Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Penerapan Teknologi 3-Bio Kompos Keong Emas dalam menekan Penggunaan Pupuk An-organik pada Tanaman Cabai Merah (Capsicum annuum L.) Eliyanti , Eliyanti; Zulkarnain, Zulkarnain; Ichwan, Budiyati; Setyaji, Hajar; Dwiputri, Devina
Jurnal Ilmiah Ilmu Terapan Universitas Jambi Vol. 5 No. 2 (2021): Volume 5, Issue 2, Desember 2021
Publisher : LPPM Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (194.305 KB) | DOI: 10.22437/jiituj.v5i2.16839

Abstract

Penerapan Teknologi 3-Bio (Biofertilizer, Biopesticide dan Biostimulant) Kompos Keong Emas bagi pengembangan produk unggulan pertanian seperti cabai merah, diharapkan mampu mengatasi permasalahan rendahnya produktivitas tanaman cabai merah terutama di lahan-lahan marjinal di Propinsi Jambi, sekaligus mendukung kebijakan pemerintah untuk menggali potensi penerapan teknologi budidaya tanaman secara organik, yang berarti juga mendukung teknologi pertanian berkelanjutan yang aman dan ramah lingkungan. Berdasarkan penelitian sebelumnya Kompos Keong Emas (KKE) selain mengandung berbagai unsur hara yang dibutuhkan tanaman, juga mampu memperbaiki kondisi lahan-lahan marjinal secara fisik, kimia dan biologis, bersifat ramah lingkungan, serta dapat mengurangi keberadaan keong emas yang merupakan salah satu hama utama pada tanaman padi. Penelitian bertujuan untuk: 1) mengkaji pengaruh berbagai komposisi KKE dalam media tanam dan dosis pupuk an-organik dalam menginduksi pertumbuhan dan hasil tanaman cabai merah, 2) mendapatkan komposisi KKE dan dosis pupuk anorganik terbaik dalam pengembangan tanaman cabai merah. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan di Teaching and Research Farm-Mendalo Indah, Fakultas Pertanian Universitas Jambi. Perlakuan Penelitian disusun menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan Faktor Perlakuan Perbandingan Komposisi KKE dalam media tanam dan Dosis Pupuk An-organik, yang terdiri dari sembilan taraf perlakuan dan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Berbagai perbandingan komposisi kompos keong emas (KKE) dan level dosis pupuk an-organik mampu mempengaruhi dan menginduksi pertumbuhan dan hasil tanaman cabai merah. 2) Perbandingan komposisi kompos keong emas dalam media tanam dan pupuk an-organik dengan perbandingan 1 KKE: 1 Media Tanam : 1/2 Dosis Pupuk An-Organik dapat menginduksi pertumbuhan dan hasil cabai merah terbaik, yang berarti penggunaan kompos keong emas dalam media tanam dengan perbandingan 1:1 dapat mengurangi penggunaan pupuk an-organik sebesar 50% pada budidaya tanaman cabai merah.
OPTIMALISASI ZAT PENGATUR TUMBUH 2,4-D DAN BAP PADA PROLIFERASI KALUS KOPI LIBERIKA (COFFEA LIBERICA) SECARA IN VITRO. Hidayat, Rahmat; Lizawati, Lizawati; Rainiyati, Rainiyati; Zulkarnain, Zulkarnain; Eliyanti , Eliyanti; Kartika, Elis
Biospecies Vol. 18 No. 2 (2025): Juli 2025
Publisher : Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/biospecies.v18i2.44922

Abstract

Coffee is one of the strategic plantation commodities that has high economic value and an important role in the national economy. Among the various types of coffee cultivated in Indonesia, Coffea liberica has great development potential, especially in areas such as Jambi Province. However, conventional propagation of Liberica coffee plants through seeds orcuttings still faces obstacles, such as low success rates and slow growth rates. Therefore, tissue culture techniques are an alternative solution to produce Liberika coffee seedlings in bulk, quickly, and uniformly. This study aims to optimize the effect of growth regulator (ZPT) concentration interaction of auxin (2,4-D) and cytokinin (BAP) on liberica coffee callusformation in vitro. Experiments were conducted at the Plant Biotechnology Laboratory, Jambi University, using a factorial completely randomized design (CRD) with two factors. The first factor is the concentration of 2,4-D which consists of two levels, namely 1 ppm (d1) and 2 ppm (d2). The second factor is the concentration of BAP which consists of five levels, namely 1 ppm (b1), 2 ppm (b2), 3 ppm (b3), 4 ppm (b4), and 5 ppm (b5). Parameters observed included color, structure, size, and callus weight after 12 weeks of culture. The results showed that the interaction between 2,4-D and BAP significantly affected all observation parameters. Callus with the highest size (2.66 cm) and weight (2.90 g) were obtained in the combination of 1 ppm 2,4-D + 4 ppm BAP and 2 ppm 2,4-D + 1 ppm BAP respectively. The callus was yellowishwhite to green and had a crumbly or compact structure, depending on the ZPT combination. In conclusion, a balanced combination of ZPT concentrations greatly determines the success of Liberika coffee callus proliferation, and the results of this study provide an essential basis for the development of efficient coffee tissue culture.