Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

Evaluasi Kualitas Pencahayaan Alami Pada Rumah Susun Sebelum dan Setelah Mengalami Perubahan Denah Ruang Dalam Rahadian, Erwin Yuniar; Stephanie, Bella; Rindy, Annisa Puspa; Febriyandini, Mentari
REKA KARSA Vol 4, No 4
Publisher : Institut Teknologi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (446.522 KB) | DOI: 10.26760/rekakarsa.v4i4.1386

Abstract

Evaluasi Kualitas Pencahayan Alami Pada Rumah Susun Sebelum dan Setelah Mengalami Perubahan Denah Ruang Dalam   ERWIN YUNIAR RAHADIAN, BELLA STEPHANIE, ANNISA PUSPA RINDY, MENTARI FEBRIYANDINI Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional   Email: erwinyuniar@gmail.com   Abstrak Peningkatan jumlah penduduk yang semakin melonjak membuat hunian vertikal menjadi solusi dari pemerintah untuk mengurangi adanya hunian-hunian ilegal. Salah satunya adalah Rumah Susun Sarijadi yang merupakan hunian vertikal yang telah berdiri di Bandung sejak tahun 1975. Setelah sekian lama beroperasi dan mengalami pergantian penghuni, maka kuat dugaan bahwa denah ruang dalam rumah susun ini telah mengalami berbagai perubahan dan penambahan sekat. Salah satu akibat dari perubahan denah ruang dalam tersebut adalah tidak optimalnya cahaya alami yang masuk ke dalam ruangan. Pendekatan terhadap pencahayaan alami dapat menggunakan peraturan standar SNI dari Departemen Pekerjaan Umum tentang Tata Cara Perancangan Penerangan Alami Siang Hari untuk Rumah dan Gedung. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan evaluasi kualitas pencahayaan alami pada rumah susun sebelum dan setelah mengalami perubahan denah ruang dalam. Adapun metode penelitian pengukuran di lapangan yang dilakukan menggunakan metoda simulasi dengan alat bantu software ecotect dan luxmeter. Maka dapat disimpulkan bahwa dari semua denah ruang dalam rusun Sarijadi Flat H telah mengalami perubahan mengalami penurunan kualitas pencahayaan alami dengan rata-rata 31%. Kata kunci: pencahayaan alami, perubahan denah ruang dalam Abstract The increasing amount of inhabitant establish vertical housing to be a solution from the goverment to substract the illegal housing.One of them is Sarijadi Flat which is a vertical housing that has been established in Bandung since 1975. After a long time of operation and having different occupant, the assumption is the flat plan is having various changes and addition into the inside plan. One of the result of the changes of the inside plan is not having an optimum quality of natural illumination iside the flat. Approachment  towards natural illumination obtained by the standard regulation of SNI Tata Cara Perancangan Penerangan Alami Siang Hari untuk Rumah dan Gedung. This research’s purpose is to produce an evaluation of natural illumination quality before and after the changes in the inside plan. The method of this research is by using ecotect simulation and luxmeter. The result of this research is that from all of the changed inside plan unit of the housing, the natural illumination has reduced to 31%. Keywords: natural illumination, inside plan changes
Evaluasi Desain Jalur Evakuasi Pengguna Bangunan Dalam Kondisi Darurat Pada Bangunan Apartemen X Rahadian, Erwin Yuniar; Astrini, Zahra Fitra; Rizkyatama, Banyuresa; Arafah, M.
REKA KARSA Vol 4, No 4
Publisher : Institut Teknologi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (987.788 KB) | DOI: 10.26760/rekakarsa.v4i4.1378

