Lidah buaya merupakan salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai produk pangan nabati maupun kosmetik. Di Kampung Lidah Buaya Desa Banjararum, Kecamatan Singosari, Kabu- paten Malang merupakan salah satu tempat pusat pengolahan produk lidah buaya. Di Kampung Lidah Buaya selama ini telah dikembangkan produk pangan bersumber dari lidah buaya. Salah satu produk pengembangan pengolahan lidah buaya yang lain dapat digunakan sebagai bahan kosmetik lotion, namun kendala yang dihadapi pengrajin belum mampu mengembangkan teknologinya dan menerapkan Good Manufacturing Practices (GMP) agar produk yang dihasilkan nantinya konstan. Adanya potensi kampung lidah buaya tersebut maka dilakukan program edukasi dan pendampingan kepada para pengrajin pengolahan lidah buaya. Tujuan utama dalam program pendampingan ini adalah meningkatkan pemahaman dan pengetahuan kepada pengrajin pengolahan lidah buaya menjadi produk kosmetik lotion yang berkualitas dan penerapan Good Manufacturing Practices (GMP) bagi produk agar dapat memperluas pasar usahanya. Adapun mitra sasaran program pendampingan masya- rakat ini adalah kelompok Pengrajin Pengolahan Lidah Buaya di Kampung Lidah Buaya, Desa Banjar- arum, Kabupaten Malang yang telah produktif secara ekonomi sebagai pengrajin pengolahan produk lidah bersumber dari tanaman lidah buaya. Adapun usaha yang akan dilakukan adalah edukasi kepada pengrajin ini tentang ilmu dan teknologi sediaan gel lotion lidah buaya dan beberapa penerapan GMP-nya. Edukasi ini diharapkan adanya penerapan iptek sediaan lotion lidah buaya dan perubahan perilaku pengrajin dalam proses produksi. Metode yang digunakan adalah Participatory Action Research (PAR) berupa penyuluhan, demonstrasi, serta pendampingan. Pendampingan dilakukan selama 1 bulan. Hasil edukasi dan pendampingan menunjukkan bahwa 95,0% responden setuju bahwa kegiatan pengabdian masyarakat bermanfaat, 89,0%, responden setuju kegiatan edukasi ini sangat meningkatkan kualitas, 97.0% responden menyatakan ilmu bertambah setelah mengikuti pelatihan, dan 85,0% responden menyatakan bahwa keseluruhan kegiatan pelatihan sudah baik.