Setiawan, Naufal
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Implementasi Analisis Spasial Berbasis Sistem Informasi Geografis Untuk Prediksi Awal Tingkat Kerawanan Bencana Tsunami di Kecamatan Sinjai Utara, Sulawesi Selatan Wahyuningrum, Dwi; Lidyani, Lia; Setiawan, Naufal
Jurnal Ilmiah Geomatika Vol 3, No 1 (2023): April Jurnal Ilmiah Geomatika
Publisher : Program Studi Teknik Geomatika Fakultas Teknologi Mineral Universitas Pembangunan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (432.525 KB) | DOI: 10.31315/imagi.v3i1.9554

Abstract

Salah satu kecamatan yang ada di Sulawesi Selatan yang memiliki letak geografis dekat dengan laut adalah Kecamatan Sinjai. Kecamatan ini memiliki sebuah pulau yang terpisah dari daratan utamanya yaitu Pulau Sembilan. Hal ini menjadikan Kecamatan Sinjai Utara memiliki kekayaan sumber daya alam berupa ikan, terumbu karang, dan makhluk laut lainnya, yang tentunya memberikan dampak positif di aspek ekonomi dan pariwisata. Kedekatannya dengan laut membuat wilayah ini perlu untuk mengantisipasi terjadinya bencana laut, salah satunya adalah tsunami. Salah satu langkah awal yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan studi dan analisis kondisi geografis terhadap parameter-parameter untuk mengetahui tingkat kerawanan tsunami. Data geografis berupa peta rupa bumi Indonesia, DEMNAS, dan BATNAS dari geoportal nasional Indonesia digunakan untuk menganalisis kerawanan secara spasial. Metode yang digunakan adalah metode analisis spasial seperti proximity, overlay dan geoprocessing. Selanjutnya pemberian skor dan bobot serta klasifikasi dan simbologi juga digunakan untuk memberikan hasil yang lebih baik. Hasil yang diperoleh adalah sebuah peta kerawanan tsunami yang menampilkan tingkat kerawanan. Tingkat kerawanan tersebut dikategorikan menjadi lima kelompok mulai dari kerawanan sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, hingga sangat tinggi. 
Pemantauan Batas Wilayah Berdasarkan Klasifikasi Bentuk Lahan Menggunakan Metode Topographic Position Index Fauzana, Amelia; Setiawan, Naufal
Majalah Geografi Indonesia Vol 39, No 1 (2025): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/mgi.95959

