Kecamatan Pasongsongan merupakan penghasil perikanan tangkap terbesar ketiga di Kabupaten Sumenep setelah Kecamatan Sapeken dan Raas. Potensi perikanan tersebut mampu memberikan kontribusi terhadap nilai PDRB. Dalam arahan RTRW Kabupaten Sumenep, Kecamatan Pasongsongan ditetapkan sebagai pusat kawasan minapolitan. Namun, sampai saat ini masih belum ada tindak lanjut dari proses pengembangannya. Saat ini ditemui kondisi TPI yang belum optimal dalam kegiatan pemasaran, kegiatan penangkapan serta kapal dan alat tangkap yang masih bersifat tradisional, kurangnya sarana dan prasarana pendukung seperti cold storage dan pabrik es, kurangnya pelayanan SPBN dalam menyediakan bahan bakar nelayan, dan masih adanya sistem ijon dalam kegiatan distribusi ikan hasil tangkapan. Permasalahan tersebut bisa berdampak terhadap menurunnya kesejahteraan nelayan dan pertumbuhan ekonomi wilayah. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengembangan kawasan minapolitan berbasis perikanan tangkap di Kecamatan Pasongsongan. Metode analisis yang digunakan adalah analisis delphi dengan responden sejumlah 8 responden. Terdapat 26 variabel yang digunakan dalam analisis delphi. Didapatkan 26 faktor yang mempengaruhi pengembangan kawasan minapolitan berbasis perikanan tangkap di Kecamatan Pasongsongan, di antaranya adalah sumber daya alam, sumber daya manusia, jaringan listrik, jaringan air bersih, jaringan persampahan, jaringan telekomunikasi, pelabuhan perikanan, TPI, cold storage, pabrik es, SPBU/SPDN, gudang pengepakan, docking/bengkel, mesin dan alat tangkap, lembaga masyarakat dan pemerintah, ketersediaan pasar, kegiatan distribusi, permodalan, ketersediaan dan kondisi jaringan jalan, pengolahan hasil perikanan, kontribusi pembiayaan, kebijakan pemerintah, pembinaan iklim usaha, dan pembinaan sumber daya manusia.