being has been being carried out and one of the ways through subjective well-being research. Diener et al. (2009) define Subjective Well-Being (SWB) as the person’s evaluation of their life events in terms of cognitive and affective aspects. The higher rating score of these aspects, the higher level of SWB of the person. The aspects of SWB could be well measured if the instrument has good psychometric properties. The validity of the instruments is crucial to produce good quality research. In the present study, we examined the construct validity of the SWB using Satisfaction with Life Scale (SWLS) and Scale of Positive and Negative Experience (SPANE) scales. The data was collected from 209 parents who had children with intellectual disability in Tangerang and Jakarta. The construct was validated by exploratory factor analysis (EFA) and Confirmatory Factor Analysis (CFA) in the software R version 3.6.2. The EFA results showed that the construct consisted of four factors: one for the cognitive aspect, one for positive affect, and two for negative affects. The CFA results further demonstrated that this model fitted the empirical data.
Construct Validity of Porter Parental Acceptance Scale among Parents of Children With Autism Spectrum Disorder Neneng Tati Sumiati; Nia Tresniasari; Syanindia Annisa Dewi
Journal of Research and Measurement in Psychology: JPPP Vol 11 No 1 (2022): Journal of Psychological Research and Measurement
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat UNJ dan Program Studi Psikologi Fakultas Pendidikan Psikologi Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/JPPP.111.06

Abstract

Parental acceptance has an important role in determining successful parenting. Parents who can accept are positively sensitive to their children’s needs and children’s development. In this case, Porter Parental Acceptance Scale (PPAS) was used to measure the degree to which parents may be said to accept their children. This study aims to examine the construct validity of PPAS on 200 parents of autistic children in Indonesia. Data were collected using non-probability sampling techniques and administered through online questionnaires. Data were analyzed using confirmatory factor analysis (CFA). The result show that the model was classified as fit with Chi-Square = 611.33, df = 579, P-Value = 0.17045, RMSEA = 0.017. All items are valid, except item numbers 3, 5, 6, 8, 9, 34, 38. The implication is PPAS can be used to measures parental acceptance levels as indicated by the feelings and behaviors expressed toward their child.
Hubungan Antara Family Belief Systems dan Tipe Pola Asuh Dengan Behaviour Problems Pada Anak Dengan Down Syndrome Neneng Tati Sumiati
‎‎‎TAZKIYA Journal of Psychology Vol 3, No 2 (2015): TAZKIYA Journal of Psychology
Publisher : Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (221.244 KB) | DOI: 10.15408/tazkiya.v20i2.9173

Abstract

Children with Down Syndrome have limited cognitive-related ability and special fenotive behavior. In this study, special and prominent behavior problem on children with down syndrome, such as comprehending ability, limited attention, disobedience, impulsiveness, compulsiveness, social withdrawal, aggression, and passivity which are related to family belief systems and parenting style. Sample of this study are 16 parents of children with down syndrome who are members of Perkumpulan Orang Tua Anak Dengan Down Syndrome (POTADS), Jakarta. Sampling technique used in this study was nonprobability sampling, incidental sampling. Analysis of data used was nonparametric, using Wilcoxon Correlation Test, α=0.05. Result of this study indicates family belief system and parenting style are significantly negatively correlated. Nine of 16 respondents stated their children has problem on emotion aspect. This condition indicates how important it is to train them to control their emotion DOI: 10.15408/tazkiya.v20i2.9173
PENDEKATAN METODE NAÏVE BAYES CLASSIFIER UNTUK MEMPREDIKSI KEMAMPUAN DELAY OF GRATIFICATION ANAK DENGAN DOWN SYNDROME Neneng Tati Sumiati; Frieda Maryam Mangunsong; Guritnaningsih Santoso
Journal of Psychological Science and Profession Vol 5, No 1 (2021): Jurnal Psikologi Sains dan Profesi (Journal of Psychological Science and Profess
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (537.778 KB) | DOI: 10.24198/jpsp.v5i1.29956

Abstract

Kemampuan delay of gratification merupakan hal mendasar untuk dapat menampilkan perilaku goal-directed dan memprediksi perkembangan kognitif dan sosial. Kemampuan delay of gratification diharapkan menjadi perilaku yang relatif stabil, sementara hasil penelitian menunjukkan kemampuan delay of gratification pada anak dengan Down Syndrome (DS) rendah dan tidak konsisten. Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi kemampuan delay of gratification melalui metode Naïve Bayes Classifier (NBC). Partisipan penelitian ini berjumlah 28 anak dengan DS usia kronologis 7 sampai 14 tahun, usia mental minimal 24 bulan, kecerdasan berada pada tingkat moderat, dan berdomisili di Jakarta. Alat ukur yang digunakan adalah tugas delay dan kuesioner delay of gratification. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan delay of gratification anak dengan DS yang diukur melalui tugas delay dapat memprediksi kemampuan delay of gratification domain makanan, physical pleasure, dan interaksi sosial dengan tingkat akurasi sebesar 71.43%.
KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS TENAGA KESEHATAN INDONESIA SELAMA PANDEMI COVID-19: PENGARUH STRATEGI KOPING, DUKUNGAN SOSIAL, DAN FAKTOR DEMOGRAFIS Neneng Tati Sumiati; Febra Aulia Sita
Journal of Psychological Science and Profession Vol 6, No 3 (2022): Jurnal Psikologi Sains dan Profesi (Journal of Psychological Science and Profess
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jpsp.v6i3.36638