Abstract

Abstrak. Berkaitan dengan konteks batas intra-nasional, batas intra-nasional memerlukan perhatian khusus dalam pemeliharaan dan pemantauan garis batas, sebagaimana diatur dalam teori boundary making yang mencakup alokasi, delimitasi, demarkasi, dokumentasi, dan pemeliharaan. Namun, di Indonesia belum ada aturan spesifik yang mengatur pemantauan garis batas setelah penetapan, sebagaimana disebutkan dalam Permendagri No. 141 Tahun 2017 tentang batas daerah yang hanya mengatur mekanisme dan kaidah penarikan garis batas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi metode Topographic Position Index (TPI) dalam mendukung pemeliharaan batas administratif pada skala batas kabupaten menggunakan Digital Elevation Model (DEM) dengan resolusi berbeda, yaitu ALOS AW3D, SRTM V3 Global 1-arcsecond, dan DEMNAS serta untuk mengidentifikasi DEM, metode, dan pendekatan yang tepat. Analisis dilakukan pada segmen batas Kabupaten Magelang–Kabupaten Purworejo dan Kabupaten Magelang–Kabupaten Wonosobo dengan dua Area of Interest (AoI) berbeda berdasarkan luas wilayah dan variasi elevasinya. TPI digunakan untuk mengklasifikasikan bentuk lahan ke dalam 10 kategori berdasarkan nilai topografi dari neighborhood kecil dan besar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tiga kelas utama, yaitu canyons, deeply incised streams; mountain tops, high ridges; dan local ridges, hills in valleys, mendominasi peta klasifikasi dengan lebih dari 20% pada setiap kelas. Uji kesesuaian peta terhadap unsur geografis menunjukkan akurasi lebih dari 89% pada ketiga DEM, meskipun resolusi masing-masing berbeda. Temuan utama penelitian ini menunjukkan bahwa metode TPI mampu memetakan dan memantau garis batas administratif secara kartometrik tanpa memerlukan survei lapangan langsung, sehingga sangat relevan untuk wilayah dengan akses terbatas atau variasi elevasi yang kompleks. Dengan demikian, TPI menawarkan manfaat signifikan dalam mendukung pemeliharaan dan pemantauan batas administratif pada batas alam, serta dapat menjadi solusi praktis dalam mengatasi keterbatasan regulasi terkait pemantauan garis batas di Indonesia.Abstract. In the context of intra-national boundaries, special attention is required for the maintenance and monitoring of boundary lines, as outlined in the boundary making theory, which includes allocation, delimitation, demarcation, documentation, and maintenance. However, in Indonesia, there is no specific regulation governing the monitoring of boundary lines after their establishment, as mentioned in Permendagri No. 141 of 2017 concerning regional boundaries, which only regulates the mechanisms and principles for drawing boundary lines. This study aims to explore the potential of the Topographic Position Index (TPI) method in supporting the maintenance of administrative boundaries at the district scale using Digital Elevation Models (DEMs) with different resolutions, namely ALOS AW3D, SRTM V3 Global 1-arcsecond, and DEMNAS, as well as to identify the appropriate DEM, method, and approach. The analysis was conducted on boundary segments between Magelang Regency–Purworejo Regency and Magelang Regency–Wonosobo Regency with two different Areas of Interest (AoIs) based on area size and elevation variations. TPI was used to classify landforms into 10 categories based on topographic values from both small and large neighborhoods. The results show that three main classes, namely canyons, deeply incised streams; mountain tops, high ridges; and local ridges, hills in valleys, dominate the classification map with over 20% in each class. The accuracy test of the classification map against geographical features showed more than 89% accuracy for all three DEMs, despite their different resolutions. The main finding of this study shows that the TPI method is capable of mapping and monitoring administrative boundaries cartometrically without the need for direct field surveys, making it highly relevant for areas with limited access or complex elevation variations. Thus, TPI offers significant benefits in supporting the maintenance and monitoring of administrative boundaries, particularly natural boundaries, and can be a practical solution in addressing regulatory limitations related to boundary monitoring in Indonesia.Submitted: 2024-05-06 Revisions:  2024-12-06 Accepted: 2025-02-15 Published: 2025-02-19
Implementasi Analisis Spasial Berbasis Sistem Informasi Geografis Untuk Prediksi Awal Tingkat Kerawanan Bencana Tsunami di Kecamatan Sinjai Utara, Sulawesi Selatan Wahyuningrum, Dwi; Lidyani, Lia; Setiawan, Naufal
Jurnal Ilmiah Geomatika Vol. 3 No. 1 (2023): April Jurnal Ilmiah Geomatika
Publisher : Program Studi Teknik Geomatika Fakultas Teknologi Mineral Universitas Pembangunan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/imagi.v3i1.9554

Abstract

Salah satu kecamatan yang ada di Sulawesi Selatan yang memiliki letak geografis dekat dengan laut adalah Kecamatan Sinjai. Kecamatan ini memiliki sebuah pulau yang terpisah dari daratan utamanya yaitu Pulau Sembilan. Hal ini menjadikan Kecamatan Sinjai Utara memiliki kekayaan sumber daya alam berupa ikan, terumbu karang, dan makhluk laut lainnya, yang tentunya memberikan dampak positif di aspek ekonomi dan pariwisata. Kedekatannya dengan laut membuat wilayah ini perlu untuk mengantisipasi terjadinya bencana laut, salah satunya adalah tsunami. Salah satu langkah awal yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan studi dan analisis kondisi geografis terhadap parameter-parameter untuk mengetahui tingkat kerawanan tsunami. Data geografis berupa peta rupa bumi Indonesia, DEMNAS, dan BATNAS dari geoportal nasional Indonesia digunakan untuk menganalisis kerawanan secara spasial. Metode yang digunakan adalah metode analisis spasial seperti proximity, overlay dan geoprocessing. Selanjutnya pemberian skor dan bobot serta klasifikasi dan simbologi juga digunakan untuk memberikan hasil yang lebih baik. Hasil yang diperoleh adalah sebuah peta kerawanan tsunami yang menampilkan tingkat kerawanan. Tingkat kerawanan tersebut dikategorikan menjadi lima kelompok mulai dari kerawanan sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, hingga sangat tinggi.