Abstract

EVALUASI DESAIN JALUR EVAKUASI PENGGUNA BANGUNAN DALAM KONDISI DARURAT PADA BANGUNAN APARTEMEN X Erwin Yuniar Rahadian, Zahra Fitra Astrini, Banyuresa Rikyatama, M. Arafah Jurusan Teknik Arsitektur FTSP – Institut Teknologi Nasional (ITENAS) Bandung Email : ears@itenas.ac.id   ABSTRAK Dalam sebuah bangunan tinggi, penanganan keselamatan dalam kondisi darurat berupa jalur evakuasi harus diutamakan. Hal ini juga sudah diatur dalam peraturan bangunan gedung dan secara teknis diatur dalam Standar Nasional Indonesia. Apartemen X merupakan sebuah bangunan hunian vertikal, sudah seharusnya memperhatikan aspek aksesbilitas jalur evakuasi bagi pengguna sesuai dengan standar tersebut. Lingkup kajian terhadap Apartemen X ini meliputi : pola sirkulasi yang terbentuk, keberadaan sarana dan prasarana aksesbilitas jalur evakuasi, dengan metoda kajian deskriptif analitis secara kuantitatif dan kualitatif, serta metode simulasi menggunakan Software IES-VE Simulex. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi bahwa Apartemen X sudah memiliki aksesbilitas jalur evakuasi darurat yang memenuhi persyaratan dan standar keamanan dan kenyamanan pengguna bangunan. Dari hasil kajian  dapat disimpulkan, bahwa Apartemen X ditinjau dari aspek jalur evakuasi telah memenuhi syarat untuk mendukung proses evakuasi darurat. Kata kunci : Apartemen, Jalur Evakuasi, Aksesibilitas.   ABSTRACT   In a tall building, handling safety in an emergency such as evacuation routes should be prioritized. It has also been stipulated in the regulations of the building and technically set in the Indonesian National Standard. The X Apartment is a residential building vertically, therefore, should more attention to aspects of accessibility for the evacuation path for the user in accordance with these standards. The scope of the study on the X Apartment includes: circulation patterns are formed, the presence of infrastructure accessibility evacuation routes, with descriptive analytic study method, quantitatively and qualitatively, as well as the method of simulated using IES-VE Simulex Software. The purpose in doing this research is to find out that the X Apartment own accessibility for emergency evacuation route that meets the requirements and standards of safety and comfort of building users. The results of the study explained that the X Apartment is in terms of aspects evacuation path has been qualified to support the emergency evacuation process. Keywords : Apartment, Evacuation, Accessibility
The Evaluation of Thermal Comfort using a BIM-based Thermal Bridge Simulation Rahadian, Erwin Yuniar; Sulistiawan, Agung Prabowo
Journal of Architectural Research and Education Vol 1, No 2 (2019): Journal of Architectural Research and Education
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (845.432 KB) | DOI: 10.17509/jare.v1i2.22304

Abstract

Global warming has become an important issue today, caused by the increasing demand for energy and humans lifestyle. To reduce the impact, more architects started to respond regarding environmental issues. The concept of green architecture promotes to solving this problem. Natural ventilation is the one of the concept green architecture. This research tends to look at the aspect of Thermal Comfort in naturally ventilated mosque buildings through the Thermal Bridges strategy. Naturally ventilated building tend to have better indoor air quality (IAQ), but worse thermal comfort. Therefore, this research investigates the range of acceptable temperature and calculate by BIM thermal bridge simulation to achieve thermal comfort for naturally ventilated mosque building. The method of analysis conducted is quantitative based on direct measurement of weather data and existing comfort conditions in the field, calculations, and simulations using Building Information Modeling (BIM). Data was collected through a field survey in Itenas Mosque Building and were used to develop and validate then using the BIM thermal bridge model for simulation. The data collected from field survey and in situ environmental measurement such as air temperature, relative humidity, and wind velocity. The thermal comfort prediction model was developed from statistical analysis of the field survey data. Based on the result of thermal Bridge simulation using BIM software required exchange material of the existing building to achieve thermal comfort. Keyword-Thermal comfort, Building Information Modelling, Thermal Bridge Simulation
Kajian Pencahayaan Alami pada Bangunan Villa Isola Bandung Rahadian, Erwin Yuniar; Dwicahyo, Setiohadi; Harmanda, Sandy J; Putra, Daddy K; Wijaya, Firdaus R
REKA KARSA Vol 2, No 1
Publisher : Institut Teknologi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (469.629 KB) | DOI: 10.26760/rekakarsa.v2i1.454

