Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PENGARUH PENGGUNAAN ELEMEN AKUSTIK TERHADAP KUALITAS SUARA PADA RUANG AUDIO VISUAL Yuda Wastu; Erwin Yuniar
SOSIOHUMANITAS Vol 22 No 1 (2020): Maret 2020
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas Langlangbuana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36555/sosiohumanitas.v22i1.1542

Abstract

Ruang Audio Visual berfungsi sebagai tempat pengajar menyampaikan teori atau materi pembelajaran melalui media audio visual untuk diteruskan ke banyak ruang kelas. Ruang Audio Visual sangat bermanfaat dan efficient digunakan untuk menyampaikan materi kepada audience/pemerhati dalam jumlah banyak dalam waktu bersamaan Ruang Audio Visual yang baik harus dirancang dengan sistem tata ruang dengan kondisi tingkat peredaman/insulasi yang tepat, khususnya dari segi penerapan elemen akustik. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah Metode penelitian kuantitatif, yaitu pengukuran kondisi peredaman ruang melalui perhitungan dan angka-angka yang diperleh dari alat ataupun ukuran lain yang bersifat eksak. Tahapan penelitian ini terdiri atas pengambilan data (data lapangan dan literatur), pengumpulan data (survei dan wawancara, perhitungan di lapangan, serta dokumentasi), dan pengolahan data dengan perhitungan secara manual. Pengukuran dilakukan untuk menilai keandalan akustik khususnya kemampuan meredam suara dalam ruangan dan penerimaan terhadap sumber suara dari luar ruangan. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan alat ukur Sound Level Meter (SLM), Hasil pengukuran pada ruang dalam keadaan ruangan tertutup dengan kondisi terpasang partisi rangka alumunium 4x11 double gypsum yang dilapis rockwool (tebal 6 cm) dan MDF 4cm) ditambah lapisan elemen akustik/absorber softboard (2cm) dan finishing kain fabric (upholestary), tanpa sumber suara setempat memiliki background noise sekitar 20db. (sunyi bersih tanpa suara). sedangkan jika pengujian diberikan sumber suara di sebelah/salah satu ruang sebesar +60 decibel dalam keadaan ruangan tertutup, hasil pegukura kondisi kuat suara dari background noise yang diterima/terdengar menunjukan angka sekitar 21db (hampir tidak terdengar). Dari hasil eksperimen, dan pengukuran serta analisa yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Ruang audio visual yang dibuat dengan menggunakan; finishing lantai karpet wool 6 mm, ceiling akustik panel 18 mm, serta dinding berupa elemen panel dinding yang terdiri atas; lapisan partisi gypsum 12 mm yang dilengkapi isulasi rockwool 6.cm pada bagian dalamnya, serta dilapisi panel softboard 2cm berikut finishing kain jenis fabric/upholstery serta lapisan penahan softboard berupa panel MDF 4mm mampu meredam suara sebesar +/- 60 decible, sehigga hampir tidak terdengar ke ruang yang berebelahan atau ruang lainnya. Artinya penerapan system akustik tersebut memenuhi/memiliki persyaratan peredaman yang sangat baik untuk sebuah ruangan audio visual.
ANALISIS TEGANGAN, BEBAN, RUGI-RUGI DAYA PADA PERUBAHAN SISTEM JARINGAN SINGLE CIRCUIT KE DOUBLE CIRCUIT JALUR 150 KV GI WLINGI - GI SUTAMI Yuda Wastu Prastyo; Teguh Utomo
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 7, No 5 (2019)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jaringan transmisi saat ini sudah menggunakan konfigurasi single circuit dan double circuit. Untuk konfigurasi pada GI Wlingi penghantar masih dalam konfigurasi single circuit. Padahal dengan konfigurasi double circuit menjadikan sistem tersebut lebih handal dan memiliki jatuh tegangan yang lebih rendah. Dengan laju pertumbuhan beban yang cukup tinggi khususnya di daerah Malang dan Blitar, untuk menghindari adanya overload atau overcurrent ketika ada gangguan pada penghantar Wlingi – Sutami yang dalam konfigurasi single circuit, perlu adanya perubahan konfigurasi ke double circuit.  Hasil analisis load flow menggunakan ETAP dengan metode Newton Rhapson menunjukan bahwa beban yang melewati penghantar bus Wlingi dan bus PLTA Sutami mencapai 77.47 % dari beban maksimal. Ketika konfigurasi sistem dirubah dari single circuit ke double circuit, maka beban yang melewati penghantar bus Wlingi dan bus PLTA Sutami hanya 38.88 %. Untuk bus Wlingi pada konfigurasi single circuit tegangan jatuhnya 9.4 % dari tegangan nominalnya sedangkan double circuit tegangan jatuhnya yaitu 9.2 % dari tegangan nominalnya. Dari hasil analisis rugi-rugi daya menunjukkan total keseluruhan rugi-rugi daya untuk konfigurasi single circuit sebesar 13.901 MW dan 197.73 MVAR untuk konfigurasi double circuit 13.889 MW dan 197.603 MVAR. Hasil analisis kontingensi pada single circuit menunjukkan adanya overload pada saluran, sedangkan saat adanya perubahan konfigurasi menjadi double circuit tidak terjadi adanya overload. Kata kunci : ETAP, Analisis Load Flow, Kontingensi, Double Circuit.  ABSTRACT The transmission network currently uses a single circuit and double circuit configuration. In the system configuration in Wlingi Substation conductors still use single circuit  configuration. Even though the double circuit configuration makes the system more reliable and has a lower voltage drop. With a high load growth rate, especially in Malang and Blitar, to avoid overload or overcurrent when there is interference within the Wlingi - Sutami conductor in a single circuit configuration. So it is necessary to change the configuration to becomethe double circuit configuration. The results of load flow analysis using ETAP with the Newton Rhapson method show that the load that passes through the Wlingi bus and Sutami PLTA bus reaches 77.47% of the maximum load. When the system configuration is changed from single circuit to double circuit, the load that passes through the Wlingi bus conductor and Sutami PLTA bus is only 38.88%. In a single circuit configuration for the Wlingi bus ,the voltage drops 9.4% of the nominal voltage while the double circuit falls voltage is 9.2% of the nominal voltage. From the results of the power loss analysis, the total overall power losses for single circuit configurations are 13.901 MW and 197.73 MVAR while  for the double circuit configuration of 13,889 MW and 197,603 MVAR. The results of contingency analysis on a single circuit indicate an overload on the channel,when there is a configuration change to double circuit there is no overload.Keywords: ETAP, Load Flow Analysis, Contingency, Double Circuit. 
Studi Kelayakan Gedung Pasca Gempa Lombok Yuda Wastu
Jurnal Tiarsie Vol 19 No 1 (2022): Jurnal TIARSIE 19.1
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Langlangbuana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32816/tiarsie.v19i1.136

