Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

DAMPAK RENDAHNYA HARGA KARET TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI PETANI KARET DI SUMATERA SELATAN Syarifa, Lina Fatayati; Agustina, Dwi Shinta; Nancy, Cicilia; Supriadi, Muhammad
Jurnal Penelitian Karet JPK : Volume 34, Nomor 1, Tahun 2016
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.jpk.v34i1.218

Abstract

Rendahnya harga karet telah memberikan berbagai dampak terhadap kondisi sosial ekonomi petani karet di Sumatera Selatan (Sumsel) dikarenakan lebih dari 40% penduduk Sumsel menggantungkan hidupnya dari komoditas karet. Tulisan ini menguraikan hasil penelitian mengenai dampak turunnya harga karet terhadap kondisi sosial ekonomi petani karet di Sumatera Selatan. Kegiatan penelitian dilakukan di Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2014. Penelitian dilakukan dengan metode survei dengan mengambil sampel petani karet yang dipilih secara acak. Selanjutnya secara sengaja dipilih sampel penangkar bibit karet,  perusahaan leasing kendaraan,  dealer kendaraan bermotor serta  perusahaan leasing dan toko elektronik dan furniture di sekitar wilayah sentra karet di Sumatera Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa turunnya harga karet saat ini telah memberikan dampak yang mengakibatkan turunnya pendapatan petani per bulan, turunnya kemampuan investasi petani, turunnya daya beli petani, serta pengalihan sumber penghasilan petani kepada sumber penghasilan selain usahatani karet.  Bahkan telah terjadi pengalihan fungsi lahan dari usahatani karet ke tanaman lain yang dinilai petani lebih prospektif. Oleh karena itu diperlukan upaya-upaya agar bisa bertahan dalam kondisi harga karet yang rendah saat ini. Diterima : 5 Agustus 2015 / Direvisi : 3 Februari 2016 / Disetujui : 1 April 2016 How to Cite : Syarifa, L., Agustina, D., Nancy, C., & Supriadi, M. (2016). Dampak rendahnya harga karet terhadap kondisi sosial ekonomi petani karet di Sumatera Selatan. Jurnal Penelitian Karet, 34(1), 119-126. Retrieved from http://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/jpk/article/view/218
MODEL PENUMBUHAN DAN PENGUATAN KELEMBAGAAN PERBENIHAN UNTUK MENINGKATKAN MUTU BAHAN TANAM DAN PRODUKTIVITAS KARET RAKYAT Syarifa, Lina Fatayati; Nancy, Cicilia; Supriadi, Muhammad
Jurnal Penelitian Karet JPK : Volume 29, Nomor 2, Tahun 2011
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.jpk.v29i2.245

Abstract

Untuk mendukung kegiatan revitalisasi perkebunan dan peremajaan karet swadaya, maka salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan adalah bagaimana menyediakan bibit karet yang memenuhi “6 tepat” yaitu: tepat waktu, jumlah, mutu, tempat, klon dan harga. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keragaan kelembagaan perbenihan serta merancang model penumbuhan dan penguatan kelembagaan di Sumatera Selatan dalam upaya memperkuat industri perbenihan karet nasional. Kegiatan penelitian dilakukan pada tahun 2009/2010, dengan memadukan metode penelitian survey, dan kegiatan aksi yang melibatkan partisipasi peneliti, petani dan stakeholders lainnya.  Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive yaitu dengan memilih sentra pembibitan karet dan non sentra pembibitan karet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebun entres di Provinsi Sumatera Selatan tercatat seluas 236.2 ha, namun hingga tahun 2010 yang telah mendapat SK Penetapan Dinas Perkebunan baru  sekitar 40%.  Jenis klon yang dominan diusahakan adalah PB 260 (72,2%), lalu IRR 39, BPM 24 dan RRIC 100. Jumlah batang bawah yang memiliki SKM (Surat Keterangan Mutu) tahun 2009/2010 di Sumsel sebesar 48,7 juta, dan sebanyak 85% menggunakan biji dari Medan. Namun, kondisi kelembagaan pembibitan karet di provinsi ini belum kondusif. Sebagai contoh, jumlah petugas pengawas benih serta fasilitas yang disediakan oleh Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Perkebunan masih terbatas, masih banyak penangkar pembibitan yang belum mendapat sertifikat legal bagi produk mereka, sebagian besar penangkar memiliki modal terbatas, dan sumber entres dan  batang bawah juga masih terbatas. Oleh karena itu upaya yang harus dilakukan untuk memperbaiki kondisi industri karet pembibitan di Sumatera Selatan seperti yang diilustrasikan dalam model penumbuhan dan penguatan kelembagaan pembibitan karet yang diajukan dalam makalah ini.     Diterima : 20 Agustus 2011; Disetujui : 14 Oktober 2011How to Cite : Syarifa, L. F., Nancy, C., & Supriadi, M. (2011). Model penumbuhan dan penguatan kelembagaan perbenihan untuk meningkatkan mutu bahan tanam dan produktivitas karet rakyat. Jurnal Penelitian Karet, 29(2), 130-141. Retrieved from http://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/jpk/article/view/245
EVALUASI TINGKAT ADOPSI KLON UNGGUL DI TINGKAT PETANI KARET PROPINSI SUMATERA SELATAN Syarifa, Lina Fatayati; Agustina, Dwi Shinta; Nancy, Cicilia; Supriadi, Muhammad
Jurnal Penelitian Karet JPK : Volume 30, Nomor 1, Tahun 2012
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.jpk.v30i1.118

