Nita Andrini
Jurusan Fisika Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENDUGAAN RESERVOIR SISTEM PANAS BUMI DENGAN MENGGUNAKAN SURVEY GEOLISTRIK, RESISTIVITAS DAN SELF POTENSIAL (Studi Kasus: Daerah Manifestasi Panas Bumi di Desa Lombang, Kecamatan Batang-Batang, Sumenep) Basid, Abdul; Andrini, Nita; Arfiyaningsih, Sofi
Jurnal Neutrino JURNAL NEUTRINO (Vol 7, No 1
Publisher : Department of Physics, Maulana Malik Ibrahim State Islamic University of Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (369.959 KB) | DOI: 10.18860/neu.v7i1.2640

Abstract

Meningkatnya kebutuhan energi listrik, berkurangnya produksi dan meningkatnya harga minyak, memacu banyak negara, termasuk Indonesia untuk mengurangi ketergantungan pada pada minyak dengan cara memanfaatkan energi panas bumi. Dari hasil survey dilaporkan bahwa di Indonesia terdapat 217 prospek panasbumi, yaitu di sepanjang jalur vulkanik mulai dari bagian Barat Sumatera, terus ke Pulau Jawa, Bali, Nusatenggara dan kemudian membelok ke arah utara melalui Maluku dan Sulawesi. Jika dihitung potensi daya yang dihasilkan mencapai ±27.000 MWe. Daya sebesar ini membuat Indonesia merupakan Negara yang memiliki 40% potensi panas bumi dunia, tetapi baru 3%. dari potensi panas bumi tersebut dimanfaatkan. Salah satu penelitian untuk mengetahui potensi sebaran panas bumi dilakukan di Desa Lombang Kecamatan Batang Batang Kabupaten Sumenep dengan menggunakan metode Geolistrik konfigurasi dipole-dipole dan Self Potensial (SP). Hasil penelitian dengan metode Geolistrik konfigurasi dipole-dipole menunjukkan bahwa letak air tanah berada pada kedalaman + 15 dan + 20 m di bawah permukaan tanah. Menurut teori gradient geothermal, semakin ke dalam pusat bumi, maka temperaturnya semakin tinggi pula. Demikian dengan prinsip hidrotermal yang seharusnya semakin ke bawah nilai resistivitas air semakin kecil karena konduktivitas air semakin besar. Dengan metode SP diperoleh sebaran data potensial daerah penelitian dengan nilai tertinggi mencapai 90 mV dan terendah -100 mV serta rata-ratanya 0,47 mV. Berdasarkan peta kontur isopotensial yang diperoleh dapat diinterpretasi bahwa daerah penelitian merupakan zona konduktif, yang diduga berasal dari mineral sulfida dalam fluida panas. Hal ini terindikasi dengan rendahnya nilai potensial yang terukur, yang secara numerik bernilai negatif dan aliran air panas dari reservoir cenderung mengalir dari barat ke timur. Dari kajian geologi, lokasi penelitian sama sekali tidak berhubungan dengan aktivitas geologi vulkanik. Panas bumi yang ada di area penelitian diklasifikasikan panas bumi low temperature karena suhunya tidak mencapai 125 °C. Panas bumi yang dihasilkan diduga disebabkan oleh adanya system geopressure.
Karakteristik Dan Perawatan Kulit Untuk Orang Asia Andrini, Nita
JURNAL PANDU HUSADA Vol 4, No 3 (2023)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30596/jph.v4i3.16621