Abstract

Berdasarkan peta tingkat guncangan Skala Intensitas Gempa (SIG) BMKG, gempa Agustus 2018 yang terjadi di Lombok menunjukan gempa bumi yang dapat berdampak kerusakan ringan (skala intensitas II-III SIG BMKG setara dengan V-VI MMI (Modified Mercalli Intensity).) sehingga analisi kelayakan fungsi gedung wajib dilakukan terutama yang menyangkut system dan kekuatan struktur pada bangunan, masih andal atau harus mengalami penggantian atau perkuatan. Metoda penelitian yang digunakan adalah Deskriptif kualitatif, diperoleh berdasarkan hasil inspeksi data primer; pengamatan aspek arsitektur dan pengujian struktur gedung berupa uji mutu beton dan konfigurasi tulangan elemen struktur pada bangunan Bank BTN KC Mataram, sehingga menghasilkan data akurat dan akuntabel. Hasil analisis menunjukan bahwa struktual gedung tidak mengalami kerusakan signifikan dan dapat berkinerja baik dalam merespon gempa, kerusakan terjadi pada elemen arsitektural cukup banyak dan perlu dilakukan perbaikan yaitu: Pemasangan jaring dibawah atap untuk mengantisipasi reruntuhan genteng yang pecah/lepas, memperbaiki dan mengganti elemen lapisan granit dengan material yang ringan dan relative aman seperti Aluminum Composite Panel (ACP), serta memperbaiki retakan-retakan dinding. Kesimpulan penelitian menunjukan bahwa gedung yang di desain dengan perhitungan struktur yang baik menghasilkan kekuatan structural yang dapat bertahan dalam guncangan gempa 7 scala richter. Kerusakan yang terjadi lebih ke aspek arsitektural yang berbahan dasar rigid dan solid.
SEKOLAH ISLAM TERPADU DALAM KONTEKS DESAIN ARSITEKTUR KONTEMPORER Yuda Wastu
GEOPLANART Vol 1, No 1 (2017): Edisi Mei
Publisher : Universitas Winaya Mukti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (536.853 KB) | DOI: 10.35138/gp.v1i1.123

