Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

INSTITUSIONALISASI NILAI-NILAI SUFISTIK DI PONDOK PESANTREN BANJARBARU Ihromi, Ihda
FIKRUNA: Jurnal Ilmiah Kependidikan dan Kemasyarakatan Vol 7 No 1 (2024): FIKRUNA : JURNAL ILMIAH KEPENDIDIKAN DAN KEMASYARAKATAN
Publisher : STIT Ibnu Rusyd Tanah Grogot

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56489/fik.v7i1.252

Abstract

Research on pesantren (Islamic boarding schools) demonstrates the advantages of pesantren as a subculture that represents Sufi values. Among the Sufi values in pesantren are repentance (taubat), piety (wara'), asceticism (zuhud), poverty (faqr), patience (sabar), trust in God (tawakkal), love (mahabbah), knowledge (makrifah), and contentment (ridha). These values are socially constructed through various institutionalized practices. Therefore, the author aims to explore how these Sufi values are institutionalized in the pesantren of Banjarbaru. The author employs a social constructionist approach as the research method, with a descriptive qualitative research design. Data are collected through interviews, observations, and documentation, with data reduction, data display, and data verification techniques for data analysis. The findings of the study are as follows: 1) The institutionalization of Sufi values includes internalization, externalization, and objectivation simultaneously. In the internalization process, there is typification, habitualization, socialization, and indoctrination in the pesantren regarding Sufi values, both as values and as practices of the Sufi path (tarekat), through the pesantren curriculum based on the books Ihya’ ‘Ulum al-Din, Siraj al-Thalibin, and Kifayah al-Atqiya’, as well as through spiritual practices such as mujahadah, collective dhikr, fasting, bai'at (pledge of allegiance), and khalwat (spiritual retreat). In the externalization process, the Sufi values are expressed as ideologies and positive traditions with various adaptations. Objectivation shows the authority of the mursyid (spiritual guide), consistency in the implementation of sharia, rules, and suluk (spiritual conduct). 2) The Sufi values institutionalized in the pesantren include repentance (taubat) as abandoning sins and mistakes; piety (wara') as discipline and selectivity; asceticism (zuhud) as humility and simplicity; poverty (faqr) as independence and responsibility; patience (sabar) as perseverance and personal integrity; trust in God (tawakkal), love (mahabbah), knowledge (makrifah), and contentment (ridha) as obedience and gratitude. 3) The institutionalization of Sufi values in the pesantren contributes significantly to the strengthening of character and moral development.
Peluang dan Tantangan Moderasi Beragama di Era Digital Aziz, Abdul Rashid Abdul; Rabi'ah, Rabi'ah; Ihromi, Ihda
INTEGRASI : Jurnal Ilmiah Keagamaan dan Kemasyarakatan Vol. 1, No. 2 : INTEGRASI (JULI-DESEMBER 2023)
Publisher : Yayasan Maslahatul Ummah Ilal Jannah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61590/int.v1i02.90

Abstract

Keberagaman suku, etnis, bahasa, agama, dan budaya di Indonesia mencerminkan hukum alam yang menuntut penerimaan, tetapi dapat menimbulkan konflik tanpa keseimbangan pemahaman. Sementara menghadapi kompleksitas ini, Indonesia memasuki era digital dengan tantangan seperti penyebaran berita hoax dan pembentukan komunitas radikal di media sosial. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konsep moderasi beragama sebagai solusi mengelola penyimpangan beragama di era digital. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kepustakaan dan peneliti juga mengamati fenomena yang ada di dunia digital tentang bagaimana moderasi beragama. Hasil dari penelitian ini adalah tantangan mencakup penyebaran berita palsu dan komunitas radikal, ditambah polarisasi media sosial yang bisa menjadi wadah bagi ideologi ekstrem. Di sisi lain, peluang moderasi beragama muncul dari ketersediaan sumber informasi yang melimpah, seperti narasi dan video dakwah moderat, yang bisa efektif dikelola untuk menanamkan nilai-nilai moderasi. Pendekatan lainnya mencakup pembuatan konten digital untuk menyebarkan pemahaman moderasi yang menarik perhatian pengguna internet.