Abstrak—BPBD Pekalongan mengungkapkan bahwa sebayak tujuh kecamatan di daerah Pegunungan Kabupaten Pekalongan dinilai rawan longsor. Hasil integrasi data geologi, morfologi, dan geofisika geolistrik resistivitas ini bertujuan untuk mengetahui persebaran dan volume stable & unstable zone sebagai pengontrol mass-movement, arah bidang gelincir, delineasi zona rawan longsor sehingga mampu dilakukan mitigasi berkelanjutan di daerah yang rawan terdampak tanah longsor. Berdasarkan data geologi, Pekalongan memiliki stratigrafi berupa Alluvium, Lava Andesit dan Klastika gunung api. Data morfologi menunjukkan kemiringan lereng sebesar 0-35% dan data curah hujan rata-rata daerah Pekalongan pada tahun 2013-2017 mencapai 2000 mm/tahun. Berdasarkan hasil data geolistrik konfigurasi dipole-dipole dengan 12 lintasan berarah Barat Laut-Tenggara dan panjang 280 meter diinterpretasikan terdapat 3 litologi batuan berupa andesit (>800 Ω.m) sebagai bedrock yang bersifat resisten (stable), dan Klastika Gunung Api (34.5–50 Ω.m) serta alluvium (<34.5 Ω.m) yang diidentifikasi sebagai batuan non-resisten (unstable). Pemodelan 3D geolistrik mendapatkan informasi berupa kemiringan bidang gelincir yang berarah Utara-Selatan dan volume unstable zone sebesar 64.620.680 m3. Hasil integrasi data menunjukkkan bahwa daerah penelitian memiliki kemiringan lereng searah dengan bidang gelincir (utara-selatan) sehingga berpotensi terjadi tanah longsor sehingga perlu dilakukan program mitigasi lanjutan khususnya pada area selatan kavling penelitian. Kata kunci — Bidang Gelincir, Geolistrik, Mitigasi, Resistivitas, Tanah Longsor