Perbedaan perspektif dengan lahirnya keragaman teori-teori komunikasi merefleksikan betapa kompleksnya komunikasi itu sendiri. Hal ini mengingat, komunikasi bukan hanya sekedar aktifitas pertukaran pesan, tapi lebih merasuk pada aspek-aspek kehidupan manusia yang lebih luas dan bersifat kompleks. Itu pula sebabnya, setiap teori komunikasi yang dikembangkan oleh tokohnya memiliki tingkat relatifitas dan subjektivitas yang tinggi, tergantung dari perspektif dan pendekatan yang digunakannya. Penulisan ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif dengan pendekatan Analisis Data Sekunder. Tidak menggunakan hipotesis, melainkan hanya mendeskripsikan informasi apa adanya sesuai dengan variabel yang diteliti. Dengan kata lain, data yang diperoleh melalui studi literatur berupa buku untuk mencari teori yang relevan dengan Teori dalam Komunikasi Massa. Adapun data sekunder lainnya untuk mendukung penulisan ini internet adalah jurnal online dan berita.Hasil dari observasi atau penelitian pada akhirnya mencetuskan suatu teori, yang pada nantinya teori ini dapat mengembangkan ilmu itu sendiri, dibantah, digugurkan, atau menciptakan berbagai pertanyaan atau permasalahan keilmuan yang lainnya. Teori bukan sekedar sebuah penjelasan semata. Lebih dari itu teori merupakan sebuah cara pandang bagaimana melihat suatu fenomena, melihat realitas, dan bagaimana cara memahami realitas tersebut. Pengetahuan tentang teori akan membantu memperluas persepsi kita secara objektif dalam melihat suatu fenomena komunikasi dalam kehidupan manusia sehari-hari. Hal yang tak kalah pentingnya lagi adalah bahwa pengetahuan yang lebih komprehensif tentang perbedaan-perbedaan teori komunikasi dapat menambah referensi dalam memahami seluk beluk dan dinamika komunikasi secara utuh.