Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PEMANFAATAN OBAT HERBAL PENURUN PANAS PADA BALITA SAKIT DI DESA KALIURIP KECAMATAN PURWOJATI KABUPATEN BANYUMAS Citra Hadi Kurniati; Atika Nur Azizah
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 8th University Research Colloquium 2018: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (480.19 KB)

Abstract

Pendahuluan Obat herbal merupakan bahan baku atau sediaan yang berasal dari tumbuhan yang memiliki efek terapi yang bermanfaat bagi kesehatan. Pemakaian herbal untuk penanganan kesehatan telah berkembang pesat seiring kembalinya bahan alami. Masa balita merupakan periode penting dalam proses tumbuh kembang manusia. pengobatan menggunakan obat herbal masih dilestarikan dan merupakan tradisi turun menurun yang disampaikan secara lisan dari satu generasi ke generasi yang lain. Penggunaan obat herbal yang lebih dikenal dengan jamu banyak digunakan pada balita seperti penurun panas, obat diare, penambah nafsu makan dan lain-lain. Tujuan Penelitian Mengetahui pemanfaatan obat herbal penurun panas pada balita sakit di Desa Kaliurip Kecamatan Purwojati Kabupaten Banyumas. Jenis Penelitian Penelitian kualitatif dengan rancangan penelitian studi kasus (case study). Subjek penelitian ini yaitu ibu yang memiliki balita sakit panas, suaminya dan bidan desa. Analisis data dalam penelitian kualitatif ini menggunakan thematic content analysis. Hasil penelitian Minat terhadap pemanfaatan obat herbal penurun panas sebesar 80%. Hal tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat karena faktor kepercayaan secara tradisional dan turun-temurun. Kesimpulan Obat herbal dimanfaatkan oleh masyarakat karena faktor kepercayaan secara tradisional dan turun-temurun diperoleh dengan menanam sendiri tanaman herbal. Jenis yaitu kencur, bawang merah, daun dadap serep, dan pace. Cara pemanfaatan dengan cara dibalurkan ke seluruh tubuh, diletakkan di dahi, ubun-ubun, dan perut.
Efektivitas Kompres Dingin Sebagai Terapi Non- Farmakologi Dalam Mengurangi Dismenore Pada Remaja Putri Di Smk Farmasi Majenang Fatma Mustikaning Rohmah; Atika Nur Azizah
NERSMID : Jurnal Keperawatan dan Kebidanan Vol. 6 No. 1 (2023): Mei
Publisher :

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55173/nersmid.v6i1.150

Abstract

Dysmenorrhea is a gynecological complaint due to an imbalance of the hormone progesterone in the blood, which most often causes pain in women. Dysmenorrhea also has an impact on infertility in women which causes a decrease in the quality of life for women. Treatment of dysmenorrhea can be done non-pharmacologically such as cold compresses which work by stimulating the surface of the skin to reduce pain. The aim of the study was to analyze the effectiveness of cold compresses as a non-pharmacological therapy in reducing dysmenorrhea in young women at Majenang Pharmacy Vocational School. This study used a pre-experimental design research type. The population in this study were all female students who experienced and complained of dysmenorrhea at Majenang Pharmacy Vocational High School, totaling 131 young women with a total sample of 19 people who were taken by purposive sampling method. Bivariate analysis using paired-sample t-test. The results of the study from 9 respondents that dysmenorrhea pain before being given cold compresses has an average of 6.42 with the lowest dysmenorrhea pain 3 and the highest dysmenorrhea pain is 10. Dysmenorrhea pain after being given cold compresses has an average of 2.37 with the lowest dysmenorrhea pain 0 and dysmenorrhea pain the highest was 6. There was an average decrease in pain after being given cold compress therapy by 4.053 and there was a difference in dysmenorrhea pain before and after being given cold compress non-pharmacological therapy with a p-value of 0.0001 (<0.05). Dysmenorrhea pain before being given a cold compress has an average of 6.42 and after being given a cold compress has an average of 2.37. There is a difference in dysmenorrhea pain before and after being given cold compress non-pharmacological therapy to Majenang Pharmacy Vocational High School students with a p-value of 0.0001.