This Author published in this journals
All Journal IMAJI
pinasthi anindita
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

MUSEUM BATIK YOGYAKARTA anindita, pinasthi; bharoto, bharoto; hartuti, sri
IMAJI Vol 3, No 4 (2014): jurnal IMAJI - Oktober 2014
Publisher : IMAJI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1259.451 KB)

Abstract

Kerajinan batik merupakan kerajinan khas Indonesia yang merupakan warisan budaya lokal dan menjadi warisan budaya yang wajib dilestarikan. Minat masyarakat terhadap batik meningkat setelah UNESCO menetapkan batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Non-Bendawi (Masterpieces of The Oral and Intangible Heritage of Humanity) pada tanggal 2 Oktober 2009 dan setiap tanggal tersebut diperingati hari Batik Nasional, hal inilah yang membuat sebagian masyarakat Indonesia dari berbagai suku semakin gemar memakai batik pada acara formal maupun non formal. Yogyakarta sebagai kota yang mengedepankan seni batik sebagai ikon tradisi yang sangat dikagumi oleh wisatawan mancanegara maupun wisatawan lokal sudah memiliki wadah yang menaungi kegiatan preservasi, konservasi dan penelitian yaitu Museum Batik yang terletak di Jl. Dr. Sutomo 13A. Berdasarkan wawancara dengan Eko selaku Humas Museum Batik Yogyakarta pada 25 April 2014, saat ini museum masih belum bisa memaksimalkan penyajian pameran dikarenakan keterbatasan ruang untuk memamerkan batik yang ada. Maka ruang untuk memamerkan koleksi batik dalam museum dilakukan dengan pendekatan media pamer yang akan dipakai dalam setiap koleksi batik berdasarkan tema dan alur cerita.
MUSEUM BATIK YOGYAKARTA pinasthi anindita; bharoto bharoto; sri hartuti
IMAJI Vol 3, No 4 (2014): jurnal IMAJI - Oktober 2014
Publisher : Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1259.451 KB)

Abstract

Kerajinan batik merupakan kerajinan khas Indonesia yang merupakan warisan budaya lokal dan menjadi warisan budaya yang wajib dilestarikan. Minat masyarakat terhadap batik meningkat setelah UNESCO menetapkan batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Non-Bendawi (Masterpieces of The Oral and Intangible Heritage of Humanity) pada tanggal 2 Oktober 2009 dan setiap tanggal tersebut diperingati hari Batik Nasional, hal inilah yang membuat sebagian masyarakat Indonesia dari berbagai suku semakin gemar memakai batik pada acara formal maupun non formal. Yogyakarta sebagai kota yang mengedepankan seni batik sebagai ikon tradisi yang sangat dikagumi oleh wisatawan mancanegara maupun wisatawan lokal sudah memiliki wadah yang menaungi kegiatan preservasi, konservasi dan penelitian yaitu Museum Batik yang terletak di Jl. Dr. Sutomo 13A. Berdasarkan wawancara dengan Eko selaku Humas Museum Batik Yogyakarta pada 25 April 2014, saat ini museum masih belum bisa memaksimalkan penyajian pameran dikarenakan keterbatasan ruang untuk memamerkan batik yang ada. Maka ruang untuk memamerkan koleksi batik dalam museum dilakukan dengan pendekatan media pamer yang akan dipakai dalam setiap koleksi batik berdasarkan tema dan alur cerita.