Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

KOMPARASI KELAYAKAN INVESTASI KLON KARET GT 1 DAN PB 260 PADA BERBAGAI TINGKAT HARGA DAN UMUR EKONOMIS Agustina, Dwi Shinta; Herlinawati, Eva
Jurnal Penelitian Karet JPK : Volume 35, Nomor 1, Tahun 2017
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.jpk.v1i1.362

Abstract

Dengan kondisi harga saat ini, penanaman karet dengan klon-klon lama (seperti GT1) sudah harus digantikan dengan klon-klon unggul baru yang produksinya lebih tinggi. Apabila petani meremajakan kebun karet tuanya dengan tanaman karet klon unggul, pendapatan yang diterima dapat lebih baik dibandingkan dengan produksi yang diperoleh dari kebun karet tua rusak serta serta pengembalian biaya investasi lebih cepat. Tulisan ini menampilkan kelayakan investasi tanaman karet dengan klon GT 1 dan PB260 pada berbagai tingkat harga dan umur ekonomis tanaman. Melalui informasi ini diharapkan petani dapat meningkatkan produktivitas per siklus pengusahaan tanaman. Dari hasil analisis diketahui bahwa pengusahaan klon PB260 adalah lebih menguntungkan dibandingkan dengan pengusahaan klon GT1 apabila dilakukan sesuai dengan rekomendasi teknis yang dianjurkan.
POTENSI DAN KENDALA DALAM PENGUATAN DAN PENUMBUHAN KELOMPOK PEMASARAN BAHAN OLAH KARET TERORGANISIR DI PROVINSI SUMATERA SELATAN Syarifa, Lina Fatayati; Agustina, Dwi Shinta; Alamsyah, Aprizal; Nugraha, Iman Satra
Jurnal Penelitian Karet JPK : Volume 34, Nomor 2, Tahun 2016
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.jpk.v34i2.228

Abstract

Sistem pemasaran terorganisir telah mampu meningkatkan mutu bokar dan bagian harga yang diterima petani. Oleh karena itu, diperlukan pembinaan untuk memperkuat dan menumbuhkan sistem pemasaran tersebut dengan mengidentifikasi kendala yang menghambat dan potensi yang memperkuat kelompok pemasarannya. Penelitian dilakukan dengan metode survei. Pemilihan lokasi dilakukan secara purposif di: 1) lokasi UPPB/KUD/Gapoktan yang masih aktif melakukan pemasaran bersama melalui lelang atau kemitraan; 2) lokasi yang sudah terbentuk kelompok pemasaran namun belum melakukan pemasaran lelang atau kemitraan; dan 3) lokasi Gapoktan/KUD/UPPB yang sudah tidak aktif lagi. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner terhadap kelompok pemasaran. Hasil survei menunjukkan bahwa faktor-faktor yang menghambat penguatan kelompok pemasaran adalah kurangnya komitmen masyarakat untuk terus berkelompok, kurangnya kesadaran untuk menjaga mutu bokar, dan kurangnya keterbukaan antara pengurus dan anggota. Pada kelembagaan pemasaran diperlukan bimbingan dan penyuluhan mengenai pemasaran terorganisir dan bimbingan teknis dalam meningkatkan mutu bokar. Sementara itu faktor pendukung yang dapat memperkuat lembaga pemasaran adalah adanya keterbukaan antara pengurus dan anggota, dan adanya kegiatan yang bersifat dapat mengikat anggota seperti kegiatan simpan pinjam dan penyediaan saprodi atau sembako.
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI KARET (STUDI KASUS PETANI KARET DI WILAYAH OPERASIONAL PERUSAHAAN MIGAS KABUPATEN MUSI BANYUASIN) Nugraha, Iman Satra; Alamsyah, Aprizal; Agustina, Dwi Shinta
Jurnal Penelitian Karet JPK : Volume 36, Nomor 2, Tahun 2018
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.jpk.v36i2.594

