Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Efektifitas Komunikasi InaRisk Personal Membangun Budaya Sadar Bencana Masyarakat Lomban, Ario Akbar; Ariyani, Nafiah
International Journal of Demos (IJD) Volume 5 Issue 1 (2023)
Publisher : HK-Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37950/ijd.v5i1.387

Abstract

AbstractIn the human life, humans will always face risks and hazards. Hazards can emerge from natural factors, human factors and technology. Hazards will become disaster risks, if they threaten human vulnerability. The constitution number 24 of 2007 concerning disaster management exists as an effort to reduce disaster risk from the geographical location of Indonesia's territory which is prone to geological, hydrometeorological, biological, technological, health and environmental degradation. Hazard as a trigger can transform into a disaster when the high vulnerability and low capacity meet causing an inability to respond the hazards. This inability can also be interpreted by understanding disaster knowledge. Hazard and risk potentials are something that can be predicted in a situation full of uncertainty and decisions that need to be taken either by individuals or organizations. In the context of disaster knowledge, InaRisk Personal is risk communication as an effort to convey messages about changing people's mindsets and behavior to manage potential disaster hazards for safety. InaRisk Personal is a mobile based information system prepared by the National Disaster Management Authority (BNPB) that displays disaster risk levels and recommendations for community safety actions in the pre-disaster, during and post-disaster. The qualitative method with literature study approach is used to explore and understand the considered meaning of social or humanitarian issues from an individual or a group of individuals (Cresswell, 2009) to describe BNPB's communication strategy in marketing the InaRisk Personal platform as an information system for preparedness community in facing disasters.Keywords: Disaster Risk, Risk Communication, System Information, Communication Strategy AbstrakKehidupan manusia selalu berhadapan dengan risiko dan bahaya. Bahaya dapat timbul karena faktor alam, manusia dan teknologi. Bahaya (hazards) akan menjadi risiko bencana (disaster risk), manakala mengancam variable kerentanan (vulnerability) manusia. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana hadir sebagai upaya Pengurangan Risiko Bencana dari letak geografis wilayah Indonesia yang rawan bencana geologi, hidrometeorologi, biologi, teknologi, kesehatan dan penurunan kualitas lingkungan. Bahaya sebagai pemicu dapat berpotensi menjadi bencana, ketika faktor kerentanan tinggi masyarakat dan kapasitas (capacity) rendah bertemu menyebabkan ketidakmampuan merespon bahaya. Ketidakmampuan itu dapat diartikan terbatasnya pengetahuan kebencanaan. Bahaya dan risiko adalah sesuatu yang dapat diprediksi dalam situasi yang penuh dengan ketidakpastian dan perlu mengambil keputusan cepat dan tepat oleh individu ataupun organisasi. Dalam konteks kebencanaan, InaRisk Personal merupakan komunikasi risiko sebagai upaya menyampaikan pesan perubahan pola pikir dan perilaku masyarakat menyikapi potensi bahaya bencana untuk keselamatan. InaRisk Personal adalah sistem informasi berbasis mobile yang menampilkan tingkat risiko bencana dan rekomendasi keselamatan masyarakat pada fase prabencana, saat maupun pascabencana. Metode kualitatif dengan pendekatan studi literatur untuk mengeksplorasi dan memahami makna yang dipertimbangkan dari masalah social dari individu atau sekelompok individu (Cresswell, 2009) untuk menggambarkan strategi komunikasi BNPB dalam memasarkan platform InaRisk Personal sebagai sistem informasi untuk kesiapsiagaan masyarakat  menghadapi bencana.Kata Kunci: Risiko Bencana, Komunikasi Risiko, Sistem Informasi, Strategi Komunikasi
KOMUNIKASI RISIKO PUSAT PENGENDALIAN OPERASI PENANGGULANGAN BENCANA (PUSDALOPS-PB) DALAM KESIAPAN MENGHADAPI ANCAMAN BENCANA Lomban, Ario Akbar; Jamalullail, Jamalullail
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 9, No 2 (2022): NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jips.v9i1.2022.495-504

Abstract

Letak geografis Indonesia yang berada pada jalur pergerakan tiga lempeng dunia Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik adalah hal yang menyebabkan Indonesia dikenal sebagai negara dengan supermarket bencananya, atau negara dengan wilayah rawan bencana. Saat ini Indonesia telah mengidentifikasi tingkat risiko bahaya di seluruh wilayah dengan Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI), yang menginformasikan tingkat bahaya tinggi, sedang dan rendah pada satu daerah. IRBI merupakan platform dari hasil pengembangan ilmu pengetahuan yang dapat menjadi informasi awal untuk mengetahui dan memahami risiko bencana oleh stakeholder penanggulangan bencana dan masyarakat. Berdasarkan indeks tersebut pemerintah daerah, akademisi, dunia usaha, media dan masyarakat dapat menentukan langkah prioritas dan tindakan keselamatan untuk meminimalisir dampak bencana. Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Penanggulangan Bencana (PB) sebagai unit yang dibentuk untuk melakukan pemantauan, monitoring, evaluasi secara rutin, dan memobilisasi sumberdaya hingga memberikan rekomendasi kepada pengambil kebijakan, sejatinya sangat terbantu dalam menyampaikan informasi risko bahaya dengan memanfaatkan data dan informasi IRBI ataupun platform informasi kebencanaan lainnya. InaRisk merupakan transformasi dari IRBI yang berbasis open source untuk memberikan gambaran spasial secara visual wilayah Indonesia yang terancam bencana dengan luasan populasi terdampak, potensi kerugian dan kerusakan lingkungan. Pemahaman risiko bencana dan meneruskannya melalui informasi bahaya secara dini kepada stakeholder PB dan masyarakat, merupakan rangkaian operasional Pusdalops PB dalam upaya kesiapsiagaan melalui diseminasi informasi dan komunikasi untuk kesiapan menghadapi keadaan chaos atau situasi darurat. Pusdalops PB dalam fungsinya sebagai fasilitator komunikasi, perlu mengamati, memahami risiko dan mengkomunikasikan risiko yang dapat berangkat dari IRBI, InaRisk maupun media pemantauan lainnya untuk mendorong kesiapsiagaan suatu wilayah menghadapi ancaman bencana. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji operasional Pusdalops PB dalam merespon potensi bahaya yang teridentifikasi dengan komunikasi dan koordinasi saat situasi siaga darurat. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif untuk melihat fakta sebenarnya operasional Pusdalops PB dalam proses hingga produksi informasinya terkait pemanfaatan data dan informasi sekunder sebagai landasan melakukan komunikasi risiko untuk upaya penanganan bencana.