Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Kajian Aplikasi Insektisida Nabati Piretrum (Chrysanthemum cinerariaefolium) Pada Pertanaman Kubis Petani Agus Kardinan; NFN Ellyda - A.W; A. Dhalimi; J.T Yuhono; M. Iskandar
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 10, No 1 (1999): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v10n1.1999.14-24

Abstract

KARAKTERISTIK MORFOLOGI DAN KANDUNGAN MINYAK DUA NOMOR SELASIH HUTAN (Ocimum gratissimum L.) Sri Wahyuni; Endang Hadipoentyanti; Agus Kardinan
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 16, No 1 (2005): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v16n1.2005.%p

Abstract

Morphological characteristics and oil content of two accession numbers of tree basil (Ocimum gratissimum L.)Accession of essential oil plants can be distinguished based on morphological characters, oil content and its major chemical constituent. In this research, observations on two accession numbers of tree basil were performed to know their differences. Seeds were planted at the nursery, then transplanted to the polybag before their planted in the field. Fivety plants were planted at bedding size 2 x 3 m with 40 x 30 cm spacing. Morphological characters observed were habitus, stem diameter, shape and colour; leaves shape, colour and pubescentness; flower colour, petal colour and panicle arrangement; seed shape, colour and weight. The essential oil was extracted from whole herbs (young stem, leaves and flower) and analyzed their oil physicochemical characters and major oil constituent. Based on morphological characters both accession is difficult to be distinguished exept for their leaf odour.  Accession from Serang has less leaves odour compared to accession from Bogor. The oil content and physicochemical characters of the two accessions were most similar but different in the oil chemical constituent. Major chemical constituent of tree basil from Bogor is eugenol (37,04%), sineol (21,44%) and timol (9,67%), mean while major chemical constituent accession from Serang is Sineol (40,03%), eugenol (13,94%) and linalool (11,17%). For the pesticides used, accession from Bogor will be better because it has higher eugenol. 
Pengaruh Abu Limbah Serai Dapur dan Tepung Bawang Putih Terhadap Hama Gudang Callosobruchus analis F. (Coleoptera; Bruchidae) Agus Kardinan; Ellyda Abas Wikardi
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 9, No 1 (1994): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v9n1.1994.16-20

Abstract

EFEKTIVITAS FORMULA MINYAK SERAI WANGI TERHADAP PERTUMBUHAN KAPANG ASAL BUAH MERAH DAN SAMBILOTO Miftakhurohmah Miftakhurohmah; Rita Noveriza; Agus Kardinan
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 19, No 2 (2008): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v19n2.2008.%p

Abstract

Komponen utama minyak serai wangi adalah sitronela dan geraniol, yang memiliki sifat antibakteri dan antikapang, sehingga bisa dimanfaatkan sebagai pestisida nabati. Peneli-tian ini bertujuan untuk mengetahui daya ham-bat formula minyak serai wangi (air + elmul-sifier + minyak serai wangi 1%) terhadap ka-pang kontaminan asal ekstrak dan buah merah segar (Geotrichum sp, Fusarium culmorum, Ulocladium sp dan Fusarium sp) dan asal serbuk sambiloto (Aspergillus flavus). Peneli-tian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik (Balittro), pada Desember 2007 sampai dengan April 2008. Penelitian dilakukan dengan 2 metode : (1) Metode zona penghambatan, de-ngan dosis perlakuan 20 µl, kapang uji adalah kapang kontaminan asal buah merah segar; (2) Metode cawan dengan pengenceran bertingkat, kapang uji A. flavus, dengan beberapa konsen-trasi formula minyak serai wangi (0; 2; 5 dan 10%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar sitronela dalam formula minyak serai wangi yang diuji sebesar 1,54%. Formula mi-nyak serai wangi yang diuji memiliki kemam-puan menghambat pertumbuhan Geotrichum sp, Fusarium culmorum, Ulocladium sp dan Fusarium sp. Persentase penghambatan per-tumbuhan sebesar 16,07-66,67% pada 7 hari setelah perlakuan, dengan persentase pengham-batan terendah pada kapang Fusarium sp dan tertinggi pada Ulocladium sp. A. flavus tidak mampu tumbuh pada konsentrasi formula minyak serai wangi sebesar 10%, sedangkan pada konsentrasi 2 dan 5% menghambat per-tumbuhan A. flavus dengan daya hambat se-besar 11,78 dan 13,85%, pada hari ke-5 setelah perlakuan. 
DAYA TOLAK EKSTRAK TANAMAN ROSEMARY (Rosmarinus officinalis) TERHADAP LALAT (Musca domestica) Agus Kardinan
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 18, No 2 (2007): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v18n2.2007.%p