Abstract

Musi Banyuasin merupakan salah satu kabupaten yang berkontribusi terhadap produksi karet di Provinsi Sumatera Selatan. Namun disisi lain produksi karet yang dihasilkan oleh petani karet belum optimal. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi produksi karet sehingga produksi karet petani dapat meningkat. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive di 7 desa dengan masing-masing desa terdiri 30 responden. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder dan untuk analisis data menggunakan spss 16. Berdasarkan hasil penelitian tingkat pendidikan petani mayoritas hanya mencapai Sekolah Dasar dan memiliki pengalaman berkebun karet selama 15 tahun. Sedangkan faktor yang berpengaruh nyata terhadap produksi karet adalah kepemilikan lahan karet (X2), jumlah tenaga kerja (X3), jenis bahan tanam yang digunakan (X4) dan penggunaan pupuk (X5). Sedangkan pendapatan keluarga sebesar Rp 3.732.000,- per bulan dan karet merupakan  sumber pendapatan terbesar terhadap total pendapatan keluarga dengan kontribusi sebesar Rp 2.024.000,- per bulan sedangkan selebihnya berasal dari kegiatan berdagang dan buruh.
STUDI PERKIRAAN HARGA KARET MINGGUAN DI TINGKAT PETANI DENGAN PENDEKATAN PENGELUARAN RUMAH TANGGA DAN BIAYA BERKEBUN KARET DI MUSI BANYUASIN Nugraha, Iman Satra; Alamsyah, Aprizal; Agustina, Dwi Shinta
Jurnal Penelitian Karet JPK : Volume 37, Nomor 1, Tahun 2019
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.jpk.v37i1.622

Abstract

Enam tahun terakhir ini harga karet mengalami kecenderungan menurun dan berdampak kepada pendapatan petani, sehingga kebutuhan petani tidak dapat terpenuhi dan tidak dapat melakukan peremajaan karet (membangun kebun karet). Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk memberikan gambaran perkiraan harga karet mingguan di tingkat petani. Penelitian dilakukan di Kabupaten Musi Banyuasin, dengan menggunakan 210 responden. Pengambilan sampel secara purposive sampling dan pengambilan data menggunakan metode wawancara. Pengolahan data dilakukan secara kuantitatif yaitu dengan pendekatan biaya yang dikeluarkan untuk kebutuhan keluarga sehari-hari dan berkebun karet. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya yang dikeluarkan petani sebesar IDR 935.611,- per minggu dengan proporsi untuk kebutuhan rumah tangga sebesar IDR 712.557,- per minggu dan biaya berkebun karet sebesar IDR 223.054,- per minggu. Dengan rata-rata produksi karet petani sebesar 85 kg – 90 kg, maka perkiraan harga karet ditingkat petani sebesar IDR 10.369,- s.d IDR 11.007,- per kg per minggu. Dengan perkiraan harga tersebut petani akan dapat meningkatkan pendapatan sehingga petani dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari serta membangun kebun karet klonal.
TATA KELOLA RANTAI NILAI GLOBAL KARET ALAM DI PROVINSI JAMBI Agustina, Dwi Shinta; Nurmalina, Rita; Fariyanti, Anna; Burhanuddin, Burhanuddin
Jurnal Penelitian Karet JPK : Volume 43, Nomor 1, Tahun 2025
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.jpk.v43i1.1159

Abstract

Pengembangan rantai nilai karet alam Indonesia masih dihadapkan pada berbagai permasalahan dan memberikan dampak kepada berbagai aktor yang terlibat di sepanjang rantai nilai. Penelitian ini memberikan gambaran mengenai struktur tata kelola rantai nilai karet alam di Provinsi Jambi sebagai salah satu provinsi penghasil karet utama di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data dari kegiatan survei terhadap 118 aktor yang terlibat di dalam rantai nilai karet meliputi 100 orang petani, 11 orang pedagang perantara, 4 orang pengurus pasar lelang/UPPB, dan 3 orang mewakili pabrik karet remah. Analisis data menggunakan analisis pemetaan dan tata kelola rantai nilai. Hasil studi menunjukkan bahwa rantai nilai karet alam di Provinsi Jambi melibatkan beberapa aktor yaitu petani, pasar lelang/ UPPB, pedagang kecil, pedagang besar, pabrik karet remah, eksportir, dan konsumen akhir. Setiap aktor di sepanjang rantai nilai memiliki aktivitas dan menghasilkan produk yang berbeda yang memberikan nilai tambah. Selanjutnya, hasil analisis tata kelola menunjukkan bahwa tata kelola rantai nilai karet alam dikategorikan sebagai tata kelola market dengan kompleksitas informasi rendah, kodifikasi informasi dan kapabilitas pemasok yang tinggi. Hasil studi ini menggarisbawahi perlunya dukungan kelembagaan dan intervensi kebijakan yang lebih baik untuk bergerak menuju tata kelola rantai nilai yang lebih terintegrasi dan inklusif di Provinsi Jambi.