Abstract

Abstrak Villa Isola merupakan salah satu bangunan peninggalan masa kolonial yang fungsinya telah berubah dari bangunan peristirahatan menjadi kantor Rektorat UPI Bandung. Dengan berubahnya fungsi menjadi kantor Rektorat, maka kualitas pencahayaan alami pada Villa Isola dituntut untuk dapat memenuhi aktifitas yang terjadi di dalam bangunan tersebut. Kajian pencahayaan alami pada bangunan Villa Isola bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh bukaan terhadap kualitas pencahayaan alami. Pemilihan objek kajian ini didasari karena desain Villa Isola memiliki banyak bukaan pada bagian fasadenya sehingga menarik untuk dikaji sejauh mana bangunan tersebut memanfaatkan cahaya alami ke dalam ruangan. Pencahayaan alami dipengaruhi oleh beberapa variabel yaitu desain bukaan jendela, bentuk dan kedalaman ruang, kenyamanan visual, dan faktor eksternal. Metode penelitian yang digunakan dalam kajian ini adalah metode penelitian deskriptif baik kualitatif maupun kuantitatif. Dari hasil analisa, kesimpulan yang didapat adalah bentuk desain serta orientasi bukaan jendela pada Villa Isola kurang memenuhi standar kualitas pencahayaan alami. Kata kunci: Villa Isola Bandung, pencahayaan alami. Abstract Villa Isola is one of the relics of the colonial era buildings that function has changed from a resting into an office building Rektorat UPI Bandung. By changing the function of the office of Rector, the quality of natural lighting in the Villa Isola required to meet the activity going on inside the building. Studies of natural lighting in buildings Villa Isola aims to determine how much influence the openings on the quality of natural lighting. The selection is based on the object of study for the design of Villa Isola has a lot of openings in the facade so interesting to study the extent to which the building utilizes natural light into the room. Natural lighting is influenced by several variables: the design window openings, the shape and depth of space, visual comfort, and external factors. The method used in this study is the descriptive research method both qualitatively and quantitatively. From the analysis, the conclusion is obtained form the design and orientation of the window openings in the Villa Isola does not meet the quality standards of natural lighting. Keywords: Villa Isola Bandung, natural lighting
Kajian Karakteristik Bangunan Ikonik Pada Gedung Puspa Iptek Kota Baru Parahyangan Rahadian, Erwin Yuniar; Wahab, Fadli; Syaputra, Hendrik; Setiawan, Asep
REKA KARSA Vol 1, No 1
Publisher : Institut Teknologi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (759.208 KB) | DOI: 10.26760/rekakarsa.v1i1.45

Abstract

ABSTRAK Perkembangan dunia arsitektur kian pesat ditandai dengan banyak bermunculan bangunan-bangunan arsitektur ikonik di berbagai kota besar dunia. Arsitektur Ikonik merupakan karya arsitektur yang dapat dijadikan sebagai tanda tempat di lingkungan sekitar ataupun karya arsitektur yang menjadi tanda dari era waktu tertentu. Penelitian ini diawali dengan mengkaji bangunan-bangunan ikonik untuk mendapatkan karakteristik umum arsitektur ikonik. karakteristik umum yang didapatkan. Selanjurnya dijadikan dasar dalam melakukan kajian arsitektur ikonik. Bangunan utama yang dikaji adalah bangunan Puspa IPTEK di Kota Baru Parahyangan yang merupakan bangunan jam matahari pertama dan terbesar di Indonesia dan berfungsi sebagai museum ilmu pengetahuan dan teknologi. Teknis pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah mengumpulkan data berupa studi literatur, survey lapangan dan wawancara. Dari hasil studi didapatkan bahwa sebuah bangunan disebut sebagai bangunan ikon apabila bangunan tersebut merupakan sesuatu yang baru pada zamannya, berbentuk atraktif, simetris, memiliki proporsi dan skala yang sempurna, ritme pada facade dan membentuk vista secara visual sehingga bangunan Puspa IPTEK Kota Baru Parahyangan dinilai memiliki kriteria sebagai bangunan ikonik dan ikon kawasan Kota Baru Parahyangan Kata Kunci: Arsitektur Ikonik, Karakteristik, Penanda Kawasan
ENERGY SAVING BUILDING STRATEGIES THROUGH THE APPLICATION OF SOLAR CONTROL GLASS LATIFAH, NUR LAELA; RAHADIAN, ERWIN YUNIAR
ELKOMIKA: Jurnal Teknik Energi Elektrik, Teknik Telekomunikasi, & Teknik Elektronika Vol 8, No 2 (2020): ELKOMIKA: Jurnal Teknik Energi Elektrik, Teknik Telekomunikasi, & Teknik Elektro
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/elkomika.v8i2.388

