A. Zainal Abidin
Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Indformasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

ILMU MUKHTALIF AL-HADIST Kajian Metodologis dan Praktis Abidin, A. Zainal
Research Collections Book Collections 2013
Publisher : Research Collections

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Alhamdulillah, puji  syukur  penulis  panjatkan   kepada Allah SWT yang telah memberikan kekuatan kepada penulis, sehingga  buku ILMU MUKHTALIF AL-H{{ADI<S| (Kajian Metodologis dan Praktis) ini dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah SAW yang telah memberikan bimbingan dan motivasi kepada umatnya melalui hadis-hadis yang beliau sabdakan.Hadis sebagai sumber ajaran Islam yang kedua setelah al- Quran, bagi umat Islam merupakan peninggalan yang sangat berharga. Mereka menjaganya dari segala usaha dan dugaan yang negatif seta kebohongan yang menyesatkan. Di antara usaha tersebut adalah adanya keharusan meriwayatkan hadis secara  tekstual   (ar-riwa>yah   bi  al-lafz).   Namun  mengingat bahwa pada zaman Nabi Muhammad saw, periwayatan hadis banyak berlangsung secara oral (lisan) berdasarkan hafalan masing-masing sahabat, maka hal ini membuka peluang terjadinya periwayatan secara makna (al-riwa>yah bi al-mana>).Hadis Nabi yang dimungkinkan diriwayatkan secara lafal hanyalah hadis yang dalam bentuk sabda (h}adi>s qauliyyah) dan ini pun sangat sulit dilakukan kecuali untuk sabda-sabda tertentu. Sedangkan hadis Nabi yang tidak berupa sabda, periwayatannya hanya mungkin dilakukan oleh sahabat secara makna.  Oleh  karena  itu,  tidak  diragukan  lagi  bahwa kebanyakan hadis-hadis Nabi diriwayatkan secara makna. Hal ini  ditunjukkan  oleh  adanya  perbedaan-perbedaan lafal  dari para periwayat yang tsiqat untuk satu hadis. Namun demikian, al-riwa>yah bi al-mana> dengan berbagai alasannya, merupakan fenomena yang tak dapat dielakkan. Sebagai alasan utamanya adalah  ketidakmungkinannya  seluruh  sabda dan  perbuatan Nabi untuk diriwayatkan secara lafal. Namun jelas, bahwa adanya  al-riwa>yah  bi  al-mana>  secara otomatis  akan berimplikasi pada perbedaan redaksi,  karena adanya proses al- ikhtis}a>r dan at-taqt}i>’, at-taqdi>m dan at-takhi>r, al-ibda>l, az- ziya>dah  wa  al-nuqs}a>n  dari  para perawi.  Perbedaan  redaksi hadis ini ada yang tidak mempengaruhi makna atau maksud hadis, namun ada juga yang menyebabkan perbedaan makna.Ikhtila>f  (perbedaan) adalah suatu  hal yang pasti,  tidakmungkin dipungkiri. Karena ia adalah sunnatullah yang akan selalu terjadi pada setiap umat dan seluruh manusia, sekaligus merupakan rahmat Allah. Walaupun demikian, banyak ayat- ayat al-Qur`an maupun hadis yang menyebutkaAAn tentang larangan ber-ikhtila>f (berselisih) karena –seringkali- berakibat kepada iftira>q (perpecahan) yang disebabkan oleh adanya perbedaan pertentangan antar hadis-hadis
SIMULASI PENETAPAN KARAKTERISTIK PENGERINGAN SEMPROT LATEKS BERDASARKAN TEKNIK KOMPUTASI DINAMIKA FLUIDA Vachlepi, Afrizal; Suwardin, Didin; Abidin, A. Zainal
Jurnal Penelitian Karet JPK : Volume 31, Nomor 1, Tahun 2013
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.jpk.v31i1.131

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari karakteristik proses pengeringan lateks karet alam dengan alat pengering semprot menggunakan pendekatan teknik komputasi dinamika fluida (computational fluid dynamic/CFD). Kegiatan penelitian ini meliputi penentuan model CFD untuk menggambarkan sistem pengeringan semprot, penentuan kondisi batas simulasi, penentuan parameter operasi, dan simulasi pengeringan. Variasi perlakuan berupa kadar air lateks terdiri atas 65%, 70%, 75%, dan 80%. Sedangkan suhu udara pengering terdiri atas 140°C, 150°C, 160°C, 170°C, dan 180°C. Dari penelitian yang sudah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kadar air lateks dan suhu udara pengering berpengaruh terhadap proses pengeringan kaitannya dengan kecepatan udara-partikel, waktu pengeringan, diameter partikel, kadar air produk, dan perubahan suhu udara-partikel. Simulasi CFD memprediksi diameter partikel produk akhir sekitar 130-135 micrometer dengan kadar air sekitar 0,32-0,58%. Suhu produk akhir yang keluar dari ruang pengering sekitar 37-54 °C. Diterima : 1 November 2012; Disetujui : 7 April 2013 How to Cite : Vachlepi, A., Suwardin, D., & Abidin, A. Z. (2013). Simulasi penetapan karakteristik pengeringan semprot lateks berdasarkan teknik komputasi dinamika fluida. Jurnal Penelitian Karet, 31(1), 30-44. Retrieved from http://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/jpk/article/view/131
Desain proses pengeringan semprot untuk produksi tepung karet alam dari lateks Abidin, A. Zainal; Vachlepi, Afrizal
Jurnal Teknik Kimia Indonesia Vol 11, No 3 (2012)
Publisher : ASOSIASI PENDIDIKAN TINGGI TEKNIK KIMIA INDONESIA (APTEKIM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/jtki.2012.11.3.2

