Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PEMETAAN PERAN DAN KONTRIBUSI PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGEMBANGAN EKOWISATA DESA BURAI Fifiyanti, Debby; Damanik, Janianton
Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Vol 10, No 3 (2021)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jish-undiksha.v10i3.36893

Abstract

Kajian tentang desa wisata sudah banyak dilakukan, tetapi persoalan tentang peran pemangku kepentingan belum diungkap secara komprehensif. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasi peran pemangku kepentingan dan pengaruhnya dalam pengembangan ekowisata. Basis metode yang digunakan adalah kualitatif dengan mengandalkan wawancara langsung dan menggunakan platform media online, observasi, dan dokumentasi sebagai cara pengumpulan data. Data diolah untuk mengindentifikasi peran pemangku kepentingan dengan menggunakan NVivo 12 Plus dan dilanjutkan dengan metode analisis melalui pengggunaan matriks kepentingan dan pengaruh para pemangku kepentingan terhadap pengembangan ekowisata. Dari hasil analisis ditemukan sebanyak 13 pemangku kepentingan yang berperan secara berbeda dari lima sektor yaitu pemerintah, swasta, akademisi, lembaga swadaya masyarakat, dan masyarakat. Peran para pemangku kepentingan teridentifikasi dalam tiga kategori, yaitu regulator, fasilitator, dan pengelolah atau pelaksana. Lebih spesifik lagi, berdasarkan pengaruh dan kepetingan terdapat empat pemangku kepentingan berkarakter subjek, empat pemangku kepentingan berperan sebagai pemain kunci, lima pemangku kepentingan berperan sebagai pendukung, dan satu pemangku kepentingan pengikut. Dapat disimpulkan, bahwa peran dan kepentingan mereka bergerak dinamis sesuai dengan komitmen pada prioritas dan target yang ditentukan.
The Effectiveness of Use of Upanat in Supporting Sustainable Tourism at Borobudur Temple Fifiyanti, Debby; Henriques, Arvela Firsta; Putra, Pniel Gandyanto Andhika
JURNAL PENDIDIKAN DAN KELUARGA Vol 15 No 02 (2023): Jurnal Pendidikan dan Keluarga
Publisher : Fakultas Pariwisata dan Perhotelan Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/jpk/vol15-iss02/1278

Abstract

The Upanat is a special type of footwear designed specifically for climbing the structure of the Borobudur Temple. The design of the Upanat focuses on sponge-type footwear, material resistance to physical and chemical processes, and wearing comfort. The primary purpose of using Upanat is to minimize the friction between the temple stones and footwear, thus preventing wear and tear and maintaining the structure of the Borobudur Temple. This study aimed to determine the effectiveness of using Upanat at the Borobudur Temple, and a descriptive qualitative approach was used to collect data through direct interviews, observations, and documentation. The determination of the effectiveness of Upanat use at the Borobudur Temple was carried out in three stages: reducing data, presenting data, and drawing conclusions. The results of this research show that Upanat is highly effective in reducing wear and tear on the stairs and floors of the Borobudur Temple, as it uses materials that cause minimal friction.
IMPLEMENTASI PRINSIP EKOWISATA DI DESA WISATA (Studi Kasus Desa Ekowisata Burai) Fifiyanti, Debby; Githanto Putri, Agnes Caesarika
Kawruh: Journal of Language Education, Literature and Local Culture Vol. 5 No. 2 (2023)
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/kawruh.v5i2.2973

Abstract

Desa wisata merupakan salah satu bentuk destinasi wisata yang diminati di era saat ini. Banyak desa wisata di Indonesia yang mengusung berbagai konsep pengembangan, salah satunya ialah konsep ekowisata. Namun, tak jarang desa wisata yang melabel dirinya sebagai destinasi ekowisata hanya sekedar latah dan mengikuti tren. Oleh sebab itu, penting adanya identifikasi prinsip ekowisata yang diimplementasikan di suatu destinasi pariwisatadalam suatu penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekaan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara secara langsung dan menggunakan platform media online, observasi, dan dokumentasi. Identifikasi implementasi prinsip ekowisata di Desa Burai dilakukan dengan tiga tahapan yakni  mereduksi data, menyajikan data dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa desa ini telah banyak menerapkan poin-poin dari ekowisata, namun ada point yangbelum dipenuhi yakni kegiatan konservasi alam secara langsung yang dapat dilakukan oleh wisatawan. Padalah, kegiatan konservasi alam dalam konsep ekowisata  sangatlah penting.
PENERAPAN KONSEP COMMUNITY BASED TOURISM DALAM PENGEMBANGAN DESA WISATA BURAI Fifiyanti, Debby; Taufiq, Muhammad Luqman; Ermawati, Kris Cahyani
Jurnal Industri Parawisata Vol 5 No 2 (2023): Jurnal Industri Pariwisata JANUARY 2023
Publisher : Universitas Sahid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36441/pariwisata.v5i2.1425

Abstract

Desa wisata merupakan salah satu bentuk pengembangan destinasi wisata yang dianggap mampu menarik masyarakat lokal untuk ikut berpartisipasi dalam mengembangkan dan menggali potensi wisata yang ada pada suatu desa. Selain itu pengembangan suatu desa wisata diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat lokal. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tentang penerapan konsep Community Based Tourism (CBT) untuk mencapai pengelolahan destinasi wisata secara berkelanjutan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekaan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara secara langsung dan menggunakan platform media online, observasi, dan dokumentasi. Identifikasi penerapan konsep Community Based Tourism (CBT) dengan tiga tahapan yakni  mereduksi data, menyajikan data dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan pengelolaan destinasi wisata di Desa Burai, Ogan Ilir berawal dari inisiatif masyarakat lokal yang disebut dengan local hero yang kemudian mengajak masyarakat lainnya untuk berpartisipasi dalam mengembangkan desa wisata dan menggali potensi wisata yang ada, membentuk lembaga atau kelompok masyarakat untuk mengelolah destinasi wisata, melakukan kegiatan konservasi lingkungan dan membuat beberapa usaha masyarakat lokal.