Sebagian besar parfum di pasaran saat ini berfokus pada keharuman semata tanpa memperhatikan efek jangka panjang terhadap kesehatan kulit. Inovasi parfum dengan fungsi ganda (double function) menjadi solusi baru dengan memanfaatkan bahan alami lokal seperti sereh wangi yang mengandung senyawa geraniol bersifat antibakteri, antiseptik, dan antioksidan. Aceh, khususnya di Kecamatan Muara Dua, memiliki potensi besar dalam pengembangan minyak atsiri, namun proses penyulingan yang masih tradisional menyebabkan rendemen dan kualitas minyak rendah. Produk parfum yang dihasilkan mitra juga belum memenuhi standar pasar dan masih terbatas pada penjualan lokal. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas mitra melalui penerapan teknologi penyulingan Ultrasonic Pretreatment yang dikombinasikan dengan Microwave-Assisted Hydrodistillation Vacuum (MAHV), pengembangan formulasi parfum anti-dermatitis, serta peningkatan kemampuan kewirausahaan dan strategi pemasaran digital. Metode pelaksanaan meliputi sosialisasi, pelatihan, pendampingan teknis, evaluasi hasil, dan workshop pembuatan parfum. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keterampilan mitra dalam pengolahan minyak atsiri serta keberhasilan menghasilkan parfum “Mi Amore” dengan kualitas lebih baik dan jangkauan pasar yang lebih luas. Program ini menjadi langkah nyata dalam meningkatkan nilai tambah minyak atsiri Aceh dan memperkuat ekonomi kreatif berbasis sumber daya lokal.