Marina Astrid Rumawas
Departemen Farmakologi Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Kristen Krida Wacana

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

TINJAUAN PENGGUNAAN SUPLEMEN MULTIVITAMIN-MINERAL DAN HERBAL PADA ALOPESIA AREATA: LAPORAN KASUS Marina Astrid Rumawas; Ferina Angelia
JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN Vol 10, No 2 (2023)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32539/JKK.V10I2.21000

Abstract

Alopesia areata telah dikenal sejak 20 abad yang lalu, namun sampai saat ini penyebab pasti belum diketahui. Pengobatan terhadap alopesia areataAA banyak macamnya, baik pengobatan topikal, injeksi intralesi atau , sistemik, dll. Setiap dokter berusaha memberikan pengobatan sesuai dengan teori-teori etiologi yang dianutnya. Tujuan dari laporan kasus ini untuk menelaah penggunaan suplemen multivitamin dan mineral serta herbal pada kasus alopesia areataAA. Seorang laki-laki berusia 18 tahun datang ke rumah sakit (RS) untuk kontrol berkala atas keluhan kebotakan yang dialaminya. Pasien terdiagnosis alopesia areata (AA) sejak 3 tahun yang lalu. Selama rawat jalan, pasien pernah mendapatkan terapi injeksi kortikosteroid intralesi (KIL) dan topikal, laser diode, minoksidil 2% topical solusio, methisoprinol oral, antivirus oral, serta berbagai supplemen multivitamin dan mineral per oral. Meskipun pengetahuan terkait peran mikronutrien dan herbal pada alopesia areataAA terus berkembang, tetapi bukti ilmiah belum cukup untuk dapat dijadikan suatu rekomendasi klinis definitif seperti anjuran pemeriksaan kadar nutrien dalam darah secara rutin atau suplementasi sebagai terapi alopesia areata AA. Oleh karena itu, klinisi perlu memberikan edukasi yang baik kepada pasien terkait penggunaan suplemen dan bahan herbal untuk terapi alopesia areatapenyakit kulit. 
The Pengaruh Suplementasi Vitamin D Bagi Ibu Hamil: Indonesia Rachel Putri Clarissa Lazuardi; Marina Astrid Rumawas; Diana Wijaya
Jurnal MedScientiae Vol. 2 No. 3 (2023): Desember
Publisher : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Ukrida

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36452/JMedScientiae.v2i3.2920

Abstract

Large epidemiological studies reveal high prevalence of vitamin D deficiency in women, antenatal and breastfeeding mothers. Recent studies found role for vitamin D in pregnancy disorders and complications. This research is a literature review. Literatures was retrieved from Google Scholar, PubMed and Biomed Central, a total of 620 journals, after passing inclusion and exclusion factors, 13 journals were found to be appropriate. Research shows the association of vitamin D deficiency in pregnant women with pre-eclampsia, IUGR, recurrent miscarriage, placental inflammation, gestational diabetes mellitus and bacterial vaginosis. Ali etal, found that total incidence of pre-eclampsia was lower through vitamin D supplementation at dose of 4000 IU/day during pregnancy. Zerofsky etal, found 2000 IU/day during pregnancy more effective for improving vitamin D status and associated with reduced risk of recurrent miscarriage and IUGR. Yin etal, found that vitamin D 600 IU/day during pregnancy significantly reduced risk of GDM. Taheri etal, found a 63.5% BV cure rate with two drops (2000 IU)/day of vitamin D3 oily solution in pregnant women. There is associations between vitamin D deficiency, abnormalities and complications of pregnancy. Giving 2000 IU to pregnant women was good for preventing the risk of pregnancy disorders and drops as the best preparation.
Tinjauan Pustaka: Potensi Aktivitas Antioksidan Spirulina sp Terhadap Penyakit-penyakit Metabolik dan Proses Degeneratif Arya Patadan; Marina Astrid Rumawas; Susana Elya Sudrajat
Jurnal MedScientiae Vol. 2 No. 3 (2023): Desember
Publisher : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Ukrida

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36452/JMedScientiae.v2i3.2978

Abstract

Free radicals are normal metabolites in the form of molecules of one or more unpaired electrons, so they are highly reactive and can cause cell damage and disrupt homeostasis. Depletion of antioxidants or accumulation of free radicals can cause oxidative stress, which plays a role in various disease processes such as inflammation, cancer, hemochromatosis, emphysema, high blood pressure to the aging process. Spirulina platensis is also known as blue-green filamentous algae because it is a colony-forming blue-green autotroph where columnar cells are arranged in columns to form twisted filaments resembling helices. C-Phycocyanin is one of the major groups of water-soluble and widely distributed phycobiliprotein in spirulina. The purpose of writing this literature review is to determine the potential antioxidant activity of Spirulina platensis against metabolic diseases and degenerative processes. This writing is in the form of a literature study by searching for data using two databases, Pudmed and Google Scholar. The keywords used are, Spirulina platensis, antioxidant activity, metabolic and degenerative diseases. After being selected based on inclusion and exclusion criteria, 21 references were obtained for review. Spirulina platensis has shown antioxidant, antidiabetic and antihypertensive effects in vitro and in vivo.
TINJAUAN PENGGUNAAN SUPLEMEN MULTIVITAMIN-MINERAL DAN HERBAL PADA ALOPESIA AREATA: LAPORAN KASUS Marina Astrid Rumawas; Ferina Angelia
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan : Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Vol. 10 No. 2 (2023): Jurnal Kedokteran dan Kesehatan : Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Univers
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32539/jkk.v10i2.344

Abstract

Alopesia areata telah dikenal sejak 20 abad yang lalu, namun sampai saat ini penyebab pasti belum diketahui. Pengobatan terhadap alopesia areata banyak macamnya, baik pengobatan topikal, injeksi intralesi atau sistemik. Setiap dokter berusaha memberikan pengobatan sesuai dengan teori-teori etiologi yang dianutnya. Tujuan dari laporan kasus ini untuk menelaah penggunaan suplemen multivitamin dan mineral serta herbal pada kasus alopesia areata. Seorang laki-laki berusia 18 tahun datang ke rumah sakit (RS) untuk kontrol berkala atas keluhan kebotakan yang dialaminya. Pasien terdiagnosis alopesia areata sejak 3 tahun yang lalu. Selama rawat jalan, pasien pernah mendapatkan terapi injeksi kortikosteroid intralesi (KIL) dan topikal, laser diode, minoksidil 2% topical solusio, methisoprinol oral, antivirus oral, serta berbagai supplemen multivitamin dan mineral per oral. Meskipun pengetahuan terkait peran mikronutrien dan herbal pada alopesia areata terus berkembang, tetapi bukti ilmiah belum cukup untuk dapat dijadikan suatu rekomendasi klinis definitif seperti anjuran pemeriksaan kadar nutrien dalam darah secara rutin atau suplementasi sebagai terapi alopesia areata. Oleh karena itu, klinisi perlu memberikan edukasi yang baik kepada pasien terkait penggunaan suplemen dan bahan herbal untuk terapi alopesia areata.