Harijono Ahmad
Laboratorium Ilmu Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Dr . Saiful Anwar Malang

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Laporan Kasus: Diagnosa Sindrom Loeffler dan Nekatoriasis Duodenum Berdasarkan Endoskopi Rahmawati, Yuni; Mustika, Syifa; Ahmad, Harijono
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 28, No 1 (2014)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (766.363 KB) | DOI: 10.21776/ub.jkb.2014.028.01.13

Abstract

Nekatoriasis adalah infeksi cacing tambang yang disebabkan oleh Necator americanus dan terdistribusi luas ke seluruh daerah di negara tropis dan subtropis. Larva migran cacing ini dapat menyebabkan gejala pneumonitis yang disebut sindrom Loeffler. Diagnosis ditegakkan berdasarkan adanya telur cacing dalam tinja, tetapi bisa juga tidak terdiagnosis terutama pada kasus infeksi yang ringan. Pada kasus ini  pria, 60 tahun, suku Jawa, petani, dirawat di rumah sakit karena anemia gravis , sesak napas, melena selama 1 minggu. Foto polos dada menunjukkan infiltrat di paracardial kanan dan kiri. Laboratorium menunjukkan eosinofilia masif, kadar hemoglobin sangat rendah (1,7g/dL), hypochrom mikrositik, penurunan saturasi besi, penurunan kadar albumin. Analisa pada tinja tidak menunjukkan adanya infeksi parasit, hasil endoskopi menunjukkan ulkus gaster duodenum multipel, banyak cacing ditemukan pada duodenum , ukuran 1 cm dan teridentifikasi sebagai Necator americanus. Keluhan pasien membaik  setelah transfusi darah dan pemberian  pirantel pamoat selama 3 hari. Kasus  ini menggambarkan adanya infeksi berat cacing tambang (Necator americanus) yang ditandai dengan  gejala anemia berat, dispepsia, perdarahan saluran cerna bagian atas,  disertai wheezing, rhonki dan infiltrat di area paracardia kanan dan kiri. Analisis tinja metode hapusan langsung menunjukkan tidak adanya infeksi parasit, namun pemeriksaan endoskopi menunjukkan ada banyak infestasi cacing Necator americanus pada duodenum. Hal tersebut mungkin disebabkan karena analisa sampel tinja terbatas pada metode hapusan langsung. Pasien diterapi berdasarkan klinis, temuan endoskopi, dan   menunjukkan respon klinis yang baik.Kata Kunci: Anemia, endoskopi, melena, Necator Americanus , sindrom  Loeffler
Efikasi Kombinasi Rebamipide dengan Lansoprazole pada Proses Penyembuhan T ukak Lambung Tikus yang Dipapar Indometasin Melinda, Mia; Ahmad, Harijono
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 26, No 3 (2011)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (524.145 KB) | DOI: 10.21776/ub.jkb.2011.026.03.7

Abstract

Gastropati  akibat  penggunaan  NSAID  masih merupakan  permasalahan  kesehatan  di  Indonesia  dengan  standar  terapi lansoprazol  yang  menekan  produksi  asam  di  lambung.  Disisi  lain  pemberian  NSAID  menginduksi  kerusakan  mukosa dengan menghambat faktor defensive  mukosa, sehingga dapat dikelola dengan obat yang menghambat proses inflamasi yaitu  rebamipide.  Studi  dilakukan  untuk  mengidentifikasi  efektifitas  kombinasi  lansoprazol  dan  rebamipid  dibanding penggunaan  tunggal.  Desain  experimental  post  test  only  group  dilakukan  pada  empat  kelompok  perlakuan  yaitu  1) kelompok  kontrol  positif  dengan  induksi  indometasin,  2)  rebamipid,  3)  lansoprazol,  dan  4)  kombinasi.  Pengamatan dilakukan  pada  jam  ke  12,  24,  36  dan  48  jam  untuk  mengetahui  ukuran  dan  derajat  ulkus  (kriteria  Dixon),  jumlah  VEGF  dan MVD dan dianalisis menggunakan uji One Way ANOVA.  Semua terapi dapat  memperbaiki ulkus dengan efek tercepat  (24 jam)  pada  terapi  lansoprazol  saja  diikuti  terapi  kombinasi.  Secara  histologi  pemberian  terapi  lansoprazol  memberikan gambaran normal pada jam  ke 48. Ekspresi VEGF dan MVD meningkat pada semua kelompok sejak jam  ke 12, dengan jumlah  tertinggi  pada  kelompok  terapi  lansoprazol.  Dapat  disimpulkan  penambahan  rebamipid  tidak  mempercepat proses  kesembuhan  dibandingkan  terapi  tunggal  lansoprazol. Kata  Kunci:  NSAID,  lansoprazole,  rebamipide