Abstract

Abstrak: Perawatan kulit merupakan suatu kegiatan rutin yang dilakukan sehari – hari agar kulit tetap sehat.Saat ini begitu banyak produk perawatan kulit yang dijual di pasaran. Masing-masing merek mengunggulkan produk yang dipasarkannya. Dalam memilih produk perawatan kulit, terdapat beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan, baik jenis kelamin, usia, waktu tidur, dan kondisi kulit seseorang.1,2Berdasarkan Galzote et al pada semua kelompok populasi Asia, kelembapan permukaan kulit dan TEWL umumnya menurun seiring bertambahnya usia.3 Negara Asia umumnya memiliki iklim hangat, sehingga karakteristik kulit Asia secara alami menghasilkan lebih banyak minyak, yang membuat etnis Asia lebih rentan terjadi akne daripada etnis Kasukasia.4 Orang Asia memiliki beberapa foto tipe kulit yang bervariasi berdasarkan skala Fitzpatrick tipe III (coklat muda) hingga IV (coklat sedang) di antara populasi Cina dan Jepang dan tipe IV dan V (coklat tua) di antara populasi India dan Pakistan. Jumlah melanin yang lebih besar membuat kelompok etnis ini memiliki foto proteksi alami yang lebih baik daripada kelompok lain; namun akibatnya cenderung mengalami kelainan pigmentasi.5 Kulit orang Asia cenderung lebih mudah iritasi, dikarenakan stratum korneum yang lebih tipis, sehingga kulit menjadi lebih sensitif terhadap faktor lingkungan dan kimiawi yang dapat merusak keseimbangan pH kulit.6Untuk memilih perawatan kulit yang baik, perlu dilakukan penelitian untuk mempelajari karakteristik kulit Asia dan perbedaan dari jenis kulit lainnya.5Perawatan kulit paling mendasar yang dapat dipilih untuk etnis Asia maupun lainnya dapat berupa pembersih wajah, pelembab, dan sunscreen, dengan tetap memperhatikan faktor intrinsik dan ekstrinsik kulit pasien dalam pemilihan kandungan dan rejimen yang dipilih.
Hubungan Antara Telogen Effluvium Dengan Pasien Paska Infeksi Covid-19 Di Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Kota Metro Lampung Andrini, Nita; Fatihin, Ifadatul
ANATOMICA MEDICAL JOURNAL | AMJ Vol 7, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30596/amj.v7i1.16877

Abstract

Introduction: Covid-19 is a new corona virus that has now spread to human life, more specifically, it was first detected in Wuhan in China and has now reached 196 affected countries. Coronavirus disease 2019 is a disease caused by a virus from the Coronaviridae family called SevereAcuteRespiratory Syndrome Coronavirus-2. The Covid-19 pandemic has caused a profound psychological impact on society as a whole and a long-term sequelae of the disease. Excessive hair loss after Covid-19 can occur in patients and may affect their mental health. The hair cycle is highly susceptible to endogenous and exogenous stimuli, including febrile states and emotional stress, which persist in this era of pandemics. Telogen effluvium is a non-inflammatory disease characterized by diffuse loss of telogen hair, caused by disruption of the hair cycle leading to increased and synchronized telogen release. Methods: This research used a descriptive observational research design with cross-sectional method, which carried out for 1 month, at Muhammadiyah General Hospital Metro City, Lampung. The target population in this study were telogen effluvium sufferers with post-Covid-19 period July 2020 to May 2021, with the sampling technique used was total sampling from medical record data. Results:Based on the Chi Square test, the Fisher's Exact Test Sig value was obtained. (2-sides) is 0.001 (P0.05) which means that there is a significant relationship between the two variables. Decision: There is a relationship between telogen effluvium in post-Covid-19 infection patients at Muhammadiyah General Hospital Metro City, Lampung. 
Efek Pemberian Zinc Oksida 13 % Topikal Terhadap Penyembuhan Luka Sayat Pada Tikus Putih Galur Wistar (Rattus Norvegicus) Aulia, Muhammad Budi; Andrini, Nita
JURNAL PANDU HUSADA Vol 6, No 1 (2025)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30596/jph.v6i1.21069

Abstract

Abstrak : Luka adalah suatu kondisi dimana terputusnya kontinuitas struktur anatomi kulit yang bervariasi dimulai dari lapisan epitel dari kulit, sampai lapisan yang lebih dalam seperti jaringan subkutis, lemak dan otot. Penyembuhan luka dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti asupan nutrisi, infeksi, status imunologi, dan penyakit-penyakit penyerta. Beberapa nutrisi yang berperan dalam mempercepat penyembuhan luka seperti vitamin C, zinc, dan protein. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek pemberian zinc oksida 13 %  topikal terhadap penyembuhan luka sayat pada tikus putih galur wistar. Metode: Penelitian ini berjenis experimental dengan desain penelitian true experiment dengan rancangan  pre-test post-test control group design. Subjek penelitian yang diambil dengan metode purposive sampling diperoleh masing-masing sebanyak 15 ekor pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Data analisis menggunakan uji Wilcoxon dan uji Mann Whitney. Hasil: Uji Wilcoxon menunjukkan p=0.001 (p0.05) sehingga terdapat perbedaan antara kondisi luka sebelum dan setelah pemberian zinc oksida 13% topikal pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Uji Mann Whitney menunjukkan terdapat pengaruh pemberian zinc oksida 13% topikal terhadap proses penyembuhan luka sayat pada tikus putih galur wistar (p=0.000). Kesimpulan: Pemberian zinc oksida 13% topikal berpengaruh terhadap penyembuhan luka sayat pada tikus galur wistar.