Pemanfaatan bahan pakan udang yang murah dan berkualitas perlu dilakukan untuk menekan biaya produksi pada usaha budidaya udang vaname. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh jenis cairan rumen dalam fermentasi limbah sayur sebagai bahan pakan terhadap retensi protein dan kadar glikogen udang vannamei (Litopenaeus vannamei). Cairan rumen yang digunakan adalah cairan rumen sapi dan kambing yang diperoleh dari RPH Sungguminasa Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Cairan rumen diambil dari isi rumen dengan cara filtrasi (penyaringan dengan kain katun) kondisi suhu 4ºC. Limbah sayur (sawi, wortel, kol) dipotong-potong kecil kemudian dimasukan kedalam kantong pelastik masing-masing sebanyak 2 kg, lalu ditambahkan cairan rumen sapi dan cairan rumen kambing masing-masing sebanyak 3% dari berat limbah sayur dan diinkubasi selama 4 hari. Limbah sayur yang sudah difermentasi, diblender dan diayak hingga menjadi tepung. Selanjutnya diformulasi dengan bahan lain hingga menjadi pakan (pellet) udang vaname. Udang vaname (PL32) dipelihara dalam akuarium ukuran 50 x 50 x 60 cm dengan kepadatan 40 ekor/wadah (1 ekor/L) dan diberi pakan uji sebanyak 5% dari biomassa selama 30 hari dengan frekuensi pemberian 3 kali sehari. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan A (pakan tanpa penambahan tepung limbah sayur), perlakuan B (pakan dengan tepung limbah sayur terfermentasi cairan rumen sapi), dan perlakuan C (pakan dengan tepung limbah sayur terfermentasi cairan rumen kambing). Hasil penelitian menunjukkan pemberian pakan dengan tepung limbah sayur terfermentasi cairan rumen sapi (perlakuan B) mampu meningkatkan retensi protein dan kadar glikogen udang vannamei masing-masing sebesar 81.03% dan 30.50%.