Abstract

ABSTRAKSesuai dengan konsep Green Building, desain bangunan harus memperhatikan penghematan energi operasional bangunan. Semakin besar beban termal, maka semakin boros konsumsi energi listrik. Salah satu cara untuk menurunkan energi listrik adalah dengan mengurangi beban termal eksternal, sehingga pemilihan jenis solar control glass merupakan aspek yang sangat penting. Metoda analisis dilakukan secara kuantitatif. Sebagai kasus studi yaitu Gedung Kantor Pengelola Bendungan Sei Gong di Batam, dan berdasarkan perhitungan Calculator OTTV akan ditentukan alternatif solar control glass yang tepat agar memenuhi syarat dengan batas maksimal OTTV di Indonesia (45 Watt per meter persegi). Manfaat penelitian ini adalah memperoleh masukan pemilihan tipe kaca yang tepat berdasarkan SHGC, pada kasus bangunan kantor.Kata kunci: Hemat energi operasional bangunan, Overall Thermal Transfer Value, Solar Control Glass, Solar Heat Gain Coefficient ABSTRACTIn accordance with the Green Building concept, building designs must pay attention to building operational energy savings. The greater the thermal load, the more wasteful the electricity consumption of the AC system. One way to reduce AC loads is to reduce external thermal loads, then choosing the type of solar control glass is a very important aspect. The method of analysis is done quantitatively. As a case study is Sei Gong Dam Management Office Building in Batam, and based on OTTV Calculator calculation an appropriate solar control glass alternative will be determined to meet the requirements with the maximum OTTV limit in Indonesia (45 Watt per square meter). The benefit of this research is to get input on selection of the right type of glass based on SHGC, in the case of office buildings.Keywords: Energy saving on building operation, Overall Thermal Transfer Value, solar control glass, Solar Heat Gain Coefficient
Pengaruh Secondary Skin Fasade Bangunan Terhadap Kualitas Pencahayaan Alami Ruang Kerja Rahadian, Erwin Yuniar; Dwiastuti, Windi; Maretia, Nanda Annisa; Fitrian, Beri
Jurnal Arsitektur TERRACOTTA Vol 2, No 2 (2021)
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/terracotta.v2i2.4688

Abstract

Pencahayaan merupakan suatu unsur yang sangat penting dalam perancangan suatu ruang. Kenyamanan pencahayaan pada ruang kantor sebagai area kerja  sangat dibutuhkan sesuai standar SNI sebesar 350 lux, sehingga dapat menunjang aktivitas dan memiliki produktivitas kerja yang baik. Gedung Rektorat Unpad Jatinangor merupakan gedung yang terdiri dari empat lantai dengan fungsi utama sebagai gedung administrasi dalam bidang akademik untuk menunjang kegiatan kemahasiswaan. Gedung ini memiliki bentuk massa lingkaran dan menggunakan secondary skin pada fasad yang selain berfungsi dalam unsur estika bangunan, juga berfungsi untuk mereduksi paparan panas dan sinar matahari yang masuk pada bangunan. Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas pencahayaan alami yang dipengaruh oleh penggunaan secondary skin. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode pengukuran langsung menggunakan luxmeter dan metode pengukuran dengan simulasi software ecotect. Hasil pengukuran langsung mengunakan luxmeter menunjukan kuat pencahayaan alami yang menghadap secondary skin lebih terang dibandingkan yang menghadap koridor sedangkan hasil pengukuran dengan simulasi software ecotect menunjukan kuat pencahayaan alami yang tidak menggunakan secondary skin intensitas cahayanya lebih baik dibandingkan dengan yang menggunakan secondary skin. Sehingga penerapan secondary skin pada facade bangunan tidak hanya untuk memenuhi unsur estetika dan perlindungan faktor iklim ekternal terhadap bangunan, namun harus juga memperhatikan dampak pencahayaan alami yang terjadi pada ruang dalam bangunan.
Desain Ruang Terbuka Publik Ditinjau dari Elemen Pembentuk Fisik Kota Rahadian, Erwin Yuniar; Salamah, Alisha Nuur; Kania, Verina Dyah; Lestari, Vigia Tri
Jurnal Arsitektur TERRACOTTA Vol 1, No 1 (2019)
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/terracotta.v1i1.3376