Abstract

Tenaga kesehatan membutuhkan kesejahteraan psikologis yang baik agar kinerja mereka optimal. Di sisi lain, kesejahteraan psikologis tenaga kesehatan di masa pandemi Covid-19 ternyata justru berada pada level yang rendah. Hal ini dapat memengaruhi kualitas kerja mereka terutama berkenaan dengan keselamatan pasien. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh strategi koping, dukungan sosial, dan faktor demografi terhadap kesejahteraan psikologis tenaga kesehatan Indonesia selama masa pandemi Covid-19. Partisipan penelitian ini adalah 585 tenaga kesehatan Indonesia berusia 18 hingga 60 tahun yang bekerja di rumah sakit yang menangani pasien Covid-19. Mereka mengisi kuesioner yang menilai kesejahteraan psikologis (SPWB-42), strategi koping (Brief COPE), dan dukungan sosial (MSPSS-12). Confirmatory factor analysis (CFA) dengan Lisrel 8.7 digunakan untuk menguji validitas alat ukur dan analisis regresi berganda dengan SPSS 23 digunakan untuk menguji hipotesis penelitian ini. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa kesejahteraan psikologis secara statistik dapat diprediksi oleh strategi koping, dukungan sosial, dan faktor demografi sebesar 52% (R 2 = .52; p < 0,05). Strategi problem-focused coping, emotional-focused coping, koping disfungsional, dukungan sosial keluarga dan significant others, serta tahap usia memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kesejahteraan psikologis tenaga kesehatan Indonesia selama pandemi Covid-19. Disarankan untuk meningkatkan problem-focused coping dan emotional-focused coping serta mengurangi koping disfungsional, dan pihak pengelola rumah sakit disarankan memberikan dukungan positif bagi petugas kesehatan.
Resiliensi Orang Tua yang Memiliki Anak dengan Penyakit Kronis: Pengaruh Dukungan Sosial, Religiositas dan Faktor Demografi Neneng Tati Sumiati; Dhea Hayatin Nufus; Rena Latifa
Jurnal Online Psikogenesis Vol 10, No 1 (2022): Juni
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24854/jps.v10i1.2849

Abstract

Orang tua yang memiliki anak dengan penyakit kronis mengalami kelelahan secara fisik, stress, frustrasi dan depresi. Di sisi lain, kondisi mental yang sehat dan stabil, atau secara spesifik daya lenting (resiliensi) sangat diperlukan dalam mendampingi proses pengobatan penyakit yang diderita anaknya. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dukungan sosial (emosi, instrumental, mencari dan membutuhkan dukungan), religiositas (belief, practice, feeling, knowledge dan effect) serta faktor demografi (usia anak, masa pengobatan, jenis penyakit, tingkat pendidikan dan pekerjaan orang tua) terhadap resiliensi orang tua yang memiliki anak dengan penyakit kronis. Teknik pengambilan sampel menggunakan nonprobability sampling jenis purposive sampling. Terdapat 160 orang tua yang berdomisili di Jabodetabek menjadi partisipan penelitian ini. Alat ukur yang digunakan yakni: Resilience Quetiont (RQ) Test, Berlin Social Support Scale (BSSS) dan skala religiositas yang mengacu pada teori Glock and Stark. Validitas instrumen penelitian dilakukan dengan menggunakan confirmatory factor analysis (CFA). Analisis data menggunakan Teknik analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan social dan religiositas berkontribusi secara signifikan terhadap resiliensi orang tua (r2=60.2%, p.001). Faktor-faktor yang berpengaruh secara signifikan adalah dimensi emosi (b=.865, p.001) dan mencari dukungan sosial (b=.485, p=.0110.05), dimensi practice (b=.333, p=.034) dan feeling religiosity (b=.921, p.001). Sementara dari variabel demografi diketahui jenis penyakit (b=.485, p=.006) dan pekerjaan orang tua (b=-.540, p=.041) berpengaruh signifikan terhadap resiliensi orang tua. Impilikasinya disarankan untuk memberikan dukungan emosi pada orang tua yang memiliki anak dengan penyakit kronis dan orang tua disarankan untuk meningkatkan level religiositasnya.
College students’ academic stress during the Covid-19 pandemic: The influence of hardiness, coping strategy, social support, and demographic factorsand Neneng Tati Sumiati; Maftukhatus Sakiinah; Rena Latifa
Jurnal Cakrawala Promkes Vol. 5 No. 2 (2023): August
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/promkes.v5i2.7271

Abstract

Several research results show that during the COVID-19 pandemic, academic stress experienced by college students increased. They experience changes in how they learn, have difficulty staying focused, and are unproductive during the covid-19 pandemic. This study tests factors influencing college students’ academic stress during the covid-19 pandemic. We hypothesized that hardiness, coping strategy, social support, and demographic factors influence academic stress. The sampling technique employed a non-probability sampling technique with a purposive sampling type, with the criteria for college students in Jabodetabek who did distance learning during Covid-19 Pandemic. Three hundred-six participants met the research criteria. Data were collected by academic stress and hardiness scales and; adapting the interpersonal support evaluation list and coping styles scale. Validation of the research instrument using confirmatory factor analysis (CFA) through Lisrel 8.8 software. Hypothesis testing using multiple regression with SPSS software version 20.0. Hardiness, coping strategy (problem-focused-coping and emotional-focused-coping), social support (tangible, appraisal, self-esteem, and belonging)- and demographic factors (gender, level of study) have a significant effect on college student’s academic stress during the covid-19 pandemic (r2=28.2%, p<.001). Variables that have a significant effect on academic stress are emotional-focused-coping (B=0.361, p<.001), self-esteem-support (B=0.117, p<.050), belonging-support (B=-0.271, p<.001) and gender (B=6.885, p<.001). Academic stress is influenced by hardiness, coping strategies, social support, and demographic factors. College students’ academic stress will decrease if students get social support in the form of self-esteem-support and belonging support. The use of highly emotional-focused coping strategies will increase academic stress.