Hisyam, Badrul Nurul
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Sikap dalam Menghadapi Banjir Rob pada Lansia (Usia 45-65 Tahun) di Pesisir Desa Kalibuntu Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo Taurina, S; Khotimah, Husnul; Hisyam, Badrul Nurul
TRILOGI: Jurnal Ilmu Teknologi, Kesehatan, dan Humaniora Vol 4, No 3 (2023): Ketahanan Sosial dan Pemberdayaan Pendidikan
Publisher : Universitas Nurul Jadid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33650/trilogi.v4i3.6217

Abstract

Stres adalah suatu kedaan reaksi psikis dan fisik kepada setiap tuntutan yang menyebabkan ketegangan dan menggangu stabilitas masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Stres berhubungan dengan suatu kenyataan yang tidak dikehendaki atau tidak sesuai dengan harapan dan situasi yang menekan. Beberap faktor penyebab stres, diantaranya : lingkuang, trauma, perkembangan, penyakit fisik atau cedera, faktor keluarga dan pekerjaan. Lingkuangan biasanya kondisi suatu wilayah yang tidak menyenangkan contohnya bencana alam. Banjir rob juga termasuk dari bencana alam. seperti halnya yang dialami masyarkat pesisir Kalibuntu yang saban bulannya terendam banjir rob. Masyarakat perlu menyikapinya dengan respon yang positif sehingga tidak terjadi stres. Tujuan dari penelitian ini adalah Untul Mengetahui hubungan sikap dengan banjir rob terhadap stres pada lansia di Desa Pesisir Kalibuntu Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional dengan pemilihan sample menggunakan total sampling sebanyak 50 responden. Menggunakan uji rank spearmen. Hasil penelitian sikap masyarakat kalibuntu dalam menghadapi banjir rob : Corelation coefficient 1000, Sig (2-tailed) 000, sedangkan stres : 722, Sig (2-tailed) 000. Kesimpulannya Terdapat hubungan antara sikap ketika menghadapi banjir rob dengan stres pada lansia di Pesisir Desa Kalibuntu, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo.
Pemberian Intervensi Humor Rational Based Message pada Remaja Merokok di Desa Nogosaren Kecamatan Gading Hisyam, Badrul Nurul; Nugroho, Setiyo Adi; Taurina, S.
TRILOGI: Jurnal Ilmu Teknologi, Kesehatan, dan Humaniora Vol 4, No 3 (2023): Ketahanan Sosial dan Pemberdayaan Pendidikan
Publisher : Universitas Nurul Jadid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33650/trilogi.v4i3.7251

Abstract

Problem utama bagi perokok pada dasarnya adalah menghentikan kebiasaannya, meskipun mereka menyadari bahwa rokok berakibat buruk dan dapat mengancam dirinya. Untuk mengurangi seorang yang perokok harus memiliki motivasi diri yang kuat untuk mau berhenti merokok. Pengalaman individu, terhadap bahaya fisiologis yang ditimbulkan oleh rokok, baik yang dirasakan sendiri ataupun dialami orang lain melatarbelakangi untuk berhenti merokok. Kesadaran pentingnya kesehatan, ekonomi dan keinginan mencegah anggota keluarga di rumah juga membuat perokok untuk menghentikan kebiasaannya. Pada remaja masalah untuk berhenti merokok timbul dari pelbagai macam faktor, dimana semua faktor tersebut akhirnya mengerucut pada satu faktor yakni keyakinan remaja, bahwa merokok tidak menimbulkan bahaya. Pemberian intervensi Humor Rational Based Message, riset ini dilakukan dengan memberikan intervensi model komunikasi kesehatan yang tepat baik dari sisi pemilihan media maupun sisi humor dalam upaya mengkampanyekan tindakan preventif perilaku merokok berdasarkan fakta-fakta yang dapat memicu dampak buruk bagi tubuh. Komunikasi dapat mempengaruhi perilaku kesehatan agar dapat mencegah, deteksi dini, dan treatment terhadap permasalahan kesehatan. Setelah peneliti melakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan peneliti dapat memberikan gambaran dan pengalaman yang nyata dalam pemberian Intervensi Berhenti Merokok Menggunakan Humor Rational Based Message Pada Remaja Sdr J di Desa Nogosaren Kecamatan Gading melalui proses pendekatan keperawatan. Respon klien setelah dilakukan penerapan Humor Rational Based Message selama 3x24 jam, didapatkan hasil yang cukup signifikan. Dibuktikan dengan data Sdr J mengatakan sudah berhenti merokok. Tn A dan Ny L  juga mengatakan ankanya sudah tidak merokok lagi. Sdr J menggunakan permen untuk mengalihkan untuk merokok
Social and Cultural of Stigma For Children With Stunting: A Literatur Review Hisyam, Badrul Nurul; Susanto, Tantut
Babali Nursing Research Vol 6 No 1 (2025): January
Publisher : Babali Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37363/bnr.2025.61456

Abstract

Background: Children living with stunting face unique challenges influenced by social and cultural factors. Social stigmas arising from traditional cultures, norms, and beliefs exacerbate families' access to health services and negatively impact children's mental and emotional well-being. This literature review aims to identify factors related to social and cultural stigma affecting children with stunting within communities. Methods: This study employed a literature review design, utilizing a selection and evaluation process guided by the PRISMA protocol and checklist. The inclusion criteria included articles discussing the impact of socio-cultural stigma on stunting, qualitative or quantitative studies published between 2016 and 2024, and articles written in English or Indonesian with full access. The exclusion criteria comprised non-relevant articles focused solely on medical aspects without an association to stigma and literature presented only as general reviews without empirical data. Results: Social, cultural, and economic factors, including poverty, low parental education levels, and gender role disparities, contribute to the prevalence of stunting among children. The stigma associated with stunting negatively affects children's overall health. These children often experience discrimination and social isolation due to their physical condition, further impacting their mental well-being. Conclusion: Social and cultural stigmas are significantly related to stunting among children in Indonesia. Therefore, culturally sensitive and community-based approaches should be integrated into health services to reduce stigma within communities.