Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

KEEFEKTIFAN PENGELOLAAN SEKOLAH DASAR HASIL PENGGABUNGAN DI KECAMATAN BAMBANGLIPURO BANTUL Wigatiningrum, Dian Natalia; Alip, Moch
Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan Vol 3, No 1 (2015): April
Publisher : Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (34.732 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengungkap efisiensi penggunaan dana dan keefektifan pengelolaan sekolah dasar hasil penggabungan di kecamatan Bambanglipuro, Bantul. Metode yang digunakan adalah penelitian jenis evaluasi discrepancy dengan data kuantitatif yang didukung dengan data kualitatif. Penelitian dilakukan di SD Panggang, SD Sribit, SD Grogol, SD Tulasan dan SD Plebengan. Sumber data adalah kepala sekolah, guru, dan orangtua siswa sekolah dasar yang mengalami penggabungan di kecamatan Bambanglipuro, Bantul. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi dan kaji dokumen. Data dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan dana sudah tergolong efisien, dengan adanya penghematan alokasi dana guru sebesar Rp1.466.629,00 per tahun. Pengelolaan sekolah tergolong efektif ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah pengunjung perpustakaan, jumlah siswa, ketersediaan prasarana, kelengkapan prasarana, pemeliharaan sarpras, kondisi sarpras yang baik, ketersediaan LCD per ruang, penggunaan fasilitas sekolah, pemberdayaan guru yang semakin baik, jenis ekstrakurikuler yang semakin banyak, serta kelengkapan komputer.
BIAYA OPERASI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI KATEGORI SBI/RSBI DI DIY Alip, Moch
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Vol. 18 No. 1 (2014)
Publisher : Graduate School, Universitas Negeri Yogyakarta in cooperation with Himpunan Evaluasi Pendidikan Indonesia (HEPI) Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/pep.v18i1.2124

Abstract

Penelitian bertujuan mengungkap besar biaya operasi (BO) dan dana operasi nonpersonalia dalam penyusunan anggaran Sekolah Menengah Kejuruan Bertaraf Internasioanl (SMK-BI) di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Penelitian evaluatif populatif ini  menggunakan model discrepancy dengan pendekatan penghitungan biaya berbasis kegiatan (activity based costing, disingkat ABC). Data dikumpulkan melalui wawancara dan kaji dokumen kemudian dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Hasil menunjukkan bahwa pengelola belum pernah menghitung besar BO nonpersonalia per Program Keahlian (PK) sehingga anggaran disusun per sekolah dan tidak mengakomodasi perbedaan kebutuhan bahan dan alat habis pakai (BAHP) antar PK. Besar BO nonpersonalia SMK-BI di DIY hampir sama dengan standar biaya SMK SSN, yaitu Rp2.166.237,00 untuk kelompok bidang non-teknik dan sebesar Rp2.287.066,00 untuk kelompok bidang teknik. Dana operasi nonpersonalia dari Pemerintah sekitar 10% s.d. 16% dari kebutuhan sehingga tidak cukup untuk pengadaan BAHP sekitar 10,5% s.d. 19,4% (idealnya 10% s.d. 30%) sehingga yang ditanggung orang tua siswa sebesar 84% s.d. 90%. Pemerintah perlu mengalokasikan dana operasi program peningkatan mutu sekolah seperti SMK-BI sesuai kebutuhan dan mendorong penerapan anggaran berbasis kinerja.Kata kunci: biaya operasi SMK______________________________________________________________OPERATIONAL COST OF STATE VOCATIONAL HIGH SCHOOLS IN SBI/RSBI CATEGORY IN DIYAbstract The objectives of this research are to reveal nonpersonel operational cost and funding in compossing the budget of world class of vocational school in Yogyakarta Special Province. The evaluatif populatif research used a discrepancy model and an activity based costing approach. Data were collected through interview and document analysis and analyzed by qualitatif and quantitatif tecnique. The result showed that the management had not calculated nonpersonel operational cost of each study program, so the school budget did not acommodate the difference cost of consumabel material between study programmes. Based on the budget documents, the nonpersonel operational cost per student per year is Rp2.166.237,00 for non-technical programes and Rp2.287.066,00 for technical programes. The cost was not much higher than that for standar schools. The fund from goverment is varies from  10% up to 16%. It is not enough for consumable materials of workshop activities that up to 10,5% for non-technical programes and 19,4% for technical programes. The small fund from goverment made the parent have to pay 84% up to 90% of nonpersonel operational cost, which is too expensive for poor families. The goverment should alocate appropriate fund when launching special programes for improving quality of education and implement performance based budgeting.Keywords: operational cost of  vocational high school
PERONTOK PADI MOBiL (MOBILE 'fHRESER) YANG MAMPIJ KE LOKASI PEMANENAN Alip, Moch; Puspito, Jarwo
INOTEKS: Jurnal Inovasi Ilmu Pengetahuan,Teknologi, dan Seni Vol 3, No 1 (2001)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3994.203 KB) | DOI: 10.21831/ino.v3i1.5152

Abstract

Tujuan  dari kegiatan  program  vucer  ini adalah  menciptakan   mesin  perontok  padi  yang kapasitasnya   cukup  besar,  dan  mampu  melalui  petak-petak   sawah  pada  kondisi  tanah  yang tidak   begitu  lembek,  serta juga  mempunyai   mobilitas  yang tinggi  yakni  mampu  menjangkau lokasi pemanenan  minimal  dua sampai  tiga kecamatan.  Selain itu dengan  diciptakannya   mesin tersebut  diharapkan   mampu  ; (1) mengurangi   tingkat  kehilangan  bulir  gabah  sewaktu  panen padi,  (2) meningkatkan   kualitas  gabah  hasil panenan,  karena  alat mampu  memisahkan   antara bulir   padi   yang   bemas    dengan    yang   gabug   dan   kotoran    lainnya,    (3)   meningkatkan produktifitas   pemanenan,  dan (4) meningkatkan   pendapatan  petani.Proses  pembuatan  dilakukan  melalui  beberapa   tahap  yaitu  ; (1) tahap  perancangan   alat,(2) tahap  pembuatan   alat,  (3)tahap  pengujian  dan penyempumaan    alat,  (4) tahap  penyerahan alat,  Proses  pengujian  alat  yang dilakukan  meliputi,  (1) uji fungsional,  (2) uji pelayanan  dan (3) uji unjuk kerja alat.Kesimpulan  dari pelaksanaan  dan hasil dari kegiatan  program  vucer  ini yaitu ; (1) mesinperontok   padi  mobil  untuk  mengurangi   ssusut  panen  dan  meningkatkan   daya jelalah   telah trerwujud,  (2) semua  komponen  mesin  berfungsi  sesuai  dengan  rencana,  (3) pelayanan  mesin mudah,  (4) unjuk  kerja  dari  segi teknis  baik,  (5) dari segi ekonomis  memberikan   keuntungan yang cukup besar bagi pemiliknya.Kata  kunci  : Mobile  threser