Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ARSITEKTUR KONTRAS PADA HOTEL DAN MALL SOLO BOUTIQUE BENTENG VASTENBURG Kusumowardani, Dian; Handayani, Medina Suci; Wahyuni, Tri; Aristia, Aristia; Dwithama, Ksatria; Indrawati, Selly
JURNAL DARMA AGUNG Vol 31 No 6 (2023): DESEMBER
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Darma Agung (LPPM_UDA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46930/ojsuda.v31i6.3926

Abstract

Revitalisasi Hotel dan Pusat Perbelanjaan Solo Boutique Fort Vastenburg ini diwujudkan dengan memperkenalkan bentuk baru yang selaras dengan lingkungan, yang dalam arsitektur disebut kontras, namun desain bangunannya tidak menghilangkan signifikansi bangunan yang sudah ada sebelumnya. Langkah-langkah dalam proses rehabilitasi meliputi perbaikan dan peningkatan kualitas dan kondisi fisik bangunan, perencanaan hijau, sistem konektivitas, sistem signage/iklan dan ruang terbuka regional (perkotaan). Persoalan lingkungan hidup (kelestarian lingkungan hidup) juga sangat penting, sehingga intervensi material juga harus memperhatikan konteks lingkungan hidup. Perencanaan fasilitas harus selalu didasarkan pada pemikiran jangka panjang serta mempertimbangkan pemulihan ekonomi untuk mengakomodasi kegiatan perekonomian baik formal maupun informal (pembangunan ekonomi lokal), agar dapat memberikan nilai tambah bagi daerah.
Inovasi Teknis dalam Pelestarian Kawasan Cagar Budaya dan Bangunan Gedung Heritage Aristia, Aristia; Selly, Selly; Medina, Medina; Wahyuni, Tri; Dwithama, Ksatria
Indonesian Research Journal on Education Vol. 5 No. 1 (2025): Irje 2025
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/irje.v5i1.2200

Abstract

Dalam proses kegiatan penyelenggaraan pelestarian Kawasan Cagar Budaya dan Bangunan Gedung Cagar Budaya (dalam hal ini termasuk situs, kawasan, bangunan dan struktur Cagar Budaya), dimana dalam alur pelaksanaan proyek pekerjaan, kegiatan perencanaan teknis merupakan tahapan penting yang menjadi dasar dan tolak ukur dalam proses penyelenggaraan selanjutnya, yaitu tahap pelaksanaan konstruksi dan pemanfaatan berkelanjutan. Penyusunan dokumen rencana teknis pada penyelenggaraan pelestarian, tentu berbeda dengan rencana teknis pada proyek penyelenggaraan konstruksi biasa.  Masalah yang sering terjadi terkait perencanaan teknis dalam proses penyelenggaraan yang tidak sesuai dengan kaidah pelestarian, diantaranya: banyak melakukan perubahan atau penambahan elemen baru, tidak berupaya mempertahankan keaslian, tidak dilakukan dengan hati-hati dan bertanggungjawab, tidak didasari kajian identifikasi dan studi kelayakan serta pendokumentasian, tidak dilengkapi dengan syarat-syarat pekerjaan konstruksi sesuai kaidah pelestarian, tidak disertai kajian/rencana teknis pemanfaatan, serta tidak dilaksanakan oleh tenaga ahli pelestarian yang memperhatikan etika pelestarian.  Tim penyelenggara pelestarian, terutama dalam hal ini tim konsultan perencana, sering tidak memahami proses penyelenggaraan pelestarian yang benar.  Hal ini terjadi karena kurang didukung oleh tenaga ahli pelestarian yang terampil, sering menghadapi kondisi yang tidak ideal diantaranya: keterbatasan waktu, sumber daya termasuk biaya. Perencanaan teknis pada proses penyelenggaraan pelestarian Kawasan Cagar Budaya dan Bangunan Gedung Cagar Budaya, dengan contoh penanganan diantaranya: kegiatan pemeliharaan, pemugaran, revitalisasi, rehabilitasi dan kegiatan pelestarian lainnya), adalah perencanaan teknis yang dokumennya perlu dipersiapkan dengan baik, karena sekaligus sebagai bagian dalam proses persetujuan (perizinan). Oleh karena itu, arsitek yang memiliki peran sebagai perencana dalam penyusunan dokumen ini, perlu dilengkapi dengan pemahaman pelestarian dan alur proses penyelenggaraan pelestarian yang baik, sehingga tidak ada pelanggaran/kesalahan dalam penanganan pekerjaan pelestarian.