Markus, Yosefania E.D.P.
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

EFEKTIVITAS EKSTRAK BIJI KELOR (Moringa oleifera) TERHADAP LARVA Aedes aegypti DAN Culex sp. INSTAR III/IV Markus, Yosefania E.D.P.; Koamesah, Sangguana M J; Trisno, Idawati
Cendana Medical Journal Vol 7 No 2 (2019): Cendana Medical Journal
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (167.331 KB) | DOI: 10.35508/cmj.v7i2.1793

Abstract

Penggunaan larvasida sintetik dalam waktu lama dapat menyebabkan terbentuknya strain nyamuk yang resisten. Usaha yang dilakukan untuk mengatasi resistensi vektor terhadap larvasida adalah menggunakan larvasida nabati yang terbuat dari tumbuhan yang lebih ramah lingkungan dan lebih mudah terurai di alam. Biji kelor (Moringa oleifera) mengandung metabolit sekunder seperti tanin, saponoin dan alkaloid yang dapat berperan dalam kematian larva. Spesies nyamuk yang digunakan adalah Aedes aegypti dan Culex sp. yang merupakan vektor dari beberapa penyakit endemis dan penyakit yang diabaikan di Indonesia, yaitu Demam Berdarah (Aedes aegypti) dan Filariasis (Culex sp.). kedua penyakit ini masih memiliki angka prevalensi yang tinggi di Indonesia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektifitas biji kelor sebagai larvasida pada larva nyamuk Aedes aegypti dan Culex sp. Metode yang digunakan ekstrak biji kelor dibuat menggunakan pelarut aquades dengan teknik infundasi. Uji perlakuanfitokimia dilakukan untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder dari ekstrak biji kelor. Digunakan 480 ekor larva instar III/IV dari setiap spesies nyamuk yang dibagi dalam 6 kelompok perlakuan, (kelompok kontrol positif dengan abate 0,02 ppm, kelompok ekstrak biji kelor 750 ppm, 1000 ppm, 1250 ppm, 1500 ppm, dan 1750 ppm). Pengamatan akan dilakukan selama 48 jam dengan 4 kali pengulangan. Hasil penelitian ini pada uji fitokimia didapatkan ekstrak biji kelor mengandung alkaloid, saponin, triterpenoid, dan tanin (dalam jumlah sedikit). Rata-rata kematian larva yang paling tinggi ditemukan pada kosentrasi 1750 ppm yaitu 4,5 larva Aedes aegypti dan 3,5 larva Culex sp.. Hasil analisis Kruskall Wallis menunjukkan bahwa ekstrak biji kelor efektif sebagai larvasida untuk Aedes aegypti (p=0,004) dan Culex sp. (p=0,001). Pada analisis probit didapatkan bahwa LC50 dari ekstrak terhadap Aedes aegypti adalah 4618 ppm, dan untuk Culex sp. 5242 ppm. Kesimpulan ekstrak biji kelor efektif sebagai larvasida nabati pada larva Aedes aegypti dan Culex sp