Abstract

Pada saat ini pendidikan merupakan kebutuhan primer. Fasilitas pendidikan di wilayah Bandung sampai dengan akhir tahun 2015, untuk penyediaan fasilitas sekolah SD, SMP dan SMA yang berbasis Islam dipandang belum merata.  Islam membentuk karakter manusia yang madani salahsatunya melalui fasilitas pendidikan. Hal ini dibutuhkan demi memberikan pembekalan “dasar moralitas” yang tergali dari kearifan tradisi kultural dan nilai-nilai doktrinal agama Islam yang kuat. Dari latar belakang tersebut maka Sekolah Islam Terpadu dalam Konteks Desain Arsitektur Kontemporer dengan studi kasus AlIrsyad Satya Islamic  School Kotabaru Parahyangan di Bandung, diangkat sebagai tema penelitian guna mendapatkan wawasan dalam menentukan desain arsitektur yang sesuai untuk gedung pendidikan, serta aspek-aspek yang menjadi pertimbangan dalam merencanakan Sekolah Islam Terpadu. Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda deskriptif kuantitatif, yaitu menguraikan, memaparkan data-data primer maupun data sekunder dari fakta di lapangan. Setelah dianalisa dan dievaluasi kemudian ditarik kesimpulan mengenai hubungan antara Sekolah Islam terpadu dengan konsep desain Arsitektur  Kontemporer yang diterapkan oleh konsultan Perencana gedung tersebut
Pemberdayaan Masyarakat dalam Mengembangkan UMKM Melalui Teknologi Informasi pada Masa Pandemik Covid 19 di Desa Cibiru Hilir Pratikto, Yuda Wastu
Jurnal Pengabdian Tri Bhakti Vol 3 No 1 (2021): Jurnal Pengabdian Tri Bhakti
Publisher : Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Langlangbuana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36555/tribhakti.v3i1.1742

Abstract

Pengabdian Masyarakan yang terintegrasi dengan KKNM yang dilksanakan di Desa Cibiru Hilir Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung merupakan salahsatu upaya pemberdayaan masyarakat yang memiliki bidang usaha rumahan (UKM) melalui penyuluhan dan batuan teknologi yang terdiri dari Interdisipliner dan komprehensif dari dosen PKM dan Mahasiswa UNLA serta Partisipasi aktif dari masyarakat setempat. Sehubungan program dilakukan dalam kondisi wabah pandemi COVID-19 guna mendukung program pemerintah yaitu “New Normal Life”, maka pelaksanaan dilakukan dengan memperhatikan protocol kesehatan yaitu menjaga jarak fisik dan social serta system daring/virtual. Permasalahan yang terdapat di Lokasi adalah banyaknya UKM, berupa industry kecil berupa; kerajinan batik, usaha telur asin, pembuatan roti, konveksi busana muslim yang dilakukan secara individual dan konvensional belum terprogram secara professional menggunakan manajemen bisis yang baik, juga belum banyak memanfaatkan teknologi informasi (IT) seperti pemasaran online (visual digital) yang tengah berkembang, serta belum mengarah ke pelaksanaan new normal life akibat pandemik covid-19. Program dan metoda yang dilakukan di Desa Cibiru Hilir adalah membantu memberdayakan masyarakat pemilik UKM yang berada di lingkungan Desa Cibiru Hilir melalui program pembekalan dan penyuluhan dengan materi manajemen bisnis dan metoda promosi online dengan teknik visual digital sesuai Teknologi Informasi terkini dan situasi kondisi pandemik COVID-19 “New Normal Life”. UKM yang tergabung antara lain adalah masyarakat pemilik industry rumahan yaitu: pengrajin batik, pengusaha telur asin, dan pembuatan roti. Sebagai tindakan partisipasi dalam menanggulangi wabah covid 19 secara nyata dilakukan juga pembuatan alat berupa pijakan handsanitizer yang di tempatkan di kantor desa dan puskesmas Desa Cibiru Hilir. Keseluruhan pelaksanaan program PKM di Desa Cibiru Hilir berupa penyuluhan pengembangan UKM, bantuan pembuatan promosi dengan media online, penyuluhan pelaksanaan protocol kesehatan, dan implementasi pembuatan pijakan handsanitizer. sudah dilaksanakan dan mendapat tanggapan yang sangat baik dari pemilik UKM, pejabat dan aparat Desa, mau pun masyarakat setempat. Rencana pengembangan selanjutnya akan terus dilakukan dengan monitoring program promosi, dan menjadikan desa Cibiru Hilir sebagai desa binaan kerjasama dengan UNLA.