This Author published in this journals
All Journal Al-Manaj
Fachrur Rizha
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Peran dan Tantangan Jurnalisme Islam dalam Penyampaian Informasi di Era Digital Fachrur Rizha
Al-Manaj : Jurnal Program Studi Manajemen Dakwah Vol. 2 No. 02 (2022): Al-Manaj
Publisher : Prodi Manajemen Dakwah STAIN Mandailing Natal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (471.901 KB) | DOI: 10.56874/almanaj.v2i02.996

Abstract

This article aims to see how the role and challenges of Islamic journalism in conveying information to the public. The method used is library research, so the data used is completely based on library research and primary sources related to the article discussion. The results show that the concept of conveying information in Islamic journalism is to prioritize the truth and accuracy of information and is loaded with Islamic values. The role of Islamic journalism in conveying information includes being critical of the environment, renewing creative and contemporary ideas, maintaining and developing the values of Islamic treasures, and uniting the Muslim community. The challenge faced by Islamic journalism today is that there are still few mass media with Islamic nuances that are able to compete with the general mass media in conveying information to the public.
HAMBATAN KOMUNIKASI LINTAS AGAMA DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH: ANALISIS KONTEN FILM AISYAH BIARKAN KAMI BERSAUDARA Hamdan; Ali Mustafa; Fachrur Rizha
Al-Manaj : Jurnal Program Studi Manajemen Dakwah Vol. 5 No. 1 (2025): Al-Manaj IN PRESS
Publisher : Prodi Manajemen Dakwah STAIN Mandailing Natal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56874/almanaj.v5i1.2271

Abstract

Komunikasi lintas agama adalah salah satu elemen krusial dalam menciptakan masyarakat yang harmonis dan inklusif. Dalam konteks pendidikan, komunikasi tidak hanya berfungsi sebagai sarana penyampaian informasi, tetapi juga sebagai instrumen penting untuk membangun saling pengertian dan menghargai perbedaan. Artikel ini membahas sebuah film berjudul “Aisyah: Biarkan Kami Bersaudara” karya Herwin Novianto (2016). Film ini mengangkat cerita tentang seorang guru muslimah yang ditugaskan untuk mengajar di wilayah terpencil yang mayoritas penduduknya beragama Katolik. Tiga hal yang menjadi fokus penelitian, yaitu: 1) representasi komunikasi lintas agama dalam pembelajaran, 2) hambatan-hambatan komunikasi lintas agama, dan 3) upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik analisis konten. Hasil penelitian mengungkap bahwa film “Aisyah: Biarkan Kami Bersaudara” merepresentasikan komunikasi lintas agama dalam dua bentuk, yaitu verbal dan non-verbal, dan dalam tensi harmonis dan disharmonis. Hambatan komunikasi lintas agama dalam konteks pembalajaran yang ditemukan dalam film ini meliputi perbedaan nilai, stereotip dan prasangka, disinformasi, dan sikap tidak terbuka. Upaya mengatasinya antara lain meningkatkan literasi lintas agama, dialog terbuka dan diskusi, penerimaan dan toleransi, menunjukkan empati dan ketulusan, serta melibatkan opinion leader. Kesimpulannya, komunikasi menjadi faktor penting dalam menunjang efektivitas pembelajaran di sekolah. Karenanya, komunikasi dan kemampuan mengatasi hambatannya merupakan kompetensi profesional yang harus dimiliki oleh guru sebagai komunikator dalam pembelajaran.
HAMBATAN KOMUNIKASI LINTAS AGAMA DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH: ANALISIS KONTEN FILM AISYAH BIARKAN KAMI BERSAUDARA Hamdan; Ali Mustafa; Fachrur Rizha
Al-Manaj : Jurnal Program Studi Manajemen Dakwah Vol. 5 No. 1 (2025): Al-Manaj
Publisher : Prodi Manajemen Dakwah STAIN Mandailing Natal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56874/almanaj.v5i1.2271

Abstract

Komunikasi lintas agama adalah salah satu elemen krusial dalam menciptakan masyarakat yang harmonis dan inklusif. Dalam konteks pendidikan, komunikasi tidak hanya berfungsi sebagai sarana penyampaian informasi, tetapi juga sebagai instrumen penting untuk membangun saling pengertian dan menghargai perbedaan. Artikel ini membahas sebuah film berjudul “Aisyah: Biarkan Kami Bersaudara” karya Herwin Novianto (2016). Film ini mengangkat cerita tentang seorang guru muslimah yang ditugaskan untuk mengajar di wilayah terpencil yang mayoritas penduduknya beragama Katolik. Tiga hal yang menjadi fokus penelitian, yaitu: 1) representasi komunikasi lintas agama dalam pembelajaran, 2) hambatan-hambatan komunikasi lintas agama, dan 3) upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik analisis konten. Hasil penelitian mengungkap bahwa film “Aisyah: Biarkan Kami Bersaudara” merepresentasikan komunikasi lintas agama dalam dua bentuk, yaitu verbal dan non-verbal, dan dalam tensi harmonis dan disharmonis. Hambatan komunikasi lintas agama dalam konteks pembalajaran yang ditemukan dalam film ini meliputi perbedaan nilai, stereotip dan prasangka, disinformasi, dan sikap tidak terbuka. Upaya mengatasinya antara lain meningkatkan literasi lintas agama, dialog terbuka dan diskusi, penerimaan dan toleransi, menunjukkan empati dan ketulusan, serta melibatkan opinion leader. Kesimpulannya, komunikasi menjadi faktor penting dalam menunjang efektivitas pembelajaran di sekolah. Karenanya, komunikasi dan kemampuan mengatasi hambatannya merupakan kompetensi profesional yang harus dimiliki oleh guru sebagai komunikator dalam pembelajaran.