Pendidikan abad ke-21 menuntut peserta didik untuk memiliki kreativitas, kemandirian, serta kemampuan beradaptasi terhadap berbagai perubahan sosial, ekonomi, dan teknologi. Dalam konteks ini, sekolah dasar berperan penting dalam membentuk dasar kemampuan tersebut sejak dini, termasuk dalam menyiapkan peserta didik agar mampu berpikir inovatif, mandiri, serta memiliki jiwa kewirausahaan yang berakar pada nilai-nilai lokal. Namun, realitas di lapangan menunjukkan bahwa pembelajaran di sekolah dasar masih didominasi oleh pendekatan kognitif yang berfokus pada hafalan dan pencapaian akademik semata. Kondisi ini menyebabkan siswa kurang mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan potensi kreatif dan mandiri melalui pengalaman belajar yang bermakna dan kontekstual. Artikel ini bertujuan untuk mengkaji peran proyek kewirausahaan berbasis kearifan lokal dalam menumbuhkan kreativitas dan kemandirian siswa sekolah dasar. Metode yang digunakan adalah studi literatur dengan menelaah berbagai hasil penelitian yang relevan terkait pendidikan kewirausahaan, penerapan kearifan lokal, serta pengembangan kreativitas dan kemandirian pada anak usia sekolah dasar. Hasil kajian menunjukkan bahwa penerapan proyek kewirausahaan berbasis kearifan lokal memberikan pengalaman belajar yang autentik, di mana siswa terlibat langsung dalam proses merancang produk, memecahkan masalah, dan berinovasi berdasarkan potensi daerah mereka. Selain itu, keterlibatan dalam proyek juga melatih kemampuan pengambilan keputusan, tanggung jawab, dan kerja sama, yang merupakan aspek penting dari kemandirian. Nilai-nilai budaya seperti gotong royong, kerja keras, kejujuran, dan tanggung jawab yang terkandung dalam kearifan lokal turut memperkuat pembentukan karakter serta identitas budaya siswa. Dengan demikian, integrasi antara kewirausahaan dan kearifan lokal dapat menjadi strategi efektif untuk menumbuhkan kreativitas, kemandirian, dan karakter siswa sekolah dasar yang siap menghadapi tantangan abad ke-21.