Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Mistifikasi Ratu Kidul: Salah Satu Model Tata Kelola Kehidupan Twikromo, Y. Argo
Patra Widya: Seri Penerbitan Penelitian Sejarah dan Budaya. Vol. 22 No. 3 (2021): Desember
Publisher : Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52829/pw.344

Abstract

Tulisan ini berupaya merajut serpihan-serpihan yang menjadi esensi kehidupan bersama atas keberadaan mitos Ratu Kidul, suatu mitos yang relatif kurang mendapatkan porsi seimbang dalam logika berpikir saat ini. Pertanyaan yang dikemukakan dalam artikel ini adalah bagaimana keberadaan mitos Ratu Kidul dalam konteks tata kelola keselarasan kehidupan bersama? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, pemahaman tentang mitos dan keberadaan mitologi Ratu Kidul perlu diuraikan terlebih dahulu sesuai konteksnya. Berdasarkan konteks pemahaman tersebut, tata kelola kehidupan bersama dan mistifikasi Ratu Kidul selanjutnya dikaji atau dibahas agar dapat lebih memahami keberadaan mitos Ratu Kidul sebagai salah satu model tata kelola kehidupan bersama. Dengan menggunakan pijakan utama dari penelitian atau pustaka yang pernah dihasilkan penulis maupun studi pustaka terkait lainnya, maka data dikumpulkan dan dirangkai melalui berbagai penambahan dan modifikasi sesuai dengan konteks saat ini. Hasil yang diperoleh adalah keberadaan mitos Ratu Kidul merupakan bagian tak terpisahkan dari pemahaman manusia terhadap keselarasan kehidupan bersama secara holistik (keseluruhan alam semesta). Dengan demikian, keberadaan mitos Ratu Kidul juga merupakan salah satu model tata kelola kehidupan.
Papuan Women and Their Culture: Reception Analysis of Cultural Identity Portrayed in "Noken Rahim Kedua" Documentary Nahumury, Amanda Putri; Twikromo, Y. Argo
Rekam Vol 21, No 2 (2025): Oktober 2025
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/rekam.v21i2.15048

Abstract

This study aims to identify the meaning of Papuan cultural identity in Noken Rahim Kedua documentary perceived by Papuan women. Employing the phenomenological method and Stuart Hall's encoding-decoding theory, this research explores the encoding process by filmmakers and the decoding process by Papuan women through in-depth interviews. Overall, the four Papuan women are in a negotiating reading. They did not simply accept the meaning constructed by the filmmaker. Lacking women's involvement in the documentary, led them to perceive that the film does not fully represent the voice of Papuan women.  Several dominant factors that influence the reception, including 1) Ethnic origin and cultural knowledge; 2) Family background; and 3) Surroundings or the environment. Regarding the values believed by the Papuan women, two significant findings emerged. First, all Papuan women viewers believed that gender equality is fundamental; however, one participant disagreed with the notion that men should not work.  Second, all participants, the Papuan women, believed that culture should be preserved, and they are proud of it because it is an identity marker. However, one of the participants stated that culture does not need to be maintained if it is considered burdensome or disadvantageous. Future researchers are encouraged to explore ethnic diversity, and for future documentary filmmakers, multiple perspectives of Papuan identity must be incorporated.