Abstract

Spray drying process design for the production of natural rubber powder from latexHigh water content in latex may result in perishable condition, high transportation costs, large packing needs, and handling difficulty due to the use of ammonia to prevent its coagulation.  A solution to this problem is to convert the latex into rubber powder using spray drying.  This work describes the design of the rubber powder production process, feedstock formulation, and the design of the dryer. Spray dryer performance is evaluated by simulation. The production process involves latex collection, quality inspection, filtration, addition of additives, and spray drying. Feedstock formulation consists of fresh latex, 1 %-w anticoagulant, and 2 %-w non-stick agent. The drying chamber is designed with a latex feed rate of 6x10-5 m3/s, moisture content of 80 %-w, density of 920 kg/m3, feed temperature of 27 oC, and drying air temperature of 140 oC. A pressurized-type nozzle is selected for the dryer. Design calculation results indicate that the dryer requires a nozzle diameter of 3.5 mm, chamber volume of 0.8 m3, cylindrical section height of 850 mm, conical section height of 870 mm, and a chamber diameter of 1000 mm. Drying time is 0.134 sec, with an overall residence time of 1.80 second. The dryer is predicted to produce natural rubber powder with a moisture content of 0.32-0.56 %-w.Keywords: latex, design, spray drying, simulation AbstrakKandungan air yang tinggi di dalam lateks dapat mengakibatkan lateks mudah rusak, biaya transportasinya tinggi, kebutuhan kemasannya besar, dan penanganannya yang ketat karena lateks mengandung amonia sebagai bahan pencegah kerusakan. Salah satu cara mengatasinya adalah mengkonversi lateks tersebut menjadi tepung karet alam dengan teknologi pengeringan semprot (spray drying). Di sini akan dipaparkan perancangan proses produksi tepung tersebut, formulasi umpannya, dan pengering semprot (spray dryer) yang digunakan untuk mengeringkan lateks. Kinerja dari pengering semprot dievaluasi dengan teknik simulasi. Rancangan proses produksi dimulai dari pengumpulan lateks, pemeriksaan kualitas lateks, penyaringan, penambahan zat aditif, dan pengeringan semprot. Formulasi umpan terdiri dari lateks segar, antikoagulan 1%-b, dan antilengket 2 %-b. Ruang   pengering semprot dirancang berdasarkan laju alir umpan lateks 6x10-5 m3/s dengan kadar air 80 %-b, densitas 920 kg/m3, suhu umpan 27 °C, dan udara pengering 140 °C. Nozzle bertekanan dipilih untuk alat ini. Hasil desain menunjukkan bahwa pengering semprot memerlukan diameter lubang nozzle 3,5 mm,volume ruang pengering 0,8 m3, tinggi bagian silinder 850 mm, kerucut 870 mm, dan diameter 1000 mm. Waktu pengeringan umpan berlangsung selama 0,134 detik dengan waktu lintasan 1,80 detik. Hasil simulasi menunjukkan pengering semprot mampu menghasilkan tepung karet alam dengan kadar air sekitar 0,32-0,56%.Kata kunci: lateks, perancangan, pengeringan semprot, simulasi
Performance Comparison of Waste Management Approach in West Java through Masaro and Waste-to-Energy (WtE) Power Plant Technologies Abidin, A. Zainal; Steven, Soen; Silitonga, Andreas B. A.; Christian, Axel A.; Suyadi , Malikul M. A.; Soekotjo, Ernie S. A.; Yemensia, Elsye V.; Matin , Alex; Putra, Ridwan P.
Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and Environmental Management) Vol 15 No 1 (2025): Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (JPSL)
Publisher : Pusat Penelitian Lingkungan Hidup, IPB (PPLH-IPB) dan Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, IPB (PS. PSL, SPs. IPB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jpsl.15.1.10

Abstract

Waste is often considered as something useless and valueless. However, as the world enters a new industrial era, there is a growing awareness that waste has a high economic value. With proper processing, the waste can be recycled and even used as a feedstock for power generators. With a waste production reaching 24,000 tons per day in West Java, waste becomes a sustainable raw material. There are several methods for processing waste, such as Zero Waste Management Technology (Masaro) and Waste-to-Energy Power Plant (WtE). This study aims to compare the performance of Masaro and WtE technologies from their potential and economic impact. Both methods certainly have their advantages and disadvantages in terms of waste reduction capacities, products obtained, and financial benefits. This study reveals that Masaro technology can reduce 100% waste, whereas WtE can only reduce up to 70–97%. Subsequently, Masaro technology offers more diverse products rather than WtE (6 products vs. 3 products). Moreover, the gross profit margin (GPM) shows that Masaro can reach 99.27% while WtE is still in the range of 12.23–25.30%. It can be concluded that Masaro has quite higher potential and economic benefits compared to WtE.