Ferina Angelia
Departemen Farmakologi Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Kristen Krida Wacana

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Sacubitril/Valsartan: The Role of Neprilysin Pathway in Heart Failure Sidhi L. Purwowiyoto; Ferina Angelia; Ananta S. Prawara
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy Vol 10, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15416/ijcp.2021.10.2.133

Abstract

Neprilysin (NEP) is an enzyme present in several body cells and is involved in the degradation of natriuretic peptides (NPs), bradykinin (BK), and adrenomedullin (ADM). Furthermore, sacubitril/valsartan (LCZ696), the first agent of Angiotensin Receptor Neprilysin Inhibitor (ARNI), has been developed to inhibit both Renin Angiotensin Aldosterone System (RAAS) and NEP. This study, therefore, aimed to discuss the role of sacubitril/valsartan in inhibiting the progression of heart failure (HF) by influencing the RAAS and NEP pathways. Data on previous articles related to basic theory and clinical trials of ARNI were collected through multiple search engines using the inclusion criteria: articles published in the English language within 2010 to 2020, while additional information on HF guidelines, RAAS, NPs, and ADM were acquired separately. Subsequently, a total of 30 studies were selected and further discussed. According to the results, NEP inhibition leads to a rise in the level of vasodilator agents and is beneficial for HF patients previously prescribed solely RAAS inhibiting agent (Angiotensin Converting Enzyme, ACE-inhibitor and Angiotensin II Receptor Blockers, ARB). In addition, the RAAS, as well as the NEP pathways play a significant role in HF progression and are inhibited by sacubitril/valsartan. Also, clinical trials showed sacubitril/valsartan is superior to ACE-inhibitor and ARB in clinical trials in treating, as well as reducing the morbidity and mortality rates of patients suffering from HF with reduced ejection fraction (HFrEF). Keywords: ARNI, heart failure, neprilysin, sacubitril/valsartan Sacubitril/Valsartan: Peran dari Jalur Neprilisin dalam Gagal JantungAbstrakNeprilisin (NEP) merupakan sebuah enzim yang dapat ditemukan di berbagai sel pada tubuh dan terlibat dalam mendegradasi peptida natriuretik, bradykinin  (BK), dan adrenomedullin (ADM). Sacubitril/valsartan (LCZ696) merupakan agen pertama dari Angiotensin Receptor Neprilysin Inhibitor (ARNI) yang dikembangkan untuk menghambat jalur Renin Angiotensin Aldosterone System (RAAS) dan NEP. Review ini bertujuan untuk membahas peranan dari sacubitril/valsartan dalam menghambat progresi gagal jantung dengan memengaruhi jalur RAAS dan NEP. Pengumpulan data untuk teori dasar dan uji klinis ARNI dalam artikel review ini menggunakan beberapa mesin pencari. Informasi tambahan seperti pedoman-pedoman gagal jantung, RAAS, peptida natriuretik, dan ADM didapatkan secara terpisah. Kriteria inklusi yang digunakan adalah studi harus berbahasa Inggris dan dipublikasikan antara 2010 dan 2020. Sebanyak 30 studi diinklusi dan dibahas lebih lanjut dalam review ini. Hasilnya didapatkan bahwa inhibisi dari NEP menyebabkan terjadinya peningkatan agen-agen vasodilator yang berdampak positif bagi pasien gagal jantung yang sebelumnya direkomendasikan meminum obat yang hanya menghambat RAAS (penghambat Angiotensin Converting Enzyme/ACE dan Angiotensin II Receptor Blockers/ARB). Sacubitril/valsartan menghambat alur RAAS dan NEP yang mana keduanya memainkan peranan penting dalam progresi gagal jantung. Sacubitril/valsartan lebih superior dalam mencapai target pengobatan pasien yaitu mengurangi morbiditas dan mortalitas pasien gagal jantung dengan penurunan fraksi ejeksi dibandingkan dengan penghambat ACE dan ARB pada uji-uji klinis.Kata kunci: ARNI, gagal jantung, neprilisin, sacubitril/valsartan
TINJAUAN PENGGUNAAN SUPLEMEN MULTIVITAMIN-MINERAL DAN HERBAL PADA ALOPESIA AREATA: LAPORAN KASUS Marina Astrid Rumawas; Ferina Angelia
JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN Vol 10, No 2 (2023)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32539/JKK.V10I2.21000

