Etty Andriaty
Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian Jalan Ir. H. Juanda No. 20, Bogor 16122 Telp. (0251) 8321746, Faks. (0251) 8326561

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pengelolaan Literatur Kelabu (Grey Literatur) di Perpustakaan lingkup Badan Litbang Pertanian Andriaty, Etty; Sundari, Tuti Sri
Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol 21, No 2 (2012): Oktober 2012
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Management of Grey Literature in Libraries within Indonesian Agencyfor Agricultural Research and DevelopmentGrey literature is the most current research information source andis the intellectual property of an organization, government agenciesand other science and technology assessment agencies, unpublishedcommercially, and official documents issued in limited copies. Thestudy aimed to find out the management of grey literature in librarieswithin the Indonesian Agency for Agricultural Research andDevelopment (IAARD), which was conducted in April-May 2012 ina descriptive survey. Respondents were 54 IAARD librarians/librarymanagers. The results showed that most of the librarians/librarymanagers knew kinds of library collection of grey literature. Mostlibraries collected grey literature from gifts and of their institutes ownpublications. Registration, cataloging and classification were doneby most libraries. Almost all respondents use the UDC for classification,AGROVOC Thesaurus to determine keywords, and data entry weredone electronically. More than half of respondents had digitized greyliterature. Most of grey literature’s collection were kept separatingfrom other collections. Circulation of the grey literature was the mostservices provided by the respondents.
KETERSEDIAAN SUMBER INFORMASI TEKNOLOGI PERTANIAN DI BEBERAPA KABUPATEN DI JAWA Andriaty, Etty; Setyorini, Endang
Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol 21, No 1 (2012): April 2012
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penerapan inovasi teknologi oleh petani ditentukan oleh beberapafaktor, yaitu potensi individu untuk menerapkan inovasi, ketersediaansumber informasi, proses diseminasi, dan karakteristik inovasi.Penelitian dilakukan untuk menganalisis ketersediaan sumberinformasi teknologi pertanian dalam rangka memenuhi kebutuhaninformasi petani. Penelitian dilaksanakan melalui survei pada bulanJuli-Agustus 2011 di Kabupaten Banjarnegara, Magelang, Malang,dan Pacitan terhadap 160 petani sebagai responden. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa informasi teknologi pertanian yang tersediamasih terbatas pada informasi tentang varietas unggul, pemupukan,alat dan mesin pertanian, serta cara pembuatan dan pemberian pakan.Untuk memenuhi kebutuhan akan informasi pertanian, sebagian besarresponden (74%) menyatakan bahwa kelembagaan komunikasitersedia hingga sangat tersedia di lokasi. Penyuluh merupakan sumberutama petani dalam memperoleh informasi pertanian. Persepsiresponden terhadap pertemuan dengan penyuluh formal (daripemerintah) sangat baik (90%). Sebanyak 66,88% respondenmenyatakan tersedia media pertemuan dengan penyuluh swadaya/nonformal, seperti kontak tani dan petugas dari perusahaan pestisidaatau benih. Media pertemuan dengan kelompok-kelompok produktifjuga tersedia hingga sangat tersedia, begitu pula kelompok sosialkeagamaan. Hampir semua responden (95%) mempersepsikanmemiliki telepon, terutama telepon genggam. Demikian pula radio/televisi, 85,01% responden mempersepsikannya tersedia hinggasangat tersedia. Namun, untuk sarana akses informasi seperti warnetdan perpustakaan desa, sebagian besar responden mempersepsikannyatidak tersedia, yaitu masing-masing 75,63% dan 73,75%. Separuhresponden menganggap komputer tidak tersedia. Media cetak darilembaga penelitian/pengkajian masih kurang tersedia. Media cetakyang tersedia di lokasi penelitian adalah tabloid Sinar Tani dan koranlokal. The adoption of agricultural technology innovation by farmers isdetermined by potential person to adopt the technology, availabilityof information source, dissemination process and characteristic ofinnovation. A study was conducted to identify the availability oftechnology information source to fulfill the information need of thefarmers. The study was conducted using survey method in July-August2011 at Banjarnegara, Magelang, Malang, and Pacitan Districtsand 160 farmers as respondents. The results showed that agriculturaltechnology information available in research locations had beenlimited to information on superior varieties, fertilizers, agriculturalmachinery, and feed processing. To meet the information needs ofagricultural technology, most respondents (74%) stated thatcommunication institutions were available in the locations. Extensionworker was a major source of farmers in obtaining agriculturalinformation. Farmers’ perceptions of formal meetings with theextension worker (of government) were very good (90%). As much as66.88% of respondents stated that the meetings with a counselor ofnon-formal organization such as pesticide or seed companies wereavailable. Almost all respondents (95%) perceived to have telephone,especially handphones. Similarly, 85.01% of respondents perceivedthat radio/television/VCD were available, but computers, internet cafe,and library were limited. Printed material from research instituteswas still limited. Printed media available for farmers in researchlocations were Sinar Tani and local newspaper.