Abstract

Sekalipun total ekspor karet alam Sumatera Selatan meningkat pesat, permasalahan klasik yang masih sering terdengar bahwa produktivitas di perkebunan rakyat masih rendah. Rendahnya produktivitas perkebunan karet di Indonesia dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya adalah tingkat penggunaan bibit karet klonal di tingkat petani karet yang masih rendah (±40%). Berbagai manfaat strategis telah diperoleh dari adanya proyek-proyek pengembangan karet rakyat terdahulu, karena itu perlu dianalisis mengenai seberapa besar perkembangan pengetahuan dan adopsi petani terhadap teknologi karet maju khususnya penggunaan klon karet unggul. Penelitian bertujuan mengetahui tingkat adopsi klon unggul berdasarkan jenis klon. Penelitian dilakukan dengan metode survei dengan memilih sampel secara purposive, yaitu daerah-daerah yang merupakan sentra karet. Pengambilan data dilakukan melalui metode Focus Group Discussion (FGD) yang melibatkan perangkat-perangkat desa dan diikuti wawancara dengan petani. Hasil survei menunjukkan bahwa tingkat adopsi klon karet pada daerah-daerah yang dijadikan sample di Sumatera Selatan  telah mencapai 59,2% dari rata-rata areal tanaman karet yang ada.  Pada tahun tanam 2010, tingkat adopsi klon  mencapai 67% dari rata-rata penanaman swadaya per tahun. Jenis klon yang paling banyak dikenal dan diminati oleh petani adalah PB 260 (83%). Diterima : 14 Maret 2012; Disetujui : 16 Juli 2012How to Cite : Syarifa, L.F., Agustina, D. S, Nancy, C., & Supriadi, M. (2012). evaluasi tingkat adopsi klon unggul di tingkat petani karet Propinsi Sumatera Selatan. Jurnal Penelitian Karet, 30(1), 12-22. Retrieved from http://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/jpk/article/view/118
KERAGAMAN FENOTIPE DAN KARAKTERISASI SIFAT REPRODUKSI SAPI BALI (Bos sondaicus) BETINA PADA DUA KECAMATAN DI KABUPATEN BERAU Supriadi, Muhammad; Rahmatullah, Surya Nur; Haris, Muhammad Ichsan; Ibrahim, Ibrahim; Suhardi, Suhardi; Sulaiman, Abrani
REKASATWA : Jurnal Ilmiah Peternakan Vol. 4 No. 2 (2022): Rekasatwa : Jurnal Ilmiah Peternakan
Publisher : Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/rekasatwa.v4i2.18583