Abstract

Alopesia areata telah dikenal sejak 20 abad yang lalu, namun sampai saat ini penyebab pasti belum diketahui. Pengobatan terhadap alopesia areataAA banyak macamnya, baik pengobatan topikal, injeksi intralesi atau , sistemik, dll. Setiap dokter berusaha memberikan pengobatan sesuai dengan teori-teori etiologi yang dianutnya. Tujuan dari laporan kasus ini untuk menelaah penggunaan suplemen multivitamin dan mineral serta herbal pada kasus alopesia areataAA. Seorang laki-laki berusia 18 tahun datang ke rumah sakit (RS) untuk kontrol berkala atas keluhan kebotakan yang dialaminya. Pasien terdiagnosis alopesia areata (AA) sejak 3 tahun yang lalu. Selama rawat jalan, pasien pernah mendapatkan terapi injeksi kortikosteroid intralesi (KIL) dan topikal, laser diode, minoksidil 2% topical solusio, methisoprinol oral, antivirus oral, serta berbagai supplemen multivitamin dan mineral per oral. Meskipun pengetahuan terkait peran mikronutrien dan herbal pada alopesia areataAA terus berkembang, tetapi bukti ilmiah belum cukup untuk dapat dijadikan suatu rekomendasi klinis definitif seperti anjuran pemeriksaan kadar nutrien dalam darah secara rutin atau suplementasi sebagai terapi alopesia areata AA. Oleh karena itu, klinisi perlu memberikan edukasi yang baik kepada pasien terkait penggunaan suplemen dan bahan herbal untuk terapi alopesia areatapenyakit kulit. 
Kiat Menjinakkan Sel Kanker Ferina Angelia; Yasavati Kurnia
Jurnal Kedokteran Meditek Vol. 17 No. 45 September - Desember 2011
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36452/jkdoktmeditek.v17i45.893

Abstract

AbstrackCancer lies dormant in all of us. Like all living organisms, our bodies are making defective cells all the time. That’s how tumours are born. But our bodies are also equipped with a number of mechanisms that detect and keep such cells in check. People whose immune system is particularly active seem to be protected against cancer cells. Micro-tumours also cannot change into dangerous cancers without creating a new network of blood vessels to feed them. Today many drugs similar to angiostatin are being developed by the pharmaceutical industry. But their effects on humans when used alone have turned out to be disappointing. As an alternative, there are natural approaches that have a powerful effect on angiogenesis, without side effects, including common edible mushrooms, certain green teas, spices and herbs. As a conclusion, proper diet, peaceful mind and exercise are approaches that reinforcing the body’s defence mechanisms to keep the cancer at bay.Key words : cancer cells, angiogenesis, natural approaches
Tinjauan Pemberian Obat Melalui Selang Enteral Ferina Angelia
Jurnal Kedokteran Meditek VOL. 23 NO. 64 OKTOBER-DESEMBER 2017
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36452/jkdoktmeditek.v23i64.1573

Abstract

Oleh karena jalur per oral merupakan cara terpilih untuk pemberian obat pada sebagian besar pasien, maka selang enteral dapat menjadi alat yang penting untuk memasukkan obat ke dalam tubuh pasien. Selang enteral umumnya dipasang pada pasien yang mengalami kesulitan menelan, namun masih memiliki fungsi saluran cerna yang adekuat. Terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan dalam pemberian obat melalui selang enteral. Pertimbangan pertama terkait kompatibilitas bentuk sediaan obat untuk diberikan melalui selang enteral. Apakah perlu dilakukan substitusi ke formulasi (atau obat) lain atau perlu dilakukan modifikasi dari bentuk sediaan obat awal? Pertimbangan kedua terkait adanya interaksi obat dengan nutrisi enteral, selang enteral atau antarberbagai obat yang diberikan kepada pasien. Terdapat juga beberapa faktor lain yang harus dipertimbangkan terkait kemungkinan perubahan efikasi dan keamanan obat. Tinjauan ilmiah ini dibuat dengan tujuan untuk memberikan informasi dan panduan mengenai pemberian obat melalui selang enteral serta implikasi klinisnya.Kata kunci : Cara pemberian obat, selang enteral, formulasi obat
TINJAUAN PENGGUNAAN SUPLEMEN MULTIVITAMIN-MINERAL DAN HERBAL PADA ALOPESIA AREATA: LAPORAN KASUS Marina Astrid Rumawas; Ferina Angelia
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan : Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Vol. 10 No. 2 (2023): Jurnal Kedokteran dan Kesehatan : Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Univers
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32539/jkk.v10i2.344

Abstract

Alopesia areata telah dikenal sejak 20 abad yang lalu, namun sampai saat ini penyebab pasti belum diketahui. Pengobatan terhadap alopesia areata banyak macamnya, baik pengobatan topikal, injeksi intralesi atau sistemik. Setiap dokter berusaha memberikan pengobatan sesuai dengan teori-teori etiologi yang dianutnya. Tujuan dari laporan kasus ini untuk menelaah penggunaan suplemen multivitamin dan mineral serta herbal pada kasus alopesia areata. Seorang laki-laki berusia 18 tahun datang ke rumah sakit (RS) untuk kontrol berkala atas keluhan kebotakan yang dialaminya. Pasien terdiagnosis alopesia areata sejak 3 tahun yang lalu. Selama rawat jalan, pasien pernah mendapatkan terapi injeksi kortikosteroid intralesi (KIL) dan topikal, laser diode, minoksidil 2% topical solusio, methisoprinol oral, antivirus oral, serta berbagai supplemen multivitamin dan mineral per oral. Meskipun pengetahuan terkait peran mikronutrien dan herbal pada alopesia areata terus berkembang, tetapi bukti ilmiah belum cukup untuk dapat dijadikan suatu rekomendasi klinis definitif seperti anjuran pemeriksaan kadar nutrien dalam darah secara rutin atau suplementasi sebagai terapi alopesia areata. Oleh karena itu, klinisi perlu memberikan edukasi yang baik kepada pasien terkait penggunaan suplemen dan bahan herbal untuk terapi alopesia areata.