Hakim, Lukman Nol
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Identifikasi Corak Isyari dalam Tafsir Sufi Ihsan, Muhammad; Hakim, Lukman Nol
Izzatuna: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol. 4 No. 1 (2023): Izzatuna: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Wadi Mubarak Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62109/ijiat.v4i1.39

Abstract

  Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam yang dipelajari oleh berbagai kalangan, termasuk non-Muslim. Kaum sufi turut mempelajari Al-Qur’an dengan metode isyari, yaitu pendekatan yang mengedepankan makna-makna batiniah dari ayat-ayat Al-Qur’an. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi corak isyari dalam tafsir sufi. Dengan menelaah beberapa contoh tafsir sufi, peneliti menemukan bahwa corak isyari sering kali menjadi ciri khas dalam penafsiran mereka.Penelitian ini menggunakan berbagai tafsir sufi sebagai bahan analisis untuk mengungkap bagaimana corak isyari diterapkan. Hasil analisis menunjukkan bahwa meskipun kaum sufi memiliki kedalaman spiritual, tafsir mereka sering kali tidak memenuhi syarat-syarat metodologis yang diterima dalam penafsiran isyari. Penafsiran isyari memerlukan keseimbangan antara makna lahiriah dan batiniah serta harus didukung oleh dalil-dalil yang jelas. Namun, dalam banyak kasus, tafsir sufi lebih condong kepada aspek esoteris tanpa dukungan kuat dari konteks lahiriah. Kesimpulan penelitian ini menegaskan bahwa tafsir sufi tidak dapat diterima secara umum sebagai metode isyari yang sahih karena tidak memenuhi syarat-syarat yang diperlukan. Hal ini menunjukkan perlunya pendekatan yang lebih kritis dan metodologis dalam penafsiran Al-Qur’an agar hasilnya dapat diterima oleh berbagai kalangan. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi kontribusi dalam diskursus ilmiah mengenai metode penafsiran Al-Qur’an, khususnya dalam mengkaji validitas tafsir isyari dalam tradisi sufi. Abstract The Qur’an is the holy book of Muslims, so it cannot be denied that all parties study the Koran and even the Koran is studied by non-Muslims. Likewise with the Sufis, they study the Qur'an with the isyari method. Therefore, researchers are interested in examining the identification of isyari patterns in Sufi interpretations. By looking at several examples of Sufi exegesis in interpreting the Qur'an there is an isyari style in it. This then becomes the researcher's step in identifying the isyari pattern in the Sufi exegesis. In conclusion, the researcher found that the Sufis exceeded the requirements for accepting the isyari method as a pattern in interpretation. So that the Sufi interpretation cannot be accepted on the grounds that it does not meet the requirements of the isyari method.
Argumentasi Ibn Taimiyah Terhadap Ahl Al-Adyan wa Al-Firaq Hakim, Lukman Nol; Ulwan, Muhammad Hilmi
Izzatuna: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol. 1 No. 1 (2020): Izzatuna: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Wadi Mubarak Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62109/ijiat.v1i1.6

Abstract

Problematika syirik ialah suatu problematika yang tiada habisnya hingga akhir zaman ini. Salah satu cara agar tak terjatuh dalam masalah tersebut ialah dengan memahami Tafsīr Sūrat Al-Ikhlāṣ milik Ibn Taimiyah. Akan tetapi beliau sering menggunakan istiṭrād (digresi) dalam karangan beliau, seperti tafsir ini yang beliau tafsirkan dalam dua ratus halaman. Penelitian ini ditujukan untuk memilah antara konten tafsir dengan digresi beliau dalam Tafsīr Sūrah Al-Ikhlāṣ miliknya serta menganalisis poin argumennya terhadap Ahl Al-Adyān wa Al-Firaq. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tokoh sebagaimana yang disebutkan oleh Abdul Mustaqim. Kesimpulan dari penelitian ini mencakup dua poin. Pertama, kata aḥad pada ayat pertama merupakan keesaan-Nya yang absolut hingga tak ada yang pantas disematkan kata tersebut sebagai sifat kecuali Dia, begitu juga kata Al-Ṣamad pada ayat kedua. Pada ayat ketiga, proses melahirkan ataupun kelahiran segala sesuatu membutuhkan setidaknya dua sumber agar proses tersebut terjadi. Ketiga ayat tersebut yang membuat-Nya tidak memiliki sesuatu yang serupa maupun yang sebanding dengan-Nya dalam setiap aspek apapun itu, seperti yang ada di ayat keempat. Kedua, Ibn Taimiyah meyangkal argumen Yahudi, Nasrani, serta ahli filsafat dengan ayat ketiga dari surat Al-Ikhlāṣ. Adapun ahli kalam, beliau menyangkal mereka karena menggunakan istilah baru dalam agama untuk memahami agama.
Tabarruj dan Modernitas: Studi Tematik Surah Al-Ahzab dan An-Nur Hakim, Lukman Nol; Ismail, Nur
Izzatuna: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol. 1 No. 1 (2020): Izzatuna: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Wadi Mubarak Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62109/ijiat.v1i1.8