Abstract

Sapi Bali merupakan salah satu bangsa sapi lokal yang memiliki kemampuan dalam hal mengenal lingkungan yang baru dengan baik. Informasi keragaman dan penampilan reproduksi pada sapi Bali betina masih belum memiliki banyak informasi terkait karakterisasi dan penampilan reproduksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaman fenotipe dan sifat reproduksi pada sapi Bali betina yang terdapat di kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus – September 2020 di dua kecamatan, yaitu Kecamatan Sambaliung dan Talisayan, Kabupaten Berau. Penelitian menggunakan sapi Bali betina dengan umur 24-36 bulan. Data yang diambil dari pengukuran yang telah dilakukan kepada sapi Bali betina yang meliputi pengukuran tinggi pundak, panjang badan, dan lingkar dada serta kinerja reproduksi sapi Bali Betina. Data yang diperoleh dianalisis koefisien keragaman, regresi linear sederhana dan rataan dari kinerja reproduksi. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai keragaman dari tinggi pundak, panjang badan dan lingkar dada berturut-turut, 3,81%, 5,16% dan 4,02%.  Panjang badan memiliki nilai keragaman yang paling tinggi dibandingkan sifat fenotipe lain yaitu lingkar dada dan tinggi Pundak sebesar 5,16%.  Hasil analisis regresi menunjukan bahwa semua sifat fenotipe memiliki hasil yang signifikan (P<0,01) sehingga menunjukan perubahan sifat ukuran tubuh akan mempengaruhi pertambahan bobot badan.  Berdasarkan sifat reproduksi, diketahui rata-rata umur pertama kali bunting pada sapi Bali betina yaitu 18,2 bulan, diketahui juga rata – rata umur pertama kali melahirkan yaitu 17,93 dan untuk berapa kali melahirkan di umur 2-3 tahun diketahui rata- rata 0,67.  Hasil yang didapatkan menunjukan bahwa adanya keterkaitan antara kualitas fenotipe yang mempengaruhi penampilan reproduksi pada sapi Bali betina.
Enhancing Electric Motor Control of Electric Motor Installation in Indonesian Vocational Schools Using PLC and VSD Technology with HMI Made Suginardha, I; Ima Ismara, Ketut; Supriadi, Muhammad; Hariyanto, Didik; Meunmany, Santiphap
Jurnal Edukasi Elektro Vol. 9 No. 1 (2025): Jurnal Edukasi Elektro Volume 9, No. 1, May 2025
Publisher : DPTE FT UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jee.v9i1.84503

Abstract

Vocational education plays a crucial role in producing skilled labor that is prepared to meet industry demands. This research aims to develop a learning medium in the form of an Automated Sorting Conveyor System based on PLC, VSD, and HMI technology to enhance the competencies of vocational high school students in the subject of Electric Motor Installation. This study employs a Research and Development approach with the ADDIE development model (Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation). Feasibility testing was conducted by subject matter experts and media experts, while effectiveness testing was performed through pre-tests and post-tests with 33 eleventh-grade students at State Vocational High School 1 South Kuta. The validation results indicate that the media was rated highly feasible by experts (media: 84.17%, material: 95.17%). The use of Automated Sorting Conveyor System has proven effective in improving student learning outcomes, with an average gain score of 0.333 for theoretical aspects and 0.335 for practical aspects. This study recommends the use of Automated Sorting Conveyor System media in the practical learning of electric motor control in vocational schools, as well as training for teachers to optimize its use.
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER GOTONG ROYONG MELALUI BUDAYA SEKOLAH DI SMP NEGERI 22 PONTIANAK Supriadi, Muhammad; Achmadi, Achmadi; Atmaja, Thomy Sastra
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa (JPPK) Vol 13, No 1 (2024): Januari 2024
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jppk.v13i1.72400

Abstract

The purpose of this research is to see how the implementation of mutual cooperation character education is carried out through school culture at SMP Negeri 22 Pontianak. The method used is descriptive research with a qualitative form. Sources of data in the research conducted were school principals, curriculum representatives, Civics teachers and students. Data collection techniques were carried out through observation, interviews and documentation. Researchers used various stages to analyze the data, namely in the form of data collection, data reduction, as well as drawing conclusions and presenting data. The results of the field research obtained prove that the implementation of mutual cooperation character education through culture at SMP Negeri 22 Pontianak is carried out in routine, spontaneous, conditioning and exemplary activities. As for routine activities in the form of flag ceremonies, clean Friday, outdoor learning, class clean pickets, projects to strengthen Pancasila student profiles, August 17 competition activities and commemoration of the birthday of the Prophet Muhammad Saw and Isra' Mi'raj. Spontaneous activity, namely through fond of give infak and operation ants. Conditioning activities are obeying school rules, cleaning school hallways, tidying up chairs and desks in class and cleaning and tidying up the school library. Exemplary activities, namely through a commitment to dress at school and cleaning activities.