Abstract

ABSTRAK Ruang terbuka publik pada dasarnya merupakan suatu wadah yang dapat menampung aktivitas tertentu dari masyarakatnya. Ruang terbuka Publik juga merupakan salah satu identitas citra kota atau kawasan dan indikator kualitas hidup kawasan perkotaan. Mengingat pentingnya peranan keberadaan ruang terbuka publik di dalam suatu kawasan perkotaan, maka sebuah ruang terbuka publik harus memiliki perencanaan dan perancangan sesuai dengan kelengkapan elemen pembentuk fisik kota. Kelengkapan elemen pembentuk kota tersebut juga terkait dengan desain arsitektural agar berfungsi sebagaimana mestinya ruang terbuka publik. Salah satu ruang terbuka publik di Bandung yaitu Alun-alun Cicendo Bandung yang didesain secara arsitektural dan menjadi icon kawasan Cicendo, berfungsi sebagai wadah untuk menampung aktivitas sosial masyarakat di kawasan Cicendo. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji karakretistik ruang terbuka publik berdasarkan elemen-elemen pembentuk fisik kota yang berada di kawasan Alun-alun Cicendo Bandung dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif. Hasil pembahasan dapat menggambarkan bahwa kawasan Alun alun Cicendo Bandung memenuhi elemen-elemen pembentuk fisik kota dengan desain yang baik. Kata kunci : Ruang Tebuka Publik, Alun-alun, Elemen Pembentuk Fisik Kota. ABSTRACT Open Space basically is a space that can accommodate people’s activity. Open space is one of the city image and a city life quality indicator. The existence of open space in a city has an important role in an urban area so a public space needs proper planning and design with completeness an image of the city elements. The completeness image of the city elements is related to an architectural design so the public space can operate properly. Alun alun Cicendo is one of open space in Bandung that designed architecturally and become an icon of Cicendo, functions as a place to accommodate a social activity. This research aims to review the characteristics of a public space based on the image of the city elements around Alun alun Cicendo Bandung with the descriptive qualitative method. The result can describe that Alun alun Cicendo Bandung complies image of the city elements with a good design. Keywords: Open Space, Square, Image of the City Elements
PENGARUH PENGGUNAAN ELEMEN AKUSTIK TERHADAP KUALITAS SUARA PADA RUANG AUDIO VISUAL Yuda Wastu; Erwin Yuniar
SOSIOHUMANITAS Vol 22 No 1 (2020): Maret 2020
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas Langlangbuana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36555/sosiohumanitas.v22i1.1542

