Fitri Alham
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Karakteristik Aliran Darah pada Katup Semilunar Aorta Anjing Kampung yang Dinilai dengan Pulsed Wave Doppler Ekhokardiografi (CHARACTERISTICS OF BLOOD FLOW IN SEMILUNAR AORTA VALVE OF MONGREL DOG ASSESSED BY PULSED WAVE DOPPLER ECHOCARDIOGRAPHY) Deni Noviana; Fitri Alham
Jurnal Veteriner Vol 13 No 1 (2012)
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University and Published in collaboration with the Indonesia Veterinarian Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.785 KB)

Abstract

The purpose of this study was to determine the characteristics of blood flow which passed through theaortic valve of normal Indonesian mongrel dogs using trans-thoracic Pulsed Wave Doppler (PWD)echocardiography. Eight (8) adult dogs (three male dogs and 5 female dogs) with an average age 3.31 ± 0.59years and average body weight 12.45 ± 1.30 kg were used in the study. Trans-thoracic PWD echocardiographyexaminations were performed in conscious/unsedated animals at the left lateral recumbence position. Theinstruments used in this study were: i) two dimensional ultrasound device and ii) phased array transducersmall foot print with 3.7 – 5.0 MHz frequency. Six elements of PWD were measured: i) heart rate (HR); ii)peak velocity (Vpeak); iii) velocity time integral (VTI); iv) mean pressure gradient (MPG); v) pulsatilityindex (PI); and vi) ratio of systole-diastole (S/D). Results showed the typically characteristics of blood flowin semilunar aorta valve is demonstrated by the only one peak wave (peak velocity = Vpeak) upon examinationby placing the Doppler scan volume right on the aorta valve. In general, all six elements of PWD measuredwere found to be higher in female dogs compared to male dogs. However, these differences were notstatistically significant (P>0.05).
Penggunaan Tetes Mata Serum untuk Terapi Sequestrum Kornea pada Kucing Domestik: corneal squestrum, serum eye drops, Feline Herpesvirus type 1 (FHV-1) Alham, Fitri; Fajri, Aisa Nur; Amalia, Loly
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 12 No. 1 (2024): Maret 2024
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/avi.12.1.91-96

Abstract

Sequestrum kornea merupakan kematian kornea mata mulai dari sel epitel sampai dengan stroma yang mengalami kerusakan kronis dan ditandai dengan adanya perubahan jaringan menjadi gelap kecokelatan. Pengobatan sequestrum kornea adalah keratektomi, namun membutuhkan peralatan dan teknik khusus, banyak pengalaman, adanya risiko anestesi, dan kendala keuangan bagi pemilik. Penggunaan tetes mata serum menjadi pilihan terapi pada kasus ini. Seekor kucing domestik berumur 5 tahun, berjenis kelamin jantan, sudah steril, berwarna hitam putih, dan memiliki berat badan 5,59 kg. Mata terlihat kotor dan basah (hiperlakrimasi), konjungtivitis, adanya vaskularisasi, kornea keruh, dan adanya lesi nekrosa. Sebelumnya kucing ini terinfeksi Feline Herpesvirus tipe 1 (FHV-1) dan telah diobati dokter hewan lain selama 1 bulan dengan tetes mata antibiotik, namun tidak membaik. Pemeriksaan yang dilakukan pada pasien adalah menace, dazzle, pupillary reflex, dan fluorescein test. Berdasarkan anamnesa, sinyalemen, dan pemeriksaan fisik dapat disimpulkan bahwa kucing kasus mengalami sequestrum kornea. Terapi yang dilakukan yaitu dengan penggunaan tetes mata serum sebanyak 6 kali sehari dan terapi suportif. Setelah diterapi selama 6 minggu, terlihat kondisi mata yang membaik, tidak terdapat lagi vaskularisasi, konjungtivitis dan lesi nekrosa yang sudah terlepas.