Abstract

Abstrak Dunia modern sekarang ini, erat kaitannya dengan kemajuan teknologi yang pesat serta kemudahan dalam mengakses jejaring sosial mengakibatkan manusia betah untuk berlama-lama menghabiskan waktu di media sosial. Tak bisa dipungkiri dengan seringnya seseorang (terutama wanita) mengakses media sosial akan mempengaruhi kehidupan sosialnya, misalnya dalam hal berpakaian dan tingkah laku. Hal itu disebabkan karena di media sosial manusia dengan bebas berinteraksi dengan orang lain tanpa ada batasan waktu dan tempat. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui tafsir dan konsep tabarruj dalam Tafsir al-Munir serta relevansinya di kehidupan saat ini. Penelitian ini bersifat library research dengan menggunakan data yang tertulis. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa, Wahbah Zuhaili menafsirkan tabarruj sebagai perbuatan seorang wanita yang mempertontonkan perhiasan dan bagian-bagian yang menarik dari tubuhnya kepada lawan jenisnya yang bukan mahramnya, misal mempertontonkan dada juga leher atau memakai kerudung namun membiarkannya menjuntai juga terbuka dan tanpa mengikatnya sehingga terlihat bagian tubuh dan perhiasannya, yang semestinya ia tutupi dari penglihatan laki-laki yang bukan mahramnya. Abstract Today's modern world, closely related to rapid technological advances and the ease of accessing social networks make people feel at home to spend a long time on social media. It is undeniable that the frequency with which someone (especially women) accesses social media will affect their social life, for example in terms of dress and behavior. This is because on social media, humans freely interact with other people without any time and place restrictions. The purpose of this study was to determine the interpretation and concept of tabarruj in al-Munir's interpretation and its relevance in today's life. This research is library research using written data. The results of the study show that Wahbah Zuhaili interprets tabarruj as the act of a woman showing jewelry and attractive parts of her body to the opposite sex who is not her mahram, for example showing her chest and neck or wearing a headscarf but leaving it hanging open and without tying it so it looks parts of her body and jewelry, which she should hide from the sight of men who are not her mahram.
Analisis metode pendidikan adab anak kepada orang tua dalam kitab Adab Al Mufrad Hakim, Lukman Nol
TAWAZUN: Jurnal Pendidikan Islam Vol 18 No 1 (2025)
Publisher : Program Studi Magister Pendidikan Islam,Sekolah Pascasarjana Universitas Ibn Khaldun Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32832/tawazun.v18i1.18095

Abstract

Education of children's manners to parents is an important aspect in character building, but is often neglected in educational practices both at home and at school. This study aims to analyze the educational methods of children's manners to parents based on the perspective of the book of Adab al-Mufrad by Imam al-Bukhari. This research uses a qualitative approach with the content analysis method of the relevant hadith texts in the book. The results showed that there are twelve methods of adab education that can be applied to children, including: the method of interesting communication, prayer as a form of affection, the method of silence and listening, raising the voice in teaching, advice, parables, recording, exemplary, dialog (hiwar), reinforcement (takrir), stories, and the method of targhib and tarhib. All of these methods show that adab education in Islam is holistic and applicable. These findings can be utilized by parents and educators as guidelines in instilling the values of manners to children from an early age. Abstrak Pendidikan adab anak kepada orang tua merupakan aspek penting dalam pembentukan karakter, namun sering terabaikan dalam praktik pendidikan baik di rumah maupun di sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis metode pendidikan adab anak kepada orang tua berdasarkan perspektif kitab Adab al-Mufrad karya Imam al-Bukhari. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis isi (content analysis) terhadap teks-teks hadis yang relevan dalam kitab tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat dua belas metode pendidikan adab yang dapat diterapkan kepada anak, di antaranya: metode komunikasi yang menarik, doa sebagai bentuk kasih sayang, metode diam dan mendengarkan, mengeraskan suara dalam pengajaran, nasihat, perumpamaan, pencatatan, keteladanan, dialog (hiwar), penguatan (takrir), kisah, serta metode targhib dan tarhib. Keseluruhan metode ini menunjukkan bahwa pendidikan adab dalam Islam bersifat holistik dan aplikatif. Temuan ini dapat dimanfaatkan oleh orang tua dan pendidik sebagai pedoman dalam menanamkan nilai-nilai adab kepada anak sejak dini.
Model Kepemimpinan Keluarga Sebagai Institusi Pendidikan Islam Hakim, Lukman Nol
AKADEMIK: Jurnal Mahasiswa Humanis Vol. 4 No. 2 (2024): AKADEMIK: Jurnal Mahasiswa Humanis
Publisher : Perhimpunan Sarjana Ekonomi dan Bisnis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37481/jmh.v4i2.746

Abstract

The aim of this research is to formulate a family leadership model as an Islamic educational institution. This research method uses a qualitative approach. The data collection techniques used are documentation studies and text studies in order to find information or data about family leadership as an Islamic educational institution. The data collected was analyzed using content analysis techniques and explained descriptively. The results of the research show that the family leadership model as an Islamic education institution for individuals will have an ideal Muslim personality (moral), so parents are expected to provide guidance and provide qudwah for family leadership as an Islamic education institution. Among them, namely; provide guidance on faith and morals, guidance on worship, community mental development and intellectual development.