Abstract

Ruang Audio Visual berfungsi sebagai tempat pengajar menyampaikan teori atau materi pembelajaran melalui media audio visual untuk diteruskan ke banyak ruang kelas. Ruang Audio Visual sangat bermanfaat dan efficient digunakan untuk menyampaikan materi kepada audience/pemerhati dalam jumlah banyak dalam waktu bersamaan Ruang Audio Visual yang baik harus dirancang dengan sistem tata ruang dengan kondisi tingkat peredaman/insulasi yang tepat, khususnya dari segi penerapan elemen akustik. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah Metode penelitian kuantitatif, yaitu pengukuran kondisi peredaman ruang melalui perhitungan dan angka-angka yang diperleh dari alat ataupun ukuran lain yang bersifat eksak. Tahapan penelitian ini terdiri atas pengambilan data (data lapangan dan literatur), pengumpulan data (survei dan wawancara, perhitungan di lapangan, serta dokumentasi), dan pengolahan data dengan perhitungan secara manual. Pengukuran dilakukan untuk menilai keandalan akustik khususnya kemampuan meredam suara dalam ruangan dan penerimaan terhadap sumber suara dari luar ruangan. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan alat ukur Sound Level Meter (SLM), Hasil pengukuran pada ruang dalam keadaan ruangan tertutup dengan kondisi terpasang partisi rangka alumunium 4x11 double gypsum yang dilapis rockwool (tebal 6 cm) dan MDF 4cm) ditambah lapisan elemen akustik/absorber softboard (2cm) dan finishing kain fabric (upholestary), tanpa sumber suara setempat memiliki background noise sekitar 20db. (sunyi bersih tanpa suara). sedangkan jika pengujian diberikan sumber suara di sebelah/salah satu ruang sebesar +60 decibel dalam keadaan ruangan tertutup, hasil pegukura kondisi kuat suara dari background noise yang diterima/terdengar menunjukan angka sekitar 21db (hampir tidak terdengar). Dari hasil eksperimen, dan pengukuran serta analisa yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Ruang audio visual yang dibuat dengan menggunakan; finishing lantai karpet wool 6 mm, ceiling akustik panel 18 mm, serta dinding berupa elemen panel dinding yang terdiri atas; lapisan partisi gypsum 12 mm yang dilengkapi isulasi rockwool 6.cm pada bagian dalamnya, serta dilapisi panel softboard 2cm berikut finishing kain jenis fabric/upholstery serta lapisan penahan softboard berupa panel MDF 4mm mampu meredam suara sebesar +/- 60 decible, sehigga hampir tidak terdengar ke ruang yang berebelahan atau ruang lainnya. Artinya penerapan system akustik tersebut memenuhi/memiliki persyaratan peredaman yang sangat baik untuk sebuah ruangan audio visual.
Pola Tatanan Ruang Penunjang Terhadap Efektifitas Akses Keberangkatan Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta Adri Fadhilah; Rivan Anugrah; Muh Al Kautsar; Moch Risnul Hidayat; Erwin Yuniar
REKA KARSA Vol 5, No 3
Publisher : Institut Teknologi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekakarsa.v5i3.3669

Abstract

ABSTRAK Bandar udara merupakan tempat yang penting bagi berlangsungnya suatu kegiatan transportasi udara. Pesawat terbang merupakan sarana transportasi cepat yang dapat menjangkau wilayah yang sangat luas sampai saat ini sehingga banyak masyarakat memilih menggunakan moda transportasi tersebut. Dalam proses perancangan Bandar Udara idealnya diperlukan pemahaman terhadap perilaku pengguna itu sendiri. Perancangan terkait dengan kebutuhan ruang pengguna untuk memperoleh rasa nyaman dan ruang yang dirancang harus sesuai dengan fungsinya, hal ini berkaitan dengan sirkulasi. Sirkulasi secara umum terbentuk dari susunan ruang dan organisasi ruang, serta tata letak dan fasilitas yang ada. Penataan ruang yang baik dan memenuhi standar dapat berpengaruh terhadap berlangsungnya kegiatan keberangkatan dan kedatangan penumpang. Kata kunci: Bandar Udara, sirkulasi, penataan ruang ABSTRACT Airport is an important place for an air transport activity. Airplane is a fast transportation that can reach a very wide area so many people choose to use the mode of transportation. In the process of designing the airport ideally required understanding of the user's own behavior. The design related to the needs of the user space to obtain a sense of comfort and space designed must be in accordance with its function, it is related to the circulation. Circulation is generally formed from the composition of space and organization space, as well as layout and existing facilities. A good spatial arrangement can affect the ongoing departure and arrival of passengers. Keywords: Airport, circulation, spatial arrangement