ANALISIS KOLEKSI MONOGRAF PUSAT PERPUSTAKAAN DAN PENYEBARAN TEKNOLOGI PERTANIAN Andriaty, Etty; Sormin, Remi
Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol 23, No 1 (2014): April 2014
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kajian analisis koleksi monograf dilaksanakan di Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA) pada bulan Mei - Oktober 2013. Tujuan pengkajian adalah untuk mengetahui jumlah, komposisi, dan kondisi fisik koleksi monograf yang dimiliki PUSTAKA. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengidentifikasi koleksi monograf secara sistematis dan mencatat data yang diperlukan. Variabel yang dikaji adalah jenis koleksi, institusi penerbit, bahasa penyajian, subjek, kelas (UDC), tahun terbit, tahun penerimaan, dan kondisi fisik koleksi. Data yang sudah diperoleh dituangkan dalam bentuk tabel dan dianalisis secara deskriptif. Hasil kajian memperlihatkan bahwa koleksi monograf yang dimiliki PUSTAKA berjumlah 48.663 judul yang terdiri atas 43.977 judul monograf nontesis dan 4.686 koleksi skripsi/tesis/ disertasi. Sebagian besar koleksi adalah buku (61,79%) dengan subjek terbanyak (57,83%) ilmu terapan, kesehatan, teknologi). Bahasa penyajian yang dominan adalah bahasa Inggris sebesar 40,95% dan tahun terbit 1400-2000. Sebagian besar koleksi (89,78%) dalam kondisi baik.
KAJIAN PENILAIAN ANGKA KREDIT PUSTAKAWAN LINGKUP KEMENTERIAN PERTANIAN Andriaty, Etty; Hendrawaty, Hendrawaty
Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol 22, No 1 (2013): April 2013
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu upaya pemerintah untuk mengukur kompetensi jabatan fungsional pustakawan adalah melalui penilaian hasil pekerjaan. Jenjang jabatan diukur berdasarkan kompetensi yang dimiliki pustakawan yang tercermin pada nilai kredit kumulatif yang dicapai pustakawan yang bersangkutan. Pengkajian ini bertujuan untuk: (1) mengevaluasi kinerja pustakawan lingkup Kementerian Pertanian melalui penilaian hasil kegiatan, (2) mengetahui kesenjangan penilaian, dan (3) mengidentifikasi masalah dalam penilaian angka kredit pustakawan. Pengkajian dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2012 melalui analisis isi terhadap 244 berkas daftar usulan penetapan angka kredit dan dokumen hasil penilaian angka kredit hasil rapat pleno Tim Penilai Jabatan Fungsional Pustakawan Instansi Kementerian Pertanian periode 2007-2011. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa jumlah angka kredit yang diajukan pustakawan berbeda dengan hasil penilaian Tim Penilai. Rata-rata nilai yang disetujui oleh Tim Penilai hanya 75,80% atau turun 24,20% dari yang diajukan pustakawan. Kegiatan pengembangan profesi, pemasyarakatan dan pengkajian perpustakaan, dokumentasi dan informasi (perpusdokinfo) belum dilaporkan oleh semua pustakawan. Masalah dalam penilaian angka kredit adalah ketidaklengkapan dokumen yang akan dinilai dan belum adanya kesamaan persepsi mengenai cara penghitungan angka kredit untuk tiap butir kegiatan antara Tim Penilai dan pustakawan.