Abstract

Penelitian daya tolak ekstrak tanaman rosemary (Rosmarinus officinalis) terhadap la-lat Musca domestica telah dilakukan pada tahun 2006 di Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik (Balittro) serta di IPB. Pembuat-an minyak atsiri (penyulingan) dan sediaan perlakuan yang akan diuji dilakukan di Balit-tro, sedangkan pengujiannya dilakukan di La-boratorium Parasitologi dan Entomologi Ke-sehatan, Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesmavet Kedokteran Hewan, IPB. Penelitian dirancang dalam acak lengkap, 5 perlakuan berupa konsentrasi rosemary (20%; 10%; 5%; 2,5% dan 0%) dan 5 ulangan dengan meng-gunakan alat dan metode standar. Hasil pene-litian menunjukkan bahwa minyak atsiri rose-mary bersifat sebagai pengusir (repellent) lalat dan juga dapat mengakibatkan lalat jatuh (knock down) yang diamati pada menit ke 30 dan 60 setelah aplikasi. Pengaruh rosemary pada konsentrasi 2,5% hingga 20% terhadap lalat adalah terusir dan jatuh dengan kisaran efektifitasnya antara 12,7% hingga 42,6%.
PENGARUH CAMPURAN BEBERAPA JENIS MINYAK NABATI TERHADAP DAYA TANGKAP LALAT BUAH Agus Kardinan
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 18, No 1 (2007): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v18n1.2007.%p

Abstract

Penelitian pengaruh campuran bebe-rapa jenis minyak nabati terhadap daya tangkap lalat buah telah dilakukan di kebun jambu biji di Bogor pada tahun 2006. Penelitian menggu-nakan rancangan acak kelompok dengan dela-pan perlakuan dan diulang empat kali. Perla-kuan terdiri dari minyak nabati : (1) sawit, (2) pala, (3) kayu manis, (4) melaleuca, (5) mela-leuca + sawit (1:1), (6) melaleuca + pala (1:1), (7) melaleuca + kayu manis (1:1) dan (8) atrak-tan pembanding Hogy yang sudah beredar di pasaran. Minyak melaleuca yang dihasilkan da-ri penyulingan daun Melaleuca bracteata me-ngandung metil eugenol 80%, sedangkan Hogy mengandung metil eugenol 75%. Perlakuan de-ngan cara meneteskan minyak sebanyak 1 ml pada kapas yang diletakkan di dalam perang-kap lalat. Perangkap lalat dibuat dari botol mi-numan air mineral (600 ml) dan digantungkan pada pohon jambu biji setinggi sekitar 2 m di atas permukaan tanah. Pengamatan dilakukan setiap minggu selama empat minggu terhadap jumlah, jenis dan kelamin lalat buah yang ter-perangkap. Hasil penelitian menunjukkan bah-wa minyak nabati pala dan sawit merupakan bahan yang baik untuk dicampurkan dengan minyak melaleuca, hal ini ditunjukkan oleh ha-sil tangkapan yang lebih baik bila dibanding-kan dengan atraktan pembanding Hogy, walau-pun kandungan metil eugenolnya (40%) lebih rendah dibanding Hogy (75%). Minyak nabati kayu manis merupakan bahan yang bersifat an-tagonis bila dicampur melaleuca, hal ini ditun-jukkan oleh hasil tangkapan yang rendah. Mi-nyak pala mampu berperan sebagai atraktan la-lat buah, walaupun daya tangkapnya rendah. 
POTENSI ADAS (Foeniculum vulgare) SEBAGAI BAHAN AKTIF LOTION ANTI NYAMUK DEMAM BERDARAH(Aedes aegypti) Agus Kardinan; Azmi Dhalimi
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 21, No 1 (2010): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v21n1.2010.%p

Abstract

Penelitian dilakukan pada tahun 2007-2008 di Laboratorium Entomologi, Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aro-matik. Penelitian disusun dengan rancang-an acak lengkap, terdiri dari 5 taraf per-lakuan konsentrasi minyak adas (0; 1,25; 2,5; 5; dan 10%), dan diulang sebanyak sepuluh kali. Pengamatan dilakukan terha-dap uji organoleptik, yaitu meliputi homo-genitas formula, warna, aroma, uji iritasi, pH, viskositas, serta uji daya proteksi. Pengujian dilakukan selama enam jam, sedangkan pengolesan lotion hanya dila-kukan satu kali, pada saat awal pengujian untuk melihat daya tahan lotion. Hasil menunjukkan bahwa formula lotion anti nyamuk bercampur secara homogen yang dilihat pada bulan pertama hingga bulan ketiga. Lotion berwarna agak kekuningan, sebagai akibat dari warna minyak atsiri adas yang berwarna kekuningan. Aroma formula berbau khas seperti minyak telon dengan aroma yang stabil sampai penga-matan bulan ke tiga. Lotion tidak menye-babkan iritasi atau ketidak-nyamanan pada pengguna selama pemakaian enam jam. pH formula lotion hampir merata yaitu sekitar 8,6 lebih, dimana pH ideal sebagai lotion adalah mendekati netral (7). Oleh karena itu perlu pengurangan kadar tri-etanolamin pada formula untuk menu-runkan pH. Terdapat korelasi positif antara konsentrasi minyak atsiri adas dengan viskositas formula, yaitu semakin tinggi kandungan minyak atsiri adas, semakin tinggi viskositasnya. Minyak atsiri adas bersifat repellent (menolak) nyamuk A. aegypti, namun demikian pada konsen-trasi 1,25 dan 2,5% hanya menampakkan efektifitasnya pada jam pertama pengu-jian. Sedangkan pada konsentrasi 5 dan 10%, efektifitasnya dapat bertahan sela-ma dua jam dengan menunjukkan daya proteksi di atas 50%, setelah itu daya proteksi mulai menurun. 
SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus) INSEKTISIDA NABATI RAMAH LINGKUNGAN Firda Yanuar Pradani; Agus Kardinan
SPIRAKEL Vol 9 No 2 (2017)
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Baturaja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (250.104 KB)

