Abstract: This article focuses on how Christian ethics serves as a guide for the morality of the congregation amidst the AI era, which can trap everyone in deviant behavior due to digital algorithms that do not distinguish between right and wrong information. Based on these fundamental principles, this topic is examined by the researcher by posing questions such as: What are the foundations of Christian ethics in dealing with technology? Through a methodological literature approach that emphasizes critical analysis of theological literature, this method was chosen because theological-ethical research does not rely solely on empirical experiments, but rather on conceptual reflection and hermeneutical analysis of biblical texts, as well as contemporary research findings on AI and ethics. The findings of this study reveal that the fundamental principle of Christian ethics is rooted in the understanding that all human actions, including the use of technology, must reflect wisdom derived from God. Therefore, the church cannot be a passive observer of technological developments but must be a critical prophetic voice against the misuse of AI that threatens human dignity. Because, in essence, the prophetic voice of the church is calling for the restoration of integrity and honesty in the digital space. Abstrak: Artikel ini berfokus pada bagaimana etika Kristen menjadi panduan bagi moralitas jemaat ditengah era zaman AI yang dapat membuat setiap orang terjebak pada perilaku penyimpangan karena algoritma digital yang tidak memandang benar atau tidaknya sebuah informasi. Atas dasariah itulah maka topik ini dikaji oleh peneliti dengan mengajukan rumusan pertanyaan seperti apa dasar etika Kristen dalam menyikapi digital? Melalui pendekatan metodologis literatur yang menekankan pada telaah kritis terhadap literatur teologis, metode ini dipilih karena penelitian teologis-etis tidak bertumpu pada eksperimen empiris semata, melainkan pada refleksi konseptual dan analisis hermeneutis terhadap teks-teks Alkitab, serta hasil penelitian kontemporer tentang AI dan etika. Hasil temuan kajian ini mengungkapkan bahwa prinsip dasar etika Kristen berakar pada pemahaman bahwa seluruh tindakan manusia, termasuk dalam menggunakan digital, harus mencerminkan hikmat yang berasal dari Allah. Oleh sebab itu, gereja tidak boleh hanya menjadi pengamat pasif terhadap perkembangan digital, tetapi harus menjadi suara kenabian yang kritis terhadap penyalahgunaan AI yang mengancam martabat manusia. Karena sejatinya, suara profetis gereja adalah menyerukan pemulihan integritas dan kejujuran dalam ruang digital.