Isella, Virly
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Kesehatan Mental Anak Selama Pandemi COVID-19 Isella, Virly; Suarca, I Kadek; Sari, Nena Mawar
Cermin Dunia Kedokteran Vol 48, No 11 (2021): Kardio-SerebroVaskular
Publisher : PT. Kalbe Farma Tbk.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (105.61 KB) | DOI: 10.55175/cdk.v48i11.1561

Abstract

Saat ini seluruh dunia sedang menghadapi pandemi COVID-19, tidak terkecuali Indonesia. Berbagai kebijakan telah dijalankan sebagai upaya untuk menekan pertambahan kasus COVID-19. Kebijakan ini membawa perubahan signifikan pada rutinitas sehari-sehari. Pada anak, perubahan tiba-tiba ini dapat sulit dimengerti meskipun anak cenderung tanggap terhadap perubahan situasi. Perubahan rutinitas dan situasi yang sulit ini dapat memberikan dampak negatif pada kesehatan mental anak. Risiko ini makin besar pada anak terinfeksi COVID-19, dan anak dengan riwayat gangguan mental. Gangguan kesehatan mental selama situasi pandemi antara lain perubahan emosi dan perilaku, depresi, ansietas, dan peningkatan screen time. Tinjauan pustaka ini disertai tiga ilustrasi kasus hasil wawancara terhadap tiga remaja di Bali, sebagai gambaran situasi kesehatan mental anak selama pandemi COVID-19.  World are now still in the COVID-19 pandemic situation, including Indonesia. Some policies were made as an effort to suppress this increment. These policies bringsignificant changes to daily routine activities. For some children, this sudden change is hard to be understood even though they tend to be responsive to changes. The risk of mental health disruption are higher in children with COVID-19, and those who have history of mental health problems. Some mental health problems during this pandemic are emotional and behavioral change, depression, anxiety, and increase of screen time. This literature review includes case illustrations of three adolescents in Bali as a portrayal of children’s mental health during this COVID-19 pandemic situation.
Kolestasis Neonatal di Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya, Bali Isella, Virly; Dewi, Made Ratna
Cermin Dunia Kedokteran Vol 48, No 9 (2021): Nyeri Neuropatik
Publisher : PT. Kalbe Farma Tbk.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (87.453 KB) | DOI: 10.55175/cdk.v48i9.1492

Abstract

Kolestasis neonatal terjadi akibat kelainan sistem hepatobiliar, sering terlambat didiagnosis karena dianggap fisiologis. Identifikasi dini, menentukan etiologi hingga merujuk ke bagian gastroenterologi-hepatologi anak pada saat yang tepat adalah penting untuk keberhasilan terapi dan prognosis yang optimal. Kasus seorang bayi laki-laki usia 3 minggu dengan keluhan muntah, diare, tubuh kuning, dan tinja kuning pucat. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan hiperbilirubinemia disertai peningkatan kadar bilirubin direk, gama glutamil transferase (GGT), peningkatan hitung leukosit dan trombosit; pemeriksaan tinja menunjukkan infeksi bakteri. Diagnosis kolestasis berdasarkan peningkatan bilirubin direk >20% kadar bilirubin total, mengarah pada tipe intrahepatal berdasarkan peningkatan GGT <10 kali lipat batas atas normal. Pasien mendapat terapi antibiotik, disertai terapi suportif stimulasi aliran empedu dan vitamin larut lemak.Neonatal cholestasis is caused by the abnormality of the hepatobiliary system, often unrecognized and late-diagnosed because of misinterpretation as physiological jaundice. Early identification of the underlying etiology and timely referral to pediatric gastroenterology and epatology are important for successful treatment and optimal prognosis. We reported a male infant age 3 weeks with vomiting, diarrhea, icterus, and pale stool. Laboratory findings were hyperbilirubinemia with high direct bilirubin, gamma-glutamyl-transferase (GGT), elevated leukocyte and thrombocytes, and stool test indicated bacterial infection. Diagnosis of cholestasis is based on high direct bilirubin >20% total bilirubin, with intrahepatic type based on elevated GGT <10 times from the upper limit. The patient was treated with antibiotics and supportive treatment of bile flow stimulant and fat-soluble vitaminÂ