Abstract

Penelitian potensi minyak atsiri serai dapur (Cymbopogon citratus) sebagai insektisida nabati yang merupakan komponen teknologi budidaya pertanian berkelanjutan telah dilakukan di Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Bogor. Penelitian dirancang dalam acak lengkap, 5 perlakuan (konsentrasi serai wangi dalam lotion sebesar 1%; 3%; 6%; 9% dan kontrol (0%) dan diulang 6 kali. Serangga uji sebagai indikator adalah nyamuk demam berdarah Aedes aegypti. Daya proteksi dihitung pada setiap jam dengan cara memasukkan lengan yang telah diberi perlakuan ke dalam kurungan nyamuk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak atsiri serai dapur dalam bentuk lotion efektif menghalau serangan serangga nyamuk Aedes aegypti hingga jam ke 3 setelah aplikasi/pengolesan perlakuan terhadap lengan, sedangkan pada jam ke 4, daya proteksi semua perlakuan sudah menurun drastis, sehingga dapat disimpulkan bahwa daya proteksi serai dapur dalam bentuk lotion efektif menghalau serangga nyamuk Aedes aegypti selama 3 jam.
PENGARUH CAMPURAN BEBERAPA JENIS MINYAK NABATI TERHADAP DAYA TANGKAP LALAT BUAH Agus Kardinan
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 18, No 1 (2007): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v18n1.2007.%p

Abstract

Penelitian pengaruh campuran bebe-rapa jenis minyak nabati terhadap daya tangkap lalat buah telah dilakukan di kebun jambu biji di Bogor pada tahun 2006. Penelitian menggu-nakan rancangan acak kelompok dengan dela-pan perlakuan dan diulang empat kali. Perla-kuan terdiri dari minyak nabati : (1) sawit, (2) pala, (3) kayu manis, (4) melaleuca, (5) mela-leuca + sawit (1:1), (6) melaleuca + pala (1:1), (7) melaleuca + kayu manis (1:1) dan (8) atrak-tan pembanding Hogy yang sudah beredar di pasaran. Minyak melaleuca yang dihasilkan da-ri penyulingan daun Melaleuca bracteata me-ngandung metil eugenol 80%, sedangkan Hogy mengandung metil eugenol 75%. Perlakuan de-ngan cara meneteskan minyak sebanyak 1 ml pada kapas yang diletakkan di dalam perang-kap lalat. Perangkap lalat dibuat dari botol mi-numan air mineral (600 ml) dan digantungkan pada pohon jambu biji setinggi sekitar 2 m di atas permukaan tanah. Pengamatan dilakukan setiap minggu selama empat minggu terhadap jumlah, jenis dan kelamin lalat buah yang ter-perangkap. Hasil penelitian menunjukkan bah-wa minyak nabati pala dan sawit merupakan bahan yang baik untuk dicampurkan dengan minyak melaleuca, hal ini ditunjukkan oleh ha-sil tangkapan yang lebih baik bila dibanding-kan dengan atraktan pembanding Hogy, walau-pun kandungan metil eugenolnya (40%) lebih rendah dibanding Hogy (75%). Minyak nabati kayu manis merupakan bahan yang bersifat an-tagonis bila dicampur melaleuca, hal ini ditun-jukkan oleh hasil tangkapan yang rendah. Mi-nyak pala mampu berperan sebagai atraktan la-lat buah, walaupun daya tangkapnya rendah. 
Kajian Aplikasi Insektisida Nabati Piretrum (Chrysanthemum cinerariaefolium) Pada Pertanaman Kubis Petani Agus Kardinan; NFN Ellyda - A.W; A. Dhalimi; J.T Yuhono; M. Iskandar
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 10, No 1 (1999): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v10n1.1999.14-24

Abstract