Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

The Treatment of Phenol in Batik Wastewater by TiO2 -Copper Oxide (CuO And Cu2O) Photocatalyst Afifah, Dini Nur; Riyani, Kapti; Setyaningtiyas, Tien; Hasanah, Yeti Rusmiati; Mufarij, Adam
Jurnal Kartika Kimia Vol 5 No 1 (2022): Jurnal Kartika Kimia
Publisher : Department of Chemistry, Faculty of Sciences and Informatics, University of Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/jkk.v5i1.110

Abstract

Phenol is an organic material in batik waste that must be processed before disposal because it is carcinogenic and can reduce dissolved oxygen levels. The method used to treat phenol is Advanced Oxidation Process (AOPs). The AOPs method is a waste treatment technology with free radicals to degrade pollutants into CO2 and H2O. Oxidizing agents are hydroxyl radicals (•OH) produced by certain materials, one of which is TiO2. Although proven capable of degrading organic pollutants, the use of TiO2 still encounters a reasonably significant band gap energy constraint for TiO2 (3.2 eV). The modifications carried out in this study were the addition of copper (Cu) dopants to reduce the TiO2 band gap and electron trapping to prevent electron and hole recombination. The synthesis of TiO2-Cu oxide was carried out by deposition method using TiO2 and CuCl2.5H2O as Cu precursors. The results showed that the addition of Cu to TiO2 reduced the band gap energy up to 2.25 eV. The data showed that phenol treatment using TiO2:Cu (98:2) for 6 hours at pH 2, under the influence of a tungsten lamp, could reduce phenol up to 98.03%. The photodegradation process with TiO2:Cu ratio and the same pH can occur more quickly with a UV lamp for 2 hours. The amount of phenol that can be degraded under these conditions is 98.23%. Keywords: Phenol, TiO2, TiO2 doped Cu Oxide
Pelatihan Pengembangan Produk Yoghurt Susu Kambing bagi Anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Desa Bawang-Banjarnegara Savitri, Puput Wahyu Nita; Salsabila, Nur Hajidah; Naryamajatti, Arjunaatha Tyaga; Ibrahim, Darda; Lestari, Gita Ayu; Saputri, Wulan Yulia Eka; Mufarij, Adam; Vivianti, Annisa Agustina; Afifah, Dini Nur
E-Dimas: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 15, No 2 (2024): E-DIMAS
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/e-dimas.v15i2.16571

Abstract

Desa Bawang termasuk ke dalam daerah administratif Kecamatan Bawang, Kabupaten Banjarnegara. Salah satu permasalahan penting yang diangkat dalam kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini (PkM) adalah tingginya angka pengangguran. Data survei menunjukkan bahwa sebanyak 275 orang belum bekerja dan 237 lainnya memilih menjadi rumah tangga. Salah satu penyebab tingginya kasus pengangguran di Desa Bawang adalah keterbatasan peluang kerja di Banjarnegara, sehingga persaingan dunia kerja menjadi sangat ketat. Melihat pada kondisi tersebut, maka penciptaan peluang kerja baru dapat dipandang sebagai salah satu upaya yang tepat untuk mengurangi angka pengangguran di Desa Bawang. Dalam kegiatan PkM ini, diusulkan pengembangan produk usaha berupa yoghurt susu kambing. Pemilihan susu kambing sebagai bahan baku didasarkan pada fakta bahwa terdapat kelimpahan bahan baku susu kambing di Desa Bawang. Selama ini anggota koperasi peternak kambing Bima Lukar mampu memproduksi susu dengan kapasitas 20L/hari, hanya saja masih terdapat keterbatasan dalam teknologi penyimpanan dan pengolahan. Melihat hal tersebut, maka pemanfaatan susu kambing sebagai yoghurt diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi anggota koperasi peternak kambing perah dalam penyediaan alternatif model penyimpanan susu dengan teknik fermentasi sekaligus meningkatkan keterampilan anggota koperasi dan KWT Desa Bawang (Srikandi, Bawang Ceria, Berkah Jaya) dalam diversifikasi produk usaha berbahan dasar susu kambing. Transfer informasi, pengetahuan, dan teknologi pada kegiatan PkM dilakukan dengan metode simulasi ipteks mengenai produksi yoghurt dari susu kambing dengan teknik fermentasi. Pelaksanaan PkM dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama adalah workshop ekonomi kreatif untuk meningkatkan antusiasme masyarakat dalam kegiatan berwirausaha. Sesi kedua adalah praktek produksi yoghurt. Hasil evaluasi dalam bentuk pre test,  post test, dan kuisioner menunjukkan bahwa terdapat peningkatan minat berwirausaha dari kelompok sasaran dengan ragam antara 19-40%. Keterampilan masyarakat sasaran dalam pengolahan susu kambing meningkat sebanyak 38.63%.