p-Index From 2020 - 2025
0.444
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Teknik ITS
Kurniawansyah, Firman
Departemen Teknik Kimia Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pra-Desain Pabrik Amonia Menggunakan Bahan Baku Batubara Melalui Proses Gasifikasi Ariq, OK Ahmad; Nurrahmadhanti, Bunga Widiana; Kurniawansyah, Firman; Mahfud, Mahfud
Jurnal Teknik ITS Vol 12, No 3 (2023)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v12i3.118973

Abstract

Amonia menjadi salah satu bahan kimia yang cukup penting dalam industri kimia, karena kandungan nitrogen yang tinggi, amonia banyak digunakan sebagai bahan dasar pupuk, selain itu amonia juga digunakan pada berbagai industri seperti pada refrigeration system, dan berbagai industri kimia yang lainnya. Permintaan dunia diperkirakan mengalami kenaikan sebesar 3,2% setiap tahunnya. Untuk memproduksi amonia sumber nitrogen biasanya diperoleh dari udara, sedangkan hidrogen diperoleh dari gas alam. Permasalahannya adalah menipisnya cadangan gas alam di dunia, mengingat gas alam merupakan sumber daya tidak terbarukan. Sumber hidrogen lain yang dapat digunakan adalah batubara. Sementara itu produksi batubara terus meningkat di Indonesia. Amonia dari batubara melalui beberapa tahapan proses yaitu Coal Pre-treatment Unit, Gasification Unit, Water Gas Shift Unit, COS Hydrolysis Unit, Acid Gas Removal Unit, Ammonia Synthesis Unit, Purification Unit. Rencana pendirian pabrik ini akan dilakukan selama dua tahun dengan umur pabrik selama 20 tahun. Untuk memproduksi amonia sebanyak 290.000 ton/tahun, diperlukan operating expenditures (OPEX) sebesar $207.796.002 dengan capital expenditures (CAPEX) sebesar $40.940.232, total penjualan sebesar $277.757.568. Sumber dana investasi berasal dari modal sendiri sebesar 40% dan modal pinjaman sebesar 60%. Berdasarkan analisa ekonomi, Internal Rate of Return (IRR) pabrik ini sebesar 25,43% dengan bunga sebesar 8% per tahun. Sedangkan untuk Net Present Value (NPV) yang bernilai positif.
Desain Pabrik Alginat dari Rumput Laut Cokelat Jenis Sargassum Crassifolium dengan Jalur Asam Kapasitas 2205 Ton Per Tahun Pradiptaningtyas, Anggoro Admojo; Leegstra, Handly Michael Backer; Kurniawansyah, Firman
Jurnal Teknik ITS Vol 14, No 1 (2025)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v14i1.147796

Abstract

Rumput laut cokelat atau sargassum sp merupakan salah satu jenis dari 3 jenis rumput laut. Pada rumput laut cokelat terdapat senyawa alginat yang sering digunakan sebagai pengental dalam industry makanan, kosmetik, obat, hingga industry kertas dan cat. Kebutuhan alginat di Indonesia sendiri diestimasikan naik 2,9 % tiap tahunnya. Alginat ini sendiri belum diproduksi di Indonesia dan seluruh kebutuhan dalam negeri bergantung pada impor alginat dari luar negeri. Tentunya hal ini kurang berdampak baik karena Indonesia mengekspor rumput laut (bahan mentah) yang harganya murah dan mengimpor produk jadi alginat yang harganya lebih mahal. Padahal Indonesia sendiri diyakini mampu untuk memproduksi sendiri alginat untuk kebutuhan dalam negeri. Untuk memproduksi alginat ini diperlukan beberapa tahapan, diantaraya adalah size reduction, acid treatment, formaldehyde treatment, alkaline extraction, separation, bleaching, precipitation, dan dewatering. Dalam pendirian pabrik ini akan direncanakan untuk menghasilkan 2.205 ton alginat per tahun. Pabrik ini akan dibangun di Kota Bitung, Sulawesi Utara dengan mempertimbangkan beberapa aspek seperti ketersediaan bahan baku, utilitas, iklim, cuaca, dan ketersediaan lahan. Proses dari produksi ini meliputi 3 tahap utama, yakni pre-treatment, ekstraksi, dan proses pengeringan. Pada aspek ekonomi pabrik ini memiliki Internal Rate of Return IRR = 22,12% yang sudah diatas bunga bank yang sebesar 9,95%. Selanjutnya Pay Out Time (POT) selama 3,77 tahun. Nilai BEP 77,07%. Nilai BEP dibawah dari 100% ini berarti bahwa nilai jual produk alginat per taunnya melebihi dari nilai ongkos produksi alginat sehingga hal ini sangat baik dan terakhir nilai NPV sebesar Rp